Aku dan NamJoon saling menatap dan tersenyum bahagia. Ya, hari ini adalah tepat hari ke-730 kami hidup bersama sebagai sepasang suami-istri. Sudah 2 tahun lamanya, membuatku berpikir bahwa waktu berlalu begitu cepat. Kurasa seperti baru kemarin aku memakai gaun pengantinku dan NamJoon yang mengenakan tuxedo putihnya.
Aku menatap NamJoon dengan senyuman lebar, "HappyAnniversary yang ke-dua tahun juga, sayangku"
Aku mengalihkan pandanganku, menatap hamparan pantai Busan yang indah. Begitu juga dengan suamiku, NamJoon. Kami hanya terdiam sambil menatap ombak pantai yang menggulung, sambil duduk di bibir pantai beralaskan pasir putih. Tak lama kemudian, suara NamJoon kembali terdengar, "Apa kita hanya akan duduk disini? Kau tidak ingin melakukan sesuatu?"
Akupun menatap wajah NamJoon dengan intens. Lalu, tersenyum tipis, "Aku hanya akan duduk di sini, menikmati keindahan pantai bersamamu. Itu saja. Aku tidak mau yang lain!" NamJoon terkekeh kecil mendengar ucapanku yang sangat klise itu.
Kami kembali saling menatap dalam diam, namun dengan raut bahagia yang tercetak dengan jelas di wajah kami. Kami saling melempar senyum, angin pantai yang menerbangkan rambut panjangku tak kuhiraukan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau yakin? Kita hanya akan duduk seperti ini? Bukankah banyak hal yang bisa kita lakukan?" NamJoon merapatkan tubuhnya padaku, lalu merangkul bahuku sambil mengusapnya pelan.
Aku menautkan kedua alisku, "Memangnya apa yang bisa kita lakukan di pantai seperti ini?"
"Hmm..berenang misalnya? Aku ingin melihatmu memakai bikini pink pemberianku kemarin," NamJoon mengeluarkan smirk nya yang...bagaimana aku mengatakannya? Ia benar-benar terlihat mesum sekarang. Apalagi kedua alisnya itu sengaja ia naik-turunkan. Membuatku memutar bola mata dengan malas.
"Byuntae!!"
"Tapi, aku suamimu!"
"Iya. Kau suamiku. Suamiku yang mesum!"
NamJoon tertawa, lalu mengacak pelan rambutku. Sedetik kemudian, NamJoon menatapku dengan serius.
"K-Kenapa? Apa ada yang aneh diwajahku?" alisku bertaut, menatap NamJoon dengan kening mengerut.
NamJoon mendekatkan wajahnya, tangan kanannya terulur menyentuh wajahku. Akupun refleks menutup kedua mataku.
"Kenapa kau menutup mata? Bulu matamu jatuh, sayang. Aku hanya mengambilnya. Ini." NamJoon menyodorkan bulu mata yang ia apit diantara jempol dan jari telunjuknya. Mulutku menganga. Astaga, kupikir NamJoon akan menciumku tadi. Sial.
"Kau berharap kucium ya? Kkkkk.." sial. Pria ini malah tertawa.
"Tertawa saja terus!"
NamJoon kembali menyodorkan bulu mataku yang terjatuh tadi, "Ini. Ambillah. Buat permohonan, lalu tiup bulu matamu ini,"
"Kau...percaya dengan hal itu?"
NamJoon menggeleng, "Tidak juga. Tapi, tak ada salahnya mencoba kan? Siapa tahu keinginanmu benar-benar akan tercapai jika melakukannya. Ini, ambillah." NamJoon menyodorkan bulu mataku dan akupun mengambilnya dengan hati-hati. Takut bulu mata itu terbang tertiup angin.
Aku berpikir sejenak, lalu menutup mataku. Beberapa detik kemudian, aku membuka mataku kembali, lalu meniup bulu mata itu.
"Sudah?" NamJoon tersenyum padaku yang ku balas dengan anggukan pelan.
"Apa permintaanmu?"
"Rahasia, sayang. Kau mana boleh tahu!" aku menjulurkan lidahku padanya, tersenyum mengejek.
NamJoon memutar bola matanya dengan malas, "Okay..." pria itu lalu membuang mukanya, seperti malas menatapku.
"Hei...kau marah? Kekanakan sekali." Aku tertawa sambil menusuk-nusuk pipi NamJoon dengan jari telunjukku. Apa suamiku ini benar-benar marah? Astaga, ia bahkan enggan menatap wajahku.
"Baiklah. Kau mau tahu?" NamJoon masih membuang mukanya, menatap ke arah lain.
"Aku ingin...pria yang tengah duduk di sampingku ini menciumku." Aku tersenyum saat NamJoon perlahan mulai mengarahkan tubuhnya menghadap padaku. Pandangan kamipun bertemu, meskipun NamJoon masih mengeluarkan ekspresi kesalnya.
"Cih, klise sekali. Kau tahu? Kau sudah terlalu banyak dipengaruhi oleh drama-drama sekarang." Aku terkekeh mendengar ucapannya.
"Tapi, kau suka kan?"
NamJoon tak menjawabnya, melainkan menarik tengkukku dan menyatukan bibir kami dengan cepat. NamJoon menciumku dengan lamat, sesekali mengelus pipiku dengan lembut. Dan yang bisa kulakukan hanyalah menaruh kedua tanganku di bahu tegap pria itu, sesekali membalas pautannya. Lama-kelamaan, ciuman NamJoon mulai menuntut. NamJoon memperdalam tautan kami, sambil sesekali mengelus punggungku dengan lembut. Tak ada jarak 0.5 sentipun diantara kami. Pria itu bahkan tak membiarkanku untuk sekedar menghirup oksigen.
Hingga beberapa menit berlalu, NamJoon akhirnya melepas tautan kami. Memberi jarak diantara tubuhku dengannya, lalu membiarkanku untuk sekedar menghirup oksigen. Napasku terengah-engah dan NamJoon hanya memperhatikanku dengan senyuman yang tertahan.
"Kau mau membunuhku, ya?" aku memukul bahu NamJoon pelan.
NamJoon meringis, namun sedetik kemudia pria itu terkekeh, "Tapi, kau suka kan?"
NamJoon tersenyum, lagi. Sial. Senyumnya itu. Benar-benar seperti ahjussi mesum.
"Terserah, kau Tuan Kim!"
"Sayang..."
"Apa lagi?"
NamJoon mendekatkan wajahnya padaku, membuat keningku mengerut. Pria itu menatapku dengan wajah tanpa dosa.
"KISS AGAIN??"
"HAH?!?! DASAR BYUNTAE!!!"
~FIN~
Hello guyss^^ Aku lagi ngejar deadline buat nyelesain fanfic "BANGTAN X YOU" ini^0^/ jadi, sorry for bad story dan typos yang bertebaran disekitaran jamban ya(?) :"D