25th Pole

28.6K 3.5K 433
                                    

A/N

Baca author's note di bawah ya. Penting banget demi kelanjutan Antipole, serius T.T


25th POLE

~~||~~

"Gue penasaran deh. Kenapa kabar yang beredar tentang Blackpole itu nggak banget? Maksud gue, beda aja gitu sama apa yang udah gue alami–walaupun baru sekali sih."

Rahagi tampak berpikir. "Sama kayak ekskul lain, di komunitas ini nggak semua orang punya manner."

"Maksudnya?"

"Di sini kita dituntut untuk jadi diri sendiri. Dan yang lain pun, nggak masalah dengan hal itu."

Inara berusaha mencerna maksud ucapan Rahagi.

"Berbagai kepribadian ada di sini. Berbagai sifat jelek–dari yang suka merokok, suka kebut-kebutan, dan ada juga yang clubbing. Tapi, yang kayak gitu cuma sedikit, dan sekarang gue jamin anggota Blackpole udah bersih dari yang suka kebut-kebutan dan clubbing, meskipun beberapa masih ngerokok."

"Termasuk lo, ya?" tembak Inara.

Rahagi melirik Inara kesal. "Kalo gue bisa berhenti ngerokok, lo mau kasih apa?" tantangnya.

Inara sok berpikir. "Permen?"

"Lo kata gue anak kecil."

"Emang, kan?" gadis itu tertawa.

Rahagi hanya mendengus.

"Blackpole jadi nggak diakui sekolah karena ada masa ketika anggota di komunitas ini nakalnya parah-parah. Waktu bagi-bagiin makanan kayak tadi, mereka kebut-kebutan. Nggak jarang juga sekolah dapat laporan kalo anak-anaknya itu clubbing. Tapi, yang clubbing itu sebenernya ada yang dari luar Blackpole juga, cuma nggak ketahuan. Pihak yang melaporkan itu, menggeneralisasikan mereka dengan nama Blackpole."

Inara menyesap cokelat hangatnya seraya mengangguk kecil.

"Manusiawi banget, keburukan lebih diinget daripada kebaikan," ujar Rahagi.

Inara meletakkan cangkir–yang sebelumnya ia genggam–di sebelahnya.

"Bener juga sih."

"Makanya, sampai sekarang, Blackpole bertentangan banget sama OSIS. Komunitas ini mengedepankan kebebasan dalam berekspresi dan membantu sesama. Berdiri sendiri dan nggak suka diatur orang luar."

Gadis itu hanya diam.

"Sementara, OSIS mengedepankan kebebasan yang bertanggung jawab–yang dilupain sama Blackpole jaman dahulu kala."

Inara menatap langit malam yang sepi tak berbintang. Mereka berdua memang duduk di teras belakang rumah.

"Kalo menurut cerita alumni-alumni, SMA Integral nggak sebagus kelihatannya," kata Rahagi datar.

Inara menaikkan sebelah alisnya. "Contohnya?"

"Banyak dari mereka yang bersembunyi di balik topeng keteladanan dan image yang baik. Padahal, sebagian dari mereka juga nakal. Keluar malem dan lain sebagainya. Tapi, ada juga yang emang bener-bener teladan dan baik–contohnya elo, yang lurus banget hidupnya."

Entah kenapa Inara tertawa mendengarnya. "Gue anggap itu pujian. Jadi, makasih."

"No problem." lelaki itu terkekeh.

Namun, tiba-tiba ia menoleh ke arah Inara dengan tatapan seriusnya.

"Tapi, lo bisa dipercaya, kan, Nara? Gue nggak mau lo cerita ke siapa pun soal apa yang gue bilang. Percuma juga orang-orang tahu, karena ini terkesan kayak pembelaan. Jadi, lebih baik diam daripada buang-buang tenaga buat ngejelasin."

AntipoleWhere stories live. Discover now