27th Pole

31.4K 3.5K 360
                                    

27th POLE

~~||~~

Tidak terasa, Inara sudah memasuki semester dua. Kurang dari enam bulan lagi, gadis itu akan naik ke kelas tiga dan menjadi murid tingkat akhir di SMA Integral.

Nggak kerasa, menurutnya.

Banyak yang ia alami di semester lalu. Mulai dari Blackpole, pernikahan ibunya, keluarga baru, kepulangan Gafar ke Indonesia, dan Rahagi–yang ternyata merupakan sahabat lama atau bisa dikatakan mantan sahabat dari orang yang paling ia benci sedunia, Gavin.

Di semester ini, akan ada banyak hal juga yang akan ia lalui–sepertinya. Dari mulai urusan OSIS yang tahun ini akan melaksanakan Pekan Kreativitas dan MOS, atau istilah masa kininya, MPLS.

Gadis itu hanya menghabiskan liburan semesternya di rumah. Makan, membaca novel, menonton Youtube, menonton drama korea bersama kakaknya–meskipun ia tidak habis pikir dengan happy ending-nya–, buang air, dan tidur.

Hubungannya dan Rahagi juga semakin dekat secara alami. Kadang, gadis itu teringat ketika Bu Aminah menyuruhnya untuk mendekati Rahagi.

Kok gue bisa deket ya sama tuh anak?

"Bengong mulu!" tepukan Gala di pundaknya membuyarkan lamunan Inara.

Kini mereka sedang berkumpul di ruang OSIS untuk membicarakan studi komparatif angkatan ke universitas-universitas di Jawa. Sebenarnya, studi komparatif angkatan ini adalah program sekolah. Akan tetapi, sedikit-sedikit OSIS membantu agar bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

"Kalo saran gue sih, rutenya dari Bali. Jadi dari sini, kita naik pesawat ke Bali. Ntar dari Bali kita naik pesawat ke Jogja. Dari Jogja tempuh perjalanan darat ke Bandung, Bogor, dan Jakarta."

"Gue setuju!"

"Kalo gue pribadi, lebih setuju kebalikannya. Jadi, dari Jakarta dulu. Ntar terakhir baru ke Bali. Pulang dari Universitas Udayana, kita bisa liburan, main-main di pandai. Cuci mata." ucapan Gian, ketua futsal SMA Integral, mendapat sorakan.

"Yee, lu mah yang begituan cepet!"

"Gue setuju saran Gian. sih," ucap Gala setelah menunjuk tangan.

"Nah. Gala sependapat! Jangan-jangan lo mau cuci mata juga?" tanya Gian dengan mata menyipit.

"Wah, wah. Nggak nyangka lo demen yang begituan juga, Gal!" seru Nessi.

"Eh apaan sih!" bantah Gala.

Inara hanya cekikikan.

"Lo juga! Malah ketawa. Jangan ikut mikir yang nggak-nggak!" gerutu Gala.

"Cuma ketawa doang gue. Sensi amat," ucap gadis itu di sela tawanya.

"Kalo gitu kita voting ya! Di sini ada dua pilihan. Pertama, rutenya dimulai dari Bali. Kedua, dari Jakarta. Masing-masing kalian bikin di kertas nomor 1 atau 2. Jangan golput dan jangan double vote," ucap Jack–ketua OSIS–dengan lantang.

# # #

"Gue seneng rutenya dimulai dari Jakarta."

"Gue juga." Gala membalas dengan senyuman. "Menurut gue bakal lebih efisien aja gitu kalo Bali terakhir."

Mereka berdua sedang berjalan ke arah kantin, menyusul Sabrina yang sudah lebih dahulu di sana.

"Lama banget kalian. Gue kayak kambing congek di sini sendirian. Mana meja yang kosong adanya di tengah-tengah. Kan nggak lucu banget tai."

AntipoleWhere stories live. Discover now