Part. 3 : Worried or Jealous?

1.7K 120 17
                                        

.

.

.

When it comes to you...
There's no crime...

***

Aku paling benci jam olahraga. Belum lagi outdoor. Padahal, sekolah ini punya sport centre yang cukup besar. Aku menggerutu.

Kami berkumpul di lapangan yang letaknya tepat ditengah area sekolah. Lapangan ini luas dan dikelilingi bangunan tiga lantai yang notabene adalah deretan kelas-kelas.

Suasana panas tak begitu terasa, karena untungnya sinar matahari tertutup pohon hijau nan rindang yang menyejukkan.

Materi kali ini adalah lari. Jadi, kami akan disuruh melakukan lari sprint, estafet, hingga lari keliling lapangan. Menyebalkan!

Lee ssaem meniup peluit dengan keras. Kami beratur membuat 4 baris menghadapnya.

"Semuanya! Lakukan pemanasan!"

Lee ssaem membelakangi kami. Badannya yang tinggi tegap dan berisi itu menginstruksikan gerakan-gerakan pemanasan untuk kami ikuti.

"Ah, jengkel sekali! Kulitku pasti memerah setelah ini."

Aku melirik Samuel yang berdiri di sebelahku dengan tatapan mematikan. Ia mengerti dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Ngomong-ngomong, kau tidak ikat rambut? Panas, loh." Samuel berbicara lagi.

Aku hanya diam menatap ke depan. Ucapannya tidak salah. Sebenarnya, aku juga mulai merasa panas. Aku bahkan bisa merasakan titik-titik air dileherku. Padahal ini baru pemanasan.

Aku lupa bahkan untuk sekedar menguncir rambut karena bangun terlambat tadi. Aku harus berangkat pagi-pagi karena tidak mau diantar TaeHyung dan lebih memilih untuk naik bus.

Aku sudah melakukannya beberapa hari belakangan. Ini semenjak kejadian itu. Alasannya, aku hanya...merasa tak nyaman tiap kali melihatnya.

"Tapi, aku tak punya karet. Mau kucarikan?" Samuel tak kunjung menutup mulutnya meski aku hanya diam dari tadi.

"Tak perlu. Lebih baik kau diam. Kau itu seperti nenek-nenek." Jawabku tanpa menatapnya. Aku fokus pada gerakan yang ditunjukkan Lee ssaem di depan.

Sayup-sayup aku bisa mendengar Samuel terkikik geli. Aku kadang berpikir kalau dia memang orang aneh. Atau mungkin idiot?

Setelah pemanasan, kami diharuskan berlari keliling lapangan sebanyak 7 kali. Aku menyumpah dalam hati. Ini benar-benar melelahkan. Sialnya, ini baru putaran kedua.

Aku hampir mati saat putaran ketujuh selesai. Lee ssaem menyuruh kami untuk istirahat sebentar di tepi lapangan, kemudian pergi entah kemana setelah berkata bahwa ia akan datang sepuluh menit lagi dengan peralatan estafet.

Aku memperhatikan sekitar. Beberapa dari mereka malah pergi ke arah kantin. Ada juga yang memilih tetap di sini sesuai dengan perintah Lee ssaem.

Aku sendiri memilih untuk mendudukkkan diriku di bawah pohon rindang dekat sudut lapangan. Kuluruskan kedua kaki yang terasa sedikit sakit. Aku memang paling lemah kalau soal olahraga.

Mataku terantuk pada sebatang ranting yang agak panjang didekatku. Aku mengambilnya, lantas mencoret-coret tanah dengan bentuk-bentuk yang tak jelas. Mungkin ini yang namanya bocah tak punya kerjaan.

Persis seperti anak gembel.

Tess! Aku merasakan dingin dipipiku. Aku memutar bola mata, dan mendapati sebotol air mineral dingin menempel dipipiku.

BTS FANFICTION (방탄소년단의 팬픽션)Место, где живут истории. Откройте их для себя