Muji = minta feedback

2.2K 645 130
                                    

Jujur kebanyakan jawabannya adalah iya.

Rata-rata orang yang seperti ini itu terbagi menjadi dua jenis.

Jenis pertama yang muji seadanya seperti 'kak ceritanya bagus ya' dan ujung-ujungnya adalah 'baca ceritaku juga ya, jangan lupa vote+komen, kalau bisa di share juga,'

Itu request apa ngerampok?

Disaar gue buka activitynya follow gue baru beberapa saat yang lalu, vote cuma satu kali doang, bahkan kadang ada yang gak follow sama sekali.

Jenis kedua yang komennya berlebihan, contohnya 'kak, ceritanya bagus banget!!! Serius deh kalau di cetak bakalan jadi best seller! Aku sampe gak tidur buat nyelesain cerita kakak padahal besok aku ujian' Dan ujung ujungnya tetap ... 'baca ceritaku juga ya kak, vommentnya jangan lupa,'

Pernah ngerasain dibawa terbang terus dijatuhin? Itulah rasanya...

Well, para penulis pasti tau mana readers yang benar-benar tulus memuji dan mana yang enggak.

Dimana mana kalau kalian beretikat baik dan kagum sama karya si penulis, kalian gak seharusnya menuntuk 'imbal balik' tersebut. Menikmatinya saja pun cukup.

Toh penulis akan tau yang mana yang benar-benar readers setia mereka yang memang mengikuti alur cerita mereka tanpa 'pamrih'.

Sombong? Bukan. Bukan sombong.

Tekanan untuk selalu update dan melanjutkan chapter berikutnya saja sudah bikin kepala pusing. Ditambah tekanan untuk imbal balik memfollow atau membaca cerita lainnya.

Tak kenal maka tak sayang...

Kenalan dulu sama penulisnya baru bisa bilang orang itu sombong apa enggak.

Tapi hati-hati dengan first impresion yang kalian tunjukan. Karena dari hal tersebut penulias juga bisa menilai anda tipe pembaca yang seperti apa.

How to SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang