SHORT STORY
Romance - Slice of Life
.
.
"JungKook, aku merindukanmu," aku menangis. Untuk yang kesekian kalinya. Sudah 2 tahun lamanya. Aku dan pria itu. Jeon JungKook namanya. Hanya berhubungan lewat sambungan telepon. Berbicara, tertawa, bahkan menangis bersama hanya lewat benda tipis berbentuk segi empat ini.
"Aku lebih merindukanmu, chagi. Bersabarlah..." suara JungKook terdengar sendu dari ujung sana. Selanjutnya, yang kudengar hanyalah hembusan napas kasar dari JungKook.
Ya. Kami melakukan hubungan jarak jauh. Sudah 2 tahun lamanya. Jarak kami yang terpisah antara Seoul dan New York, tak melunturkan cinta kami berdua. Jika dihitung-hitung, sudah 4 tahun kami berpacaran. Ya, kami berpacaran sejak memasuki tahun kedua di Senior High School. Lalu setelah lulus, Ayah JungKook ingin agar anaknya itu melanjutkan studi di Universitas terbaik di New York. JungKook tergolong anak yang pintar dan berprestasi di Sekolah. Jadi, bukanlah masalah baginya untuk bisa masuk ke Universitas di Negeri Paman Sam itu. Tentu saja, JungKook tak mungkin menolak keinginan Ayahnya. Kamipun sepakat untuk melakukan LDR (Long Distance Relationship) pada waktu itu, bahkan hingga sekarang.
"Chagi..."
"Hmm??" aku merutuki suaraku yang parau. Aku menahan nangis sejak tadi. Sial, JungKook pasti tahu.
"Jangan menangis... Aku tahu kau sedang menangis disana. Kau selalu memangis saat aku meneleponmu. Segitu rindunyakah kau padaku, hmm?" suara JungKook terdengar lirih, namun ada sedikit nada candaan disana.
"Yak!! Kau mau mati, ya?!?!" aku mencoba untuk menahan isakanku ini. Huh, aku benar-benar gadis cengeng.
"Merindukanku hmm?" tanya JungKook diseberang sana. Aku terdiam sebentar. Ingin rasanya aku berteriak 'IYA TUAN JEON YANG BODOH!!!! AKU SANGAT RINDU PADAMU!!'. Seandainya saja, jika aku bisa. Namun, tidak. Aku menelannya bulat-bulat.
Aku masih terdiam, hingga terdengar kekehan kecil dari JungKook diseberang sana, "Kkkk...aku tahu kau rindu padaku, chagi. Berhentilah gengsi seperti itu!"
Aku menutup rapat mataku. Sial. Pria ini tak mungkin tak tahu. Jika aku diam, maka itu artinya 'iya'. Aku masih terdiam sambil menatap langit-langit kamar, lalu memilin-milin selimut yang tengah membungkus tubuhku. Malam ini terasa sangat dingin.
"Chagi..."
"Ya, JungKook?"
"Aku..akan pulang besok"
10 detik.
20 detik.
30 detik.
"Chagi? Kau mendengarku? Kau baik-baik saja, kan?" suara JungKook terdengar khawatir. Aku masih terdiam. Mataku membulat dan mulutku menganga lebar. INI BUKAN MIMPI 'KAN?
"JungKook?" aku mulai membuka suara setelah hampir 2 menit.
"Ya, chagi?"
"K-kau...serius?!" suaraku mulai bergetar.
"Tentu. Tunggu aku di tempat biasa. Tempat dimana aku menyatakan perasaanku untuk yang pertama kalinya. Arghh...!!! Kau tahu? Aku ingin gila rasanya. Aku benar-benar merindukanmu...!!!!" suara JungKook terdengar frustasi.
Aku menutup mulutku rapat-rapat. Menatap langit kamar dengan tatapan menerawang.
"Chagi?? Kau masih di sana?"
VOUS LISEZ
BTS FANFICTION (방탄소년단의 팬픽션)
Fanfiction♤Kumpulan FanFic Oneshoot & Ficlet BTS♤ 《Imagine with BTS's members》 ♡Kim SeokJin■Kim NamJoon■Min YoonGi■Jung HoSeok■Park JiMin■Kim TaeHyung■Jeon JungKook♡ Don't forget to VoMent guys^^ Big♡♡♡
