12th Pole

39.4K 3.9K 323
                                    

12th POLE

~~||~~

Inara ikut berbaris bersama teman-temannya yang lain. Hari ini, ia dilantik menjadi ketua bidang kedisiplinan dan upacara. Setelah melewati serangkaian tes singkat, kini tibalah saatnya kepala sekolah meresmikannya sebagai ketua.

Sebenarnya, tanpa melewati tes pun, Inara sudah pasti menjadi ketua DisPara. Selain ia adalah calon tunggal, kinerjanya di ekskul bidang ini juga sangat baik. Inara sangat aktif di ekskul-ekskul bidang DisPara.

"Hari ini, kalian resmi menjadi anggota OSIS SMA Integral. Semoga kalian dapat menjalankan amanah dengan baik dan bijaksana."

Di akhir pidatonya, Pak Ahlan memberikan selamat kepada ketua-ketua yang baru. Inara tersenyum lega mengetahui bahwa acara pelantikan akan segera berakhir. Peluh sudah membasahi kepala gadis itu–mengingat waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Pelantikan memang diselenggarakan di jam pelajaran terakhir. Setelah acara foto bersama anggota OSIS yang lama, acara pelantikan itu dibubarkan.

"Asik dah. Kalian berdua keren banget!" seru Sabrina begitu anggota-anggota OSIS yang baru menepi ke pinggir lapangan. Gadis itu menghampiri Gala dan Inara.

"Panas banget. Untung aja nggak pingsan," ucap Inara. Gadis itu menyeka peluh di wajahnya. Tak sengaja, matanya menangkap sosok Rahagi yang berada di ujung koridor, sedang melihat ke arahnya.

"Eh, gue ke temen-temen gue yang lain dulu," pamit Gala.

Sabrina mengangguk. Ia mendapati Inara tengah berpandangan dengan seseorang. Namun, saat Sabrina mengikuti arah pandang Inara, gadis itu tidak menemukan siapa-siapa.

"Lo ngeliatin siapa, Na?"

Inara menoleh kepada Sabrina. "Ah? Bukan siapa-siapa."

"Yaudah. Kelas, yuk?" Sabrina menarik tangan Inara agar mengikutinya menuju kelas.

Sesampai mereka di kelas, mereka segera membereskan barang-barang mereka.

"Emang lo udah jemput, Sab?" tanya Inara.

"Gue pulang sama Gala sih..."

"Hah? Kok bisa? Tumben banget."

"Ya bisalah." Sabrina tertawa kecil.

"Emang supir lo kemana, Sab?" tanya Inara.

"Pulang kampung doi. Nyokapnya sakit."

Inara manggut-manggut. Bisa dirasakannya, ponselnya bergetar di dalam saku, menandakan masuknya sebuah pesan. Inara mengeluarkan ponselnya, kemudian menekan sebuah tombol.

Rupanya, ada LINE dari Rahagi.

Rahagi: Gue udah di parkiran. Nyokap nitip belanja bulanan

Inara: Hah?

Rahagi: Nggak usah hah heh hah heh. Cepet ke parkiran

Inara: Iya, iya. Bawel

"Gue balik duluan ya, Sab. Bos besar udah marah."

"Bos besar?"

"Itu, doi lo si Rahagi."

"Gue nggak suka sama dia, ish!"

Inara tertawa. "Ampuun!" seru perempuan itu kemudian pergi meninggalkan kelas.

"Eh, Inara!" panggil Gala saat Inara melewati lobi.

"Gal! Gue balik dulu. Hati-hati bawa Sabrina. Lecet dikit, gue bacok."

AntipoleWhere stories live. Discover now