Epilog

15.7K 1.5K 452
                                    

EPILOG

~~||~~

Setahun Inara kuliah di Jerman, selama itu pula dirasakan banyak perubahan yang terjadi padanya. Masih terlalu sebentar, memang. Akan tetapi Inara merasa sekarang ia menjadi lebih mandiri, apalagi Gafar sering memintanya untuk memasak makan malam. Awalnya terasa berat, tetapi lama kelamaan Inara terbiasa dan menikmati rutinitas barunya.

Namun, malam ini ia tidak memasak karena Gafar makan di luar dengan temannya, dan Inara sedang malas. Alhasil, malam ini ia hanya membuat makanan yang tidak terlalu menghabiskan waktu dan tenaganya--oatmeal campur pisang.

Gadis itu tengah duduk santai di ruang tengah apartement yang ditinggalinya bersama Gafar. Seraya menyuapkan bubur sehatnya itu, ia terus fokus menonton acara talkshow di televisi.

Tiba-tiba pintu apartement-nya terbuka.

"Gila, dingin banget di luar." seorang lelaki jangkung masuk kemudian menutup pintu apartement dan menguncinya. Ia melepaskan coat yang dikenakannya, lalu menggantungnya di gantungan yang berada tepat di sebelah pintu.

"Lagian pergi pacaran malem-malem, dingin-dingin begini," cibir Inara.

"Siapa juga yang pacaran." Gafar melepas sarung tangannya dan melemparnya ke wajah Inara.

Inara menggerutu begitu dilempari sarung tangan. Namun, senyum jahilnya terbit.

"Cie! Kok mukanya merah?"

Gafar melengos. "Bikinin gue coklat anget, kek."

"Cie! Ngalihin pembicaraan." Inara meletakkan mangkuk buburnya, kemudian berjalan menuju pantry untuk membuatkan coklat panas.

"Ngeselinnya nggak hilang-hilang ya," ucap Gafar seraya mengeluarkan semua isi saku celananya dan meletakkannya di atas meja ruang tengah.

"Emang." Inara tertawa kecil.

Gafar mengacak rambut Inara sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Setelah selesai membuat coklat hangat untuk Gafar, Inara menutupnya agar minumannya tidak cepat dingin, kemudian membawanya ke ruang tengah. Dilihatnya ponsel Gafar, uang, dan beberapa struk pembelian berantakan di atas meja.

"Kebiasaan." Inara menghembuskan napas pelan lalu merapikan barang-barang Gafar--setelah meletakkan cangkir coklat yang dibawanya di atas meja. Kakak laki-lakinya itu hobi sekali membuat dirinya susah.

Setelah rapi, Inara kembali bersantai sambil menikmati bubur oatmeal-pisangnya. Tiba-tiba sebuah notifikasi terpampang di layar ponsel Gafar, disertai dengan getaran. Penasaran, Inara mengintip layar ponsel Gafar. Ada sebuah chat LINE dari seseorang bernama Ryuki Tanaka.

Sontak saja Inara berteriak.

"PACARAN SAMA ORANG JEPANG NGGAK BILANG-BILANG!"

Beberapa saat kemudian, Gafar keluar dengan muka panik sembari berlari untuk mengambil ponselnya, diikuti dengan gelak tawa Inara.

# # #

Memasuki tahun keempat Inara tinggal di Jerman, ia benar-benar rindu dengan kampung halaman. Selama empat tahun ia merantau, baru sekali ia pulang ke Indonesia--dan ia tidak sempat bertemu dengan Rahagi. Jadwal kepulangannya tidak cocok dengan Rahagi. Saat ia pulang ke Indonesia, Rahagi baru saja akan pergi bertugas kembali.

"Pulang napa." terlihat kakaknya Naya, tengah menatapnya melalui layar ponsel, lengkap dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

AntipoleМесто, где живут истории. Откройте их для себя