Tentang Pernikahan

1.2K 44 0
                                    

Di tengah kegalauan hati menerima kenyataan bahwa Embun akan menikah, gue harus memilih antara datang ke acara pernikahannya atau enggak. Tapi akhirnya gue memutuskan untuk datang, itu pun dengan menculik Putri buat nemenin.

Semenjak hari itu gue semakin dekat sama Putri, meskipun statusnya masih pacar orang. Jujur aja, gue sama Putri seolah jalan tanpa status.

Setiap dapet shift closing, dia selalu nemenin gue sampe tutup kedai. Kalo gue lagi istirahat, Putri selalu membawakan gue makanan yang dibelinya dari warteg sebelah.

"Tom, emang lo gak ada niat buat pacaran gitu?" Kata-kata Putri nyaris saja membuat gue menyemburkan nasi beserta telur dadar yang sedang gue kunyah.

"Sebenernya sih mau Put, tapi..."

"Tapi enggak ada yang mau?," Sela Putri.

"Yang mau sih ada, tapi sayangnya dia masih ada pacarnya!," Ledek gue.

"Huu!," Putri mengelus kepala gue.

Hubungan tanpa status ini membawa gue ke dalam zona nyaman yang selama ini gue enggak pernah dapat ketika berpacaran.

"Pacar kamu kemana Put?, kok ga pernah datang?," Kata gue suatu ketika.

Gadis itu hanya diam, gue merasa seperti ada masalah antara mereka. Tapi gue enggak mau terlalu jauh bertanya masalahnya.

Pada waktu sahabat gue si Natan menikah, gue disuruh jadi pengiring pengantin pria. Putri pun ikut menemani gue.

"Tom, kapan yah kita kaya gitu?," Kata Putri ketika upacara pernikahan berlangsung.

"Putuskan dulu pacar kamu dong!," Jawab gue santai.

"Ada yang ketinggalan berita kayaknya nih!".

"Berita apa emang?".

"Aku udah putus sama dia!".

"Sejak kapan?," Gue penasaran sama berita ini.

"Huuu, makanya update dong Tom!".

Malam itu di acara pesta pernikahan Natan, gue dan Putri akhirnya jadian. Meskipun tanpa harus gue bilang, cuma kata hati kami mengisyaratkan rasa yang sama. 

(Bersambung)

AKAD (Full)Where stories live. Discover now