How to Survive

Tidak semua orang sama

Sesuai dengan judul, tidak semua orang sama, tidak bisa disamaratakan dalam hal apapun, karena setiap pribadi itu unik.

Untuk masalah pun sama, tidak ada yang mutlak. Misalnya Penulis A menganggap itu masalah, penulis B menganggap itu nggak masalah. Semua tergantung pribadi dan sudut pandang orang itu.

Contoh kasus.

Penulis A tukang marah, Penulis B tukang sarkas, Penulis C orangnya sabar kebangetan. Itu di pemikiran pembaca Z.

Pernah nggak memandang dari sisi Penulis A yang mungkin menurut dia ada komen yang memang sudah keterlaluan? Dalam keadaan dia lagi capek, stress dan tertekan. Jadi dia marah-marah.

Wajar? Wajar kalau liat dari sudut pandang penulis A. Ya dia memang lagi mengalami masalah berat. Tapi apa di mata pembaca Z? Penulis A tukang marah-marah (titik).

Ya, titiknya sampai situ. Pembaca Z hanya menilai dari apa yang diliatnya tanpa tau kalau si penulis A punya masalah dibalik itu semua.

Diliat lagi si penulis B yang tukang sarkas, mungkin dia bingung bagaimana menyampaikan kekesalannya, daripada dia ngomong kasar dan marah-marah jadi lebih milih untuk sarkas. Jadi pembaca Z taunya ya dia orangnya sarkas.

Salah? Enggak. Seenggaknya dia nggak ngomong kasar yang membuat banyak orang dosa karena mengumpat secara nggak langsung akibat membaca news feed dari dia.

Penulis C yang menurut pembaca Z sabarnya banget-banget? Ah masa?Nggak ada yang tau hatinya udah bernanah karena memendam semua masalah. Dia malah jadi stress sendiri dan nggak ada yang tau.

Sekali lagi perlu ditekankan setiap orang memandang, menganggap dan bereaksi dengan suatu masalah berbeda-beda karena pribadi mereka yang unik.

Kalau kalian menemukan sosok-sosok penulis seperti di atas, ditelaah lagi. Apakah mereka selalu marah, kasar, sarkas, atau hal-hal lain.

Kalau emang pada waktu tertentu aja, ya mungkin dia sedang dalam masalah dan berada di titik jenuhnya.

Kalau setiap saat marah/kasar/sarkas sih... ya sudahlah. Kalian bisa menilai sendiri.