Cerita Tentang Bidadari

2.7K 62 0
                                    

Icha adalah pelabuhan hati gue berikutnya. Meskipun gue belum nembak dia, tapi kejadian di lorong kelas sore hari pas hujan turun itu sudah membuktikan perasaan gue ke dia.

Enggak ada lagi hari-hari duduk di lapangan futsal sendirian buat gue, karena Icha selalu menemani gue meskipun gue lagi keringetan abis main futsal ataupun lagi rapi-rapinya karena mau masuk pelajaran agama.

Sore itu seperti biasa, gue dan Icha lagi asik duduk di lapangan memandangi langit yang tiba-tiba gelap. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya menyisakan kami dan beberapa siswa yang tadi lagi asik maen basket. Icha menggenggam tangan gue dengan hangat.

"Tom, cerita tentang bidadari lagi dong!," Rengek Icha.

"Ogah ah, masa bidadari dengerin ceritanya sendiri!".

"Iih, emang ga boleh?".

"Ya enggak lah, kan bidadari yang terakhir udah jadi milik gue!".

Gadis itu menatap mata gue tajam, seolah ada yang mengganjal dalam hatinya.

"Milik lo Tom? Sejak kapan?", Protesnya.

"Sejak saat ini, lo mau kan?," Jawab gue dengan santai.

Icha menyandarkan tubuhnya di tembok, "Enak aja, sejak kapan ada orang nyatain perasaannya kaya gini?".

"Ya, sejak hari ini lah, gue yang mulai!".

"Huuu, dasar!", Icha langsung berdiri mau pergi.

"Mau enggak?,"

Perempuan itu menghentikan langkahnya, ia terdiam lalu berbalik, cuma anggukan yang keluar dari kepalanya

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Icha, tiba-tiba ia memeluk gue.

"Gak ada adegan ciuman kaya waktu itu yah Cha, banyak orang. Hehe!".

Icha mencubit pinggang gue dengan manja, sore itu hujan turun semakin deras, kita berdua masih di sekolah, di lorong yang sama tempat pertama kali kami berciuman.

AKAD (Full)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang