Prolog

9.6K 238 3
                                    

Instagram : shiddiqasa

  Seorang gadis bangun dan menguap lebar tanpa dosa. Ia  lalu menggeliat sebelum duduk dan mengucek kedua mata. Proses pengumpulan nyawanya masih tahap loading dengan jaringan selambat siput yang terkena macet dijalan. Sangat lambat sekali proses pengumpulan nyawa gadis itu.

"Syahda, udah jam berapa ini? Kamu itu anak perawan loh ndu. Kok bangun nya siang? Nanti jodohnya jauh loh" sudah kesekian kalinya Hanna - Ummi Syahda mengetuk kamar anak perempuan satu satunya itu.

Perempuan yang bernama lengkap Syahdiqa Az-zahra yang sedari tadi masih mode pengumpulan nyawa pun berteriak
"Iya Ummi. Syahda udah bangun"

"Dari tadi juga kamu ngomong kayak gitu. Tapi gak turun turun"

"Habis Syahda cuci muka, Syahda langsung turun" Syahda beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.

"Cepat, yang lain udah pada nunggu" Hanna beranjak dari depan kamar Syahda menuju ruang makan. Diruang makan semua udah pada kumpul.

"Mana Syahda nya Han?" Hanna yang mendengar pertanyaan dari suaminya Haris langsung memasang muka kesalnya.

"Anak gadis mas satu ini memang selalu buat Ummi nya darah tinggi. Dari tadi dibangunin cuma 'hemm...hemm' doang. Yang laki laki aja dari subuh udah pada bangun lah ini yang gadis malah masih bergelut dikasurnya" cerocos Hanna yang gak tau lagi dengan tingkah anak gadis satu ini. Haris hanya geleng geleng kepala mendengar omelan dari istrinya setiap pagi.

"Kenapa gak Ummi siram pake air bekas cuci piring aja sih. Kan langsung bangun tuh" sahut Ari anak kedua dari Hanna dan Haris.

"Tadi Ummi juga mikirnya kayak gitu. Tapi pintunya dikunci"

"Memang Syahda gak sholat shubuh Ummi?" Ali yang sedari tadi menikmati makanan yang menurutnya lebih enak dibandingkan dengan membahas anak gadis rumah ini akhirnya mengeluarkan suara serak serak basah tersebut.

"Biasa Li tamu bulanan" suara Hanna melembut saat menjawab pertanyaan Ali.

"Assalamualaikum" salam Syahda yang baru tiba.

"Waalaikumsalam" balas semua yang ada disana.

Syahda yang baru tiba dari kamarnya langsung duduk disebelah Ali yang masih menikmati makanannya dan Ali hanya melirik sekilas pada Syahda yang ada disampingnya.

"Bagus ya? Anak gadis bangunnya siang. Mau jadi apa kamu ini kak? Kalau setiap libur bangun nya siang terus bukannya bantui Ummi nya siapin sarapan malah Ali yang selalu bantui Ummi. Ummi jadi berasa gak punya anak gadis aja kalau setiap hari Ali yang bantui Ummi" beginilah setiap paginya dimeja makan. Hanna selalu memberikan kultum pada anak gadisnya tersebut.

"Maaf deh Ummi. Tadi malam syahda nonton drama korea sampe jam 11 malam jadi kesiangan deh. Hehe" Syahda cengengesan pada Hanna yang membuat Ummi nya tersebut mendengus.

"Kakak ini lebay banget sih. Pasti tadi malam nangis bombay deh gegara nonton film alay itu kan? Tuh liat duit aja sampe bisa diletakkan dimata tuh" syahda hanya nyengir mendengar adik keduanya tersebut yang mengomentari mata Syahda yang sembab dan ada kantungnya.

"Pokoknya mulai hari ini DVD atau apapun yang berbau korea korea tersebut akan  Ummi musnahkan. Ari dan Affan nanti bantuin Ummi" perintah Hanna pada anak kedua dan anak ketiganya tersebut. Syahda yang mendengarnya langsung melotot dan tersedak nasi goreng yang baru beberapa suap, Ali yang ada disebelahnya segera menuangkan minum dan diberikan pada Syahda.

Rasa Yang (tidak) Diharapkan (Revisi)Where stories live. Discover now