Selamat Tinggal

6K 229 0
                                    

"Apa yang ka—mu deng—ar?" ucap Epril dengan terbata karena Irsyad sudah tiba didepannya berdiri tanpa menginjakkan tubuhnya di Kasur milik Epril.

"Kamu mencintai Steve?"

Dengan cepat Epril menganggukan kepalanya supaya orang didepannya ini tahu jika dirinya mencintai orang lain dan ia tidak bisa berbuat macam-macam dengannya.

"Bohong!"

"Kamu tidak mencintainya. Bilang seperti itu!"Pekiknya dengan tajam.

"Ak—u mencintai Steve, Syad"

Irsyad mendengarkan jawaban yang tidak sesuai dengan perintahnya hanya bisa tertawa sinis lalu mengejeknya dengan tatapannya.

"Apa aku harus memaksamu melakukannya agar kamu menyadari siapa yang kamu cintai, Epril?" Irsyad mulai mendekati Ranjang Epril lalu mendudukinya. Epril semakin takut lalu mengeratkan selimutnya.

"Menja-uhlah, Syad"Jawab Epril pelan dengan nada takutnya.

Irsyad menggeser tempat duduknya semakin mendekat dengan wajah Epril. "Panas ya, pril. Hatiku panas sekali mendengarkan ucapanmu tadi dengan Rani. Dan sekarang tubuhku panas sekali melihatmu yang hanya tidur menggunakan bra dan celana pendekmu"

Epril kembali menarik selimutnya sampai lehernya dan menguatkan pegangan selimutnya saat mendengar pria didepannya ini mengucapkan hal yang membuat epril takut bahkan takutnya melebihi saat tadi Steve menanyakan hal ini.

Irsyad meraih tangan Epril yang sedang memegang selimutnya dengan erat. Epril yang melihat tangannya di raih oleh Irsyad langsung membuka matanya lebar. Irsyad mendekatkan wajahnya dengan wajah Epril. Epril bisa merasa nafas Irsyad sudah panas dihadapannya. Irsyad mengecup kening Epril. Epril memejamkan matanya dan menahan air matanya. Epril merasa ini adalah ciuman terakhir yang diberikan oleh Irsyad dengan tulus.

Irsyad mendekatkan bibirnya pada bibir Epril. Epril berusaha sekuat tenaga untuk bisa menahan dan jika bisa mendorong Irsyad agar menjauh dari dirinya. Tetapi tenaganya kalah dengan tenaga Irsyad.

"Aku selalu percaya dengan kamu tidak akan melakukan hal ini, syad. Aku selalu percaya dengan kamu tidak akan melakukan hal yang tidak dilakukan sebelum pernikahan. Aku yakin sekali hal itu. Kamu juga tidak akan melakukan hal itu kepada seorang wanita yang tidak mencintaimu kan?"

Dengan keberanian entah darimana Epril bisa mengucapkan hal tersebut. Dan Irsyad yang mendengarkannya langsung memundurkan wajahnya dan melepaskan tanganya dari tangan Epril.

"Aku mencintai Steve, Syad. Aku tidak mencintaimu lagi. Dulu memang aku mencintaimu tetapi entah mengapa perasaan itu sekarang hilang. Dan namamu sekarang tergantikan oleh nama Steve. Aku sangat senang kamu sudah mendengar ucapanku dengan Rani. Dengan begitu aku tidak perlu mengucapkannya lagi, bukan?"

Irsyad mengepal tangannya kuat. Epril melihat Irsyad rahangnya sudah mengeras. Dan matanya yang sedari tadi menatap Epril dengan tatapan nafsu dan tatapan ingin memilikinya seakan hilang. Ia membuang tatapannya pada dinding kamar Epril.

"Bohong!"

"itu benar, Syad. Aku akan menikah dengan Steve"

Irsyad dengan cepat menoleh lalu menatap Epril dengan datar. "kamu hanya mencintaiku, Pril. Kamu pandai sekali berakting, ya?"lalu tertawa sekilas.

"Aku tidak sedang berakting. Aku tidak mencintaimu lagi"Bantah Epril dengan tegas.

"Baik, Akan aku kunci jawabanmu. Jika kamu berbohong, aku akan mengambilmu disaat hari pernikahan kamu dengan steve. Oh tidak, kita akan menikah secara bersamaan, bukan? Dengan mudahnya aku bisa mengambilmu saat nanti"

"Aku tadi tidak akan melakukan hal itu memang Pril. Tetapi saat mengetahui kau berbincang dengan steve walaupun tubuhmu tertutup oleh selimut aku terbawa oleh emosiku. Aku minta maaf. Terima kasih sudah menyadarkanku. Aku akan melakukan hal itu setelah menikah dengan wanita yang mencintaiku, Pril. Sekarang, aku tahu jika katanya kamu tidak mencintaiku. Maka mulai saat ini berjanjilah kepadaku kau tidak akan mencintaiku dan akan berbahagia dengan Steve. Jika kau melanggar janji tersebut jangan salahkan aku jika nanti aku menukarkan pengantin prianya atau menukar pengantin wanitanya atau bahkan kau menyesal dengan pilihanmu itu dan tidak akan bisa bertemu denganku lagi"

Irsyad menaruh tangannya di kepala Epril. Epril hanya bisa memejamkan matanya. Meyakinkan dengan ucapannya dan konsekuensi yang akan dia dapatkan dari apa yang ia ucapkan. "Aku berjanji"

Tanpa melepas tangannya dikepala Epril. "Aku memegang janjimu. Aku menyayangimu" lalu Irsyad melepaskan tangannya dan meninggalkan Epril.

"Jangan menggunakan pakaian dalam saat tertidur, baik Tanktop ataupun bra"Setelah mengucapkan hal yang membuat Epril malu ia menutup pintunya.

Bahkan irsyad sudah mengganti salam perpisahannya dengan menyayangimu bukan lagi mencintaimu. Ucap Epril dengan menahan rasa sedihnya. Ia segera beranjak dari Ranjangnya lalu memasuki kamar mandi.

Classy BoysWhere stories live. Discover now