29th Pole

29.3K 3.4K 570
                                    

29th POLE

~~||~~

"Lo apa-apaan, sih!" bentak Sabrina kesal karena seseorang baru saja menumpahkan air mineral ke bajunya.

"Gue kan udah bilang, nggak sengaja! Lagian lo juga yang jalannya nggak lihat-lihat," elak lelaki itu.

"Lo kan juga nggak lihat-lihat makanya nyenggol!" jawab Sabrina tak terima.

"Aduh, udah dong! Nggak enak tahu, dilihatin yang lain." Inara berusaha menengahi.

"Iya. Lo maafin ajalah, Sab. Lo juga, Lar. Minta maaf, gih," timpal Gala–selaku saksi kejadian sekaligus sahabat Kylar, laki-laki yang menumpahkan air ke pakaian Sabrina.

"Nggak bisa, Na! Ini masih pagi dan hari ini hari pertama SKA. Belum juga berangkat udah nyari masalah nih anak."

"Yaelah. Iya-iya, gue minta maaf."

"Minta maaf nggak bisa ngeringin baju gue yang basah kena air!"

"Ya terus lo mau apa? Gue cuciin baju lo, gue jemurin baju lo, gitu?"

"Iya!"

"Yaudah, buka gih baju lo," ucap lelaki itu seraya tersenyum miring.

Sabrina melotot mendengarnya. "Mesum banget otak lo!" gadis itu memukul Kylar tanpa ampun.

"Aduh! Iya, iya, maaf. Sakit, Woi! Udah!" Kylar berusaha melindungi tubuhnya–dengan tangan–dari pukulan Sabrina.

"Perhatian! Ibu akan segera mengumumkan pembagian bus." suara Bu Aminah yang lantang–ditambah dengan toa yang dipakainya–terdengar hingga ke gerbang sekolah, tempat kejadian perkara antara Sabrina dan Kylar.

"Urusan kita belum selesai!" Sabrina memicingkan matanya seraya berbalik mendekati sumber suara yang sudah dikelilingi oleh murid-murid yang akan mengikuti studi komparatif angkatan.

"Maafin sahabat gue ya, Kylar." Inara tersenyum kalem.

"Ngapa jadi lo yang minta maaf, Na?!" tanya Sabrina galak seraya berbalik.

Inara menunjukkan cengirannya kemudian setengah berlari menyusul Sabrina.

"Gue heran. Kok bisa ya, mereka deket. Yang satu ganas, yang satu kalem banget."

"Heh! Gue masih bisa denger," seru Sabrina.

"Tuh, kan," bisik Kylar kepada Gala. "Sahabat lo absurd banget, Gal."

Untungnya, Sabrina sudah berjalan cukup jauh sehingga gadis itu tidak mendengar ucapan Kylar.

"Yah, begitulah." Gala tersenyum kecil. Lelaki itu menepuk pundak Kylar sebelum mereka berdua berjalan mendekati Bu Aminah.

"Tapi Sabrina boleh juga."

"Apa tuh maksudnya?" tanya Gala seraya memicingkan mata. "Jangan main-main sama dia," finalnya.

Lelaki itu sangat memahami bagaimana Kylar. Kylar adalah sahabatnya sejak SMP. Sekarang, ia sekelas dengannya dan satu ekskul di baseball. Sahabatnya itu tidak pernah serius dengan perempuan. Istilah bekennya, player.

"Ampun, Gal. Bercanda." Kylar terkekeh seraya menyatukan kedua tangannya. "Tapi, kalo seandainya gue mau first move, gue dapat restu, nggak?"

"Kalo buat main-main, lebih baik lo cari mangsa lain, Lar."

# # #

"XI IPS 1 - XI IPA 3 - XI IPA 4, bus 2," teriak Bu Aminah.

"Hah?! Kenapa harus sama IPA 4?" gerutu Sabrina sedikit berteriak. Orang-orang yang berdiri di sekelilingnya menoleh ke arahnya.

AntipoleWo Geschichten leben. Entdecke jetzt