Time to move on

920 87 8
                                    

Part ini akan lebih banyak berisi curhatan tentang saya yang memulai menulis dari genre fanfiction. 

Genre fanfiction adalah genre yang begitu saya cintai, karena saya menulis dengan tokoh yang saya suka dan sudah ada dalam bentuk nyata, secara visual lebih mudah untuk dibayangkan, namun tidak dengan karakternya. Kadang saya takut merusak nama idola yang begitu saya sayangi dengan karakter yang saya buat hanya semata-mata untuk kebutuhan cerita. 

Dulu saya menimbang bagaimana caranya agar tidak terkesan menjelekkan idola yang sekarang dianggap orang-orang sebagai pencemaran nama baik, padahal itu hanya kebutuhan alur semata. Oleh karenanya saya fokus dengan satu cast idola saya, Zhang Yixing aka Lay EXO. Saya membuatnya berperan menjadi berbagai karakter, mulai dari pacar idaman, suami idaman, bad boy, laki-laki brengsek, bahkan seorang psikopat. 

Selain untuk meyakinkan pembaca bahwa karakter yang dibuat itu memang untuk kebutuhan cerita semata, setidaknya mereka tidak terpaku dengan salah satu karakter yang sudah dibuat hingga terlampau baper di dunia nyata. Ya, tidak menampik memang beberapa orang terlalu masuk ke dalam sebuah cerita sehingga saat melihat idola di dunia nyata seperti tokoh di dalam cerita yang ia baca. Karena hal itu juga saya mulai menimbang hal lain, yaitu hanya menjadikan sosok sang idola sebagai visual. Ya, hanya visual. 

Di sini, terutama para penggemar kpop kadang tidak bisa membedakan mana fanfiction murni dan novel umum yang memakai visual artis korea. Rata-rata orang memukul rata bahwa yang memakai visual idolanya sebagai tokoh ia sebut dengan fanfiction, padahal tidak sepenuhnya benar. 

Sekarang mari bahas kekurangan dan kelebihan novel umum dan juga fanfiction dari sisi penulis fanfiction seperti saya.

Novel umum pada umumnya lebih diterima oleh masyarakat secara luas, namun belum tentu membekas. Sedangkan fanfiction lebih mudah melekat di dalam benak para fans dari sang tokoh idola yang dipakai sebagai cast. 

Lebih bagus mana?

Jawabannya, relatif. Tergantung dari tujuan sang penulis itu sendiri menulis karyanya. 

Jika penulis ingin menyampaikan suatu pesan dalam ceritanya, maka menulis versi novel umum lebih disarankan. Kenapa? karena tidak hanya kalangan terbatas saja yang membaca. kalangan umum juga lebih bisa menerimanya. 

Lalu bagaimana dengan menulis fanfiction?

Bila kalian menginginkan umpan balik yang cukup besar dari sesama penggemar, mempromosikan idola dan untuk menghilangkan rindu kepada sang idola yang sedang vakum dari groupnya atau vakum dari kegiatan promosinya, maka menulis genre ini lebih disarankan.

Saya yakin setiap dari kalian setiap dari kalian punya tujuan dalam menulis. Jika belum, maka temukanlah!

Untuk saya sendiri, setelah perjalanan selama saya memulai menulis hingga sekarang, saya akhirnya menemukan tujuan saya untuk menulis. Yaitu untuk menampilkan sisi lain kehidupan dan memberikan pesan tersirat kepada khalayak sekaligus mempromosikan idola saya. 

Memang bisa melakukan keduanya sekaligus?

Bisa.

Caranya?

Perkuat dan perbaikilah tulisan kalian wahai penulis fanfiction, dengan menjadikan tulisan kalian novel umum yang diperjualbelikan secara luas, kalian memiliki kesempatan lebih besar. 

Bila sang orang yang tak pernah terpapar mengenai idola yang kalian suka, dan membaca tulisan kalian lalu mulai mencari tahu tentang tulisan kalian di platform ini dan jatuh cinta juga dengan idola yang kalian sukai, itu adalah sebuah bentuk keberhasilan lain kalian sebagai seorang penggemar yang suka menulis. 



*Mungkin ini akan menjadi part terakhir How to survive, bila ingin berdikskusi mengenai masalah lain dengan saya, bisa menyampaikannya via DM.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

How to SurviveWhere stories live. Discover now