"Chagi, ayo cepat!!! Kita harus ke sana sekarang!!!" HoSeok terus-terusan menarik tanganku dengan kuat. Seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen kapas.
"Sabar oppa !!! Aku sedang memilih baju!!! Bisakah kau tenang sebentar?!" aku melepaskan tangan HoSeok dari genggaman tanganku. Dan lihatlah! Ia mulai mempoutkan bibirnya-_- huh...pria ini.
Aku mencoba untuk menghiraukan pria absurd yang satu ini. Dan kembali fokus melihat berbagai model baju atasan yang tengah berjajar dengan rapi.
Tanganku masih sibuk memilih satu persatu baju yang akan kubeli. Hingga akhirnya, aku menemukan baju atasan yang kurasa cukup cocok dengan style ku. Kemeja kotak-kotak yang ukurannya cukup besar untuk tubuhku, dengan perpaduan warna merah+hitam dan berlengan panjang. Aku mencoba menempelkan kemeja itu pada tubuhku. Ternyata kemeja itu panjangnya hingga bawah lututku.
Aku tersenyum, lalu membalikkan badanku. Menatap HoSeok dengan mata berbinar, "Oppa, bagaimana?? Cocok tidak denganku?" aku tersenyum tipis menatap priaku ini.
HoSeok hanya menggembungkan pipinya, lalu mengangguk perlahan, "Iya, cocok sekali. Huftt...ayolah, chagi. Kita harus pergi ke toko seberang sekarang!! Sebelum aku kehabisan kacamata impianku!!!" HoSeok tidak menarik tanganku, malah menarik-narik ujung jaket kulit yang kukenakan.
"Aishhh...tapi aku masih mau di sini!!!" untuk kesekian kalinya. Kami bertengkar lagi di toko baju. Penjaga toko hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. Penjaga toko wanita itu lalu melangkah, meninggalkan kami berdua yang sibuk mendebatkan hal yang bahkan tak penting sama sekali.
Kami memang selalu seperti ini. Setiap sabtu sore, aku akan mengajak HoSeok (secara paksa) untuk menemaniku pergi ke toko baju. Aku memang suka sekali berbelanja, karena aku tidak ingin dibilang ketinggalan style dengan baju yang begitu-begitu saja.
"Ayolah, chagi. Hanya tinggal 10 buah lagi. Aku harus membelinya sebelum kehabisan!" HoSeok kembali menarik jaket kulitku. Argh...menyebalkan.
"Ayolah, chagi-ah..heung..heung.." HoSeok mulai mengeluarkan jurus aegyo nya. Sungguh menyebalkan pria ini. Ia sangat tahu kelemahanku. Ingin sekali aku....arghh menciumnya.
Aku menghembuskan napas dengan kasar, "Hufftt..baiklah. Kau selalu menang, oppa!"
HoSeok tersenyum bahagia. Lalu mengecup bibirku sekilas. Aku spontan membulatkan mataku.
"Oppa!! Dasar byuntae!!! Kau pikir ini dimana, huh?!" aku memukul bahunya dengan kuat berkali-kali.
HoSeok meringis kecil, lalu mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Aku tahu kelemahanmu, chagi" ucap pria itu cengengesan.
Aku hanya memutar bola mata dengan malas. Lalu, berjalan mendahului HoSeok menuju kasir
---
"Ini kacamata yang kau tangisi tadi, oppa?" aku menatap kacamata bermerek 'prada' yang tengah HoSeok pegang.
"Jangan berlebihan. Aku bahkan tidak menangis sama sekali," HoSeok menatap kacamata di genggamannya itu dengan tatapan berbinar. Lalu, memberikannya pada pelayan toko agar dibungkus.
Aku tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandanganku pada sebuah cermin besar di sisi kiriku.
"Wahh...di toko kacamata ada cermin sebesar itu?"
"Jangan seperti anak desa, chagi. Tentu saja ada." HoSeok memberikan creditcard nya pada pelayan toko.
Aku mendengus. Gadis desa katanya? Aku tak menghiraukan ucapan HoSeok, lalu berjalan menuju cermin besar itu. Lalu, ide itu tiba-tiba saja muncul. Aku mengeluarkan smartphone dari dalam saku jaketku, lalu mencari aplikasi penangkap gambar di sana.
"Oppa, kesini!!" aku melambaikan tanganku pada HoSeok, mengisyaratkan pria itu agar menghampiriku.
HoSeok menghampiriku, "Kenapa?? Kau mau selca disini?! Ahh...yang benar saja!" HoSeok mendengus, melipatkan kedua tangan di depan dada.
Aku tersenyum remeh padanya, "Iya. Kenapa? Kau tak mau, oppa?! Kalau begitu aku saja ya-"
"Tentu saja aku mau!!!" HoSeok mendekatkan tubuhnya padaku.
Aku tertawa puas. Mana mungkin priaku yang satu ini menolak untuk berselca.
"Baiklah. Kali ini, ayo kita berpose aneh oppa. Aku akan menghitung 1 sampai 3. Saat aku bilang '3', berposelah seabsurd-absurd nya. Kau mengerti?" aku bersiap memegang ponsel pintarku dengan nyaman.
"Tentu, chagi. Ini keahlianku. Tenang saja!!"
"Baiklah. 1...2...3..."
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
~cekrek~
"Hahahahaha..." aku tertawa puas, begitu juga dengan HoSeok. Pria itu mengacak puncak kepalaku pelan. Apakah ini takdir atau semacamnya? Kami berdua sama-sama manusia absurd yang disatukan. Mungkin bisa dibilang 'absurdcouple'??
Entahlah. Tapi, hanya satu yang aku tahu. Bahwa aku mencintai pria absurd yang satu ini. Dia...Jung HoSeok.
"Ayo, kita pergi dari sini. Aku lapar, chagi." HoSeok merangkul bahuku, mengusapnya dengan lembut.
Aku telah selesai memasukkan foto tadi ke dalam akun instagram ku. Aku tertawa pelan, lalu mengangguk.
"Aku juga. Ayo, oppa." Aku tersenyum, lalu merangkul pinggang pria itu.
Lalu melanjutkan acara jalan-jalan kami, di sore hari yang indah itu.
~FIN~
Yuuhhuuuuu~~~ Gimana gaes?!! Rada absurd yee ceritanya-_- i know😂😂
Jangan lupa VoMent guyss I need your VoMent, karena aku butuh bgt semangat dari kalian buat bisa nulis dengan lebih baik lagi (kritik dan saran juga diterima dgn senang hati)