3rd Pole

46K 5.2K 203
                                    

3rd POLE

~~||~~

Inara bersembunyi di balik dinding. Ia menggigit jarinya. Menimang-nimang, apakah ia harus menemui Rahagi sekarang?

Lelaki itu baru saja memasuki UKS beberapa menit yang lalu. Inara yang kelasnya sedang free, tak sengaja melihat Rahagi berjalan menuju kantin. Gadis itu mengikutinya. Ternyata, Rahagi malah masuk ke dalam UKS entah untuk apa. Mungkin bolos, begitu pikir Inara.

Masuk. Enggak. Masuk. Enggak.

"Ah, masuk ajalah." Inara memberanikan diri keluar dari tempat persembunyian. Saat tangannya hendak menyentuh ganggang pintu, pintu itu sudah ada yang menarik dari dalam. Rupanya Rahagi.

Inara terkejut.

Melihat ekspresi Inara yang begitu, tak urung Rahagi juga terkejut. "Kenapa? Lo ngeliat gue kayak ngeliat setan," komentar Rahagi. Lelaki itu berlalu meninggalkan Inara.

"Eh, eh, tunggu!" Inara berlari kecil dan menghadang jalan Rahagi.

"Apa?" Rahagi menatapnya sombong.

Setelah menunduk sejenak, Inara mendongakkan kepalanya. "Gu–gue..."

"Lo emang gagap?" pertanyaan Rahagi menohok Inara. "Gue nggak punya banyak waktu."

"Gue mau masuk Bla–Blackpole," cicit Inara, tetapi Rahagi masih bisa mendengarnya.

Kening Rahagi berkerut. Ia tidak menyangka ucapan itu yang keluar dari mulut gadis di depannya. Lelaki itu mengedarkan pandangannya, lalu menarik Inara masuk ke dalam UKS, berharap tak ada yang mendengar ucapan Inara barusan. Mengucapkan kata 'Blackpole' merupakan hal yang tidak lazim di sekolah ini.

Setelah memastikan UKS kosong, Rahagi mengunci pintu untuk menghalangi akses siapa pun menuju UKS.

"Apa lo bilang?" bisik Rahagi.

"Mau masuk Blackpole." Inara menjawabnya dengan bisikan pula.

"Serius lo? Dari mana lo tahu kalo gue Blackpole?" kini, Rahagi berbicara dengan nada sedang.

"Udah jadi rahasia umum." Inara memilih menunduk dibanding melihat tatapan intimidasi milik Rahagi.

Rahagi mengangguk. "Cuma gue doang kan yang ketahuan Blackpole?" tanya lelaki itu.

Inara mengangguk. Jantungnya berdebar-debar saat ini. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia takut.

"Jadi siapa nama lo?"

"I–Inara."

"Iinara?"

"I-nya cuma satu."

"Oh. Yaudah, Inara. Hari ini lo resmi gue rekrut jadi anggota." Rahagi mengulurkan tangannya.

Inara menjabat tangan Rahagi. Semoga ini bukan keputusan yang salah.

"Lo anak seangkatan, di bawah, atau di atas?"

"Seangkatan," jawab Inara takut-takut.

"Selow aja. Gue nggak gigit." Rahagi tergelak kemudian memasang tampang datarnya lagi. Lelaki itu berjalan menuju pintu dan berniat untuk keluar.

"Gue balik ke kelas dulu. Gue anggap yang tadi itu serius. Karena Blackpole bukan komunitas main-main," ucapnya sebelum benar-benar meninggalkan UKS.

JEDAR!

Suara petir mengisi kepala Inara. Kini, ketakutannya mencapai puncak.

# # #

"Gue nggak kuat! Dia terlalu mengintimidasi." Inara meletakkan kepalanya di atas meja kemudian menggeleng. Beberapa helai rambutnya turun menutupi wajah.

Antipoleحيث تعيش القصص. اكتشف الآن