Part 8 - Tabrakan

2.6K 130 1
                                    

Instagram : shiddiqasa

Syahda yang sudah selesai shalat shubuh dan mengaji segera kekamarnya untuk mengganti pakainya dengan celana training dan baju kaos. Pagi ini Syahda, Ali dan Ari akan jogging keliling komplek. Syahda menggunakan celana training warna hitam, kaos putih, jilbab instan warna hitam dan sepatu sport. Selesai mengganti baju Syahda segera turun menuju halaman rumah karena Ari dan Ali sudah menunggu disana.

"Lama amat sih. Mau lari aja kayak mau ke mall" cerocos Ari saat Syahda baru datang dari dalam rumah.

Syahda mendengus kasar. "Cerewet banget sih. Ayo lari, nanti keburu mataharinya terbit" ucap Syahda sambil berlari meninggalkan Ari dan Ali.

"Dasar nggak tau diri. Udah ditunggu malah ninggalin" teriak Ari saat Syahda sudah jauh dari mereka.

Ali yang ada disebelah Ari langsung menarik Ari agar mengikuti Syahda.
"Ayo lari. Jangan ngomel aja" ajak Ali.

Saat Ali dan Ari keluar dari halaman rumah, mereka melihat Farhan yang berlari kearah mereka sambil melambaikan tangannya.

"Assalamualaikum Ri, mas" salam Farhan.

"Waalaikumsalam" balas Ari dan Farhan.

"Abang mau lari juga?" tanya Ari sambil melihat Farhan yang memakai celana training hitam dan kaos putih pendek.

"Yoi. Barengan yok! Oh ya, Syahda mana ?" tanya Farhan sambil melihat kearah rumah.

"Udah duluan dia. Yok jalan!" ajak Ali.

Mereka tiga berjalan sambil mengobrol santai. Sedangkan dilain tempat Syahda masih berlari santai sambil sesekali menyeka keringat yang sudah bercucuran. Syahda menoleh kebelakang dan tidak melihat adanya Ari dan Ali.

"Lelet banget sih" gerutu Syahda.

Syahda duduk disalah satu bangku besi yang ada ditaman komplek tersebut. Dia mengeluarkan handphonenya dari kantong celana training dan membukanya untuk mengganti musik yang didengarkannya menggunakan earphone.

Setelah Syahda sudah tidak capek lagi dia segera bangkit dari duduknya untuk berlari lagi.

Bugh....

"Aduh..." rintih Syahda saat badannya jatuh terduduk disemen. Telapak tangannya terasa perih karena Syahda gunakan sebagai penopang badannya, sedangkan kakinya sepertinya terkilir.

"Eh maaf" seseorang yang menabrak Syahda mengulurkan tangannya untuk membantu Syahda berdiri.
Syahda mendongakkan kepalanya dan kaget saat melihat seorang cowok yang dia kenal.

"Lo"

"Kamu" Ucap Syahda dan cowok itu barengan.

"Lo nggak papakan ? Sini biar gue bantu" cowok itu masih mengulurkan tangannya.

"Nggak usah. Syahda bisa berdiri sendiri" Syahda segera berdiri tetapi jatuh lagi karena ia merasa kakinya sakit.

"Aduh... Kaki Syahda kok sakit ya ?" lirih Syahda pada dirinya sendiri.

"Sini biar gue bantu"

"Nggak usah" keukeuh Syahda tidak mau dibantu sama cowok itu.

"Lo ngapain ngelesot disitu kak? Kayak nggak ada tempat duduk aja" Syahda dan cowok itu melihat keasal suara. Saat Syahda menoleh ia melihat Ari, Ali dan Farhan berjalan kearahnya.

"Siapa yang ngelesot. Ini tadi kakak jatuh. Bantuin sini" pinta Syahda pada Ari. Ari segera membantu Syahda berdiri.

"Lo kok bisa ada sini Syid ?" tanya Farhan pada Rasyid.

Rasa Yang (tidak) Diharapkan (Revisi)Where stories live. Discover now