34th Pole

27.8K 3.3K 326
                                    

34th POLE

~~||~~

Studi komparatif angkatan telah usai seminggu yang lalu. Sabtu pagi ini, Inara bersiap pergi menuju sekolah untuk menjaga keamanan pertandingan baseball tingkat kota.

Gala Raditya : Hoi pada di mana

Ratu Sabrina : Nge-cheers

Inara Sekar : Otw

Gala Raditya : Otw kamar mandi?

Inara Sekar : Otw sekolah lah

Ratu Sabrina : Ketua kedisiplinan nggak mungkin baru otw kamar mandi, Gal

Gala Raditya : Ah, iya

Gala Raditya : Lupa

Ratu Sabrina : Gue lanjut latihan lagi

Ratu Sabrina : See you cayang cayang q

"Ngaret," komentar Rahagi yang tiba-tiba lewat di depan Inara yang sedang asyik dengan ponselnya. Gadis itu baru saja selesai memasang kaus kaki dan sepatunya.

"Pertandingannya masih dua jam lagi, plis," gerutu Inara seraya memutar bola mata.

"Ya, ya. Gue ambil minum dulu. Kelupaan." lelaki itu menghilang di balik dinding ruang tamu.

Ia akan pergi bersama Rahagi.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Bukan dari Gala atau Sabrina. Akan tetapi, dari seseorang yang tidak ia sangka-sangka.

Calvin Gavino : Inara

Calvin Gavino : Can we talk?

Mata gadis itu melotot membaca pesan dari Gavin.

"Wow." seseorang tiba-tiba bergumam di telinganya.

Inara terlonjak kaget mendengar suara Rahagi.

"Ngagetin tau, nggak?" omel Inara.

Rahagi tersenyum tipis.

"Sekarang, lo yang harus menyelesaikan masa lalu," ucap Rahagi seraya berlalu.

Inara terdiam lalu mengekori Rahagi menuju teras. Masa lalunya memang masih menggantung. Belum menemui penyelesaian. Meskipun, masa lalunya dengan Gavin hanya masalah sepele.

Hanya tentang bocah kelas satu SMP yang mengatainya jelek dan seakan tidak pantas untuk menyukainya.

"Balas iya," kata Rahagi seraya menunjuk ponsel Inara dengan dagunya.

"Nanti aja."

# # #

Inara bersorak senang di bangku penonton. Larut dalam kebahagiaan teman-teman di sekitarnya. Ia menonton sendirian karena Sabrina berada di bawah, memberi semangat kepada anggota baseball bersama teman-teman tim cheers-nya.

Untungnya, di sebelah kanannya duduk seseorang yang ia kenal–Jihan, temannya di ekskul paskibra. Walaupun sebenarnya, seluruh siswa SMA Integral sudah mengenal Inara karena jabatan OSIS yang ia miliki.

Saat tim baseball SMA Integral bertanding, Inara melimpahkan tugasnya untuk menjaga keamanan kepada teman-temannya di komisi kedisiplinan. Sehingga ia bisa menonton dari kursi penonton dan melupakan tugasnya sejenak.

Gadis itu bertemu pandang dengan sahabatnya, Gala, yang tidak bisa menyembunyikan rona bahagia di wajahnya. Inara lantas beranjak dari tempat duduknya. Setelah pamit pada Jihan, gadis itu berlari menghampiri Gala.

AntipoleWhere stories live. Discover now