Part 22 - Kehebohan Naura

2.1K 101 7
                                    

Syahda turun dari tangga dengan perasaan campur aduk, ia malu bertemu dengan Ali. Padahal belum tentu Ali tau tentang isi surat dari kakaknya, tapi Syahda tetap malu bertemu dengan Ali.

"Lama amat sih dandannya, udah laper nih" kesal Ari saat melihat Syahda yang baru tiba di meja makan dengan pakaian rapi.

Biasanya Syahda akan membalas ucapan Adiknya tersebut, tapi hari ini Syahda akan membiarkan Ari. Syahda duduk disebelah Ali, Ali menoleh dan tersenyum pada Syahda dan Syahda membalasnya dengan canggung.

"Lo kenapa kak, tumben diem aja?" tanya Ari bingung.

"Nggak papa" jawab Syahda kalem.

Setelah berdoa mereka segera makan dan sesekali mengobrol. Syahda sesekali melirik kearah Ali yang sedang makan dengan tenang.

"Kamu kenapa Syah?" tanya Haris saat melihat Syahda yang terus melirik Ali.

"Nggak papa kok Bi" jawab Syahda memakan kembali nasi goreng nya.

Haris yang bingung melihat kearah Hanna dan Hanna hanya mengendikkan bahunya.

"Kenapa lirik lirik Ali? Ada yang mau di omongi?" tanya Haris. Mendengar pertanyaan Haris, Ali langsung melihat kearah Syahda.

"Ng-gak ada kok Bi" jawab Syahda gugup. Tambah gugup saat dilihat Ali dengan intens.

"Bener nggak ada yang mau diomongi?" tanya Ali.

"Bener mas" Syahda kembali memakan nasi goreng nya, mengabaikan keluarganya yang sedang menatapnya bingung.

deg...deg...

Jantung Syahda berdetak kencang saat Ali menepuk nepuk puncak kepalanya.

"Pipi kakak kok merah sih?" tanya Affan dengan polosnya.

Syahda gelagapan dan langsung menutup kedua pipinya. "Ini tadi kakak pake blush on nya ketebalan" ucap Syahda Asal.

Hanna terkekeh geli, ia tau kalau Syahda sedang salah tingkah, sikap Syahda sangat mudah ditebak olehnya.

"Ummi kenapa ketawa?" tanya Syahda.

"Nggak papa kak" jawab Hanna.

"Kamu pergi ke kampusnya naik apa Syah?" tanya Ali setelah selesai makan.

"Biasa Mas, naik bis" jawab Syahda kemudian meminum susu hingga tandas.

"Pelan pelan Syah! Nanti susu nya kena baju kamu" tegur Hanna. Syahda menyengir.

"Jadi cewek kok nggak ada anggun anggunnya" cibir Ari. Syahda melotot mendengar ucapan Ari.

"Mau dicolok itu mata!" sentak Ari.

"Jadi adik kok nggak ada sopan sopan nya" gerutu Syahda.

"Kamu pergi sama mas aja, mas kan juga mau kekampus" tawar Ali.

"Ng-nggak usah mas, biar Syahda naik bis aja" tolak Syahda cepat.

"Sama Ali aja kak, kan lumayan bisa irit ongkos" bujuk Hanna.

"Syahda naik bis aja Ummi. Kan lumayan jalan dari sini kehalte, biar langsing"

"Mau langsing gimana lagi, badan lo tuh udah kurus" sahut Ari. Hanna mencubit Lengan Ari yang ada disebelahnya.

"Aww... Sakit Ummi" keluh Ari.

Syahda terkekeh melihat wajah Ari di yang kesakitan. Syahda tau seberapa sakit cubitan Hanna, karena dia juga pernah dicubit.

"Sama mas aja. Yok berangkat!" ajak Ali. Syahda tidak bisa menolak lagi.

Ali dan Syahda beranjak dari duduknya dan mencium tangan Hanna dan Haris. Setelah mereka pamit, mereka segera menuju ke mobil Ali.

Rasa Yang (tidak) Diharapkan (Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن