Bukan Dia, Tapi Aku

2.2K 60 0
                                    

Tiga bulan berlalu, sejak saat itu gue enggak pernah melihat Dewi duduk di lapangan tempat favorit gue kalau waktu istirahat atau pulang sekolah.

Sesekali gue liat dia pas pelajaran olahraga, tapi enggak lama karena Dewi langsung menghilang dari pandangan gue.

Kalaupun gue ketemu dia di kantin sekolah, dia langsung buang muka dan buru-buru pergi.

Suatu hari ada sebuah berita duka, seorang guru yang sudah lama mengajar di sekolah gue meninggal dunia. Sekolah terpaksa diliburkan, semua murid dan guru melayat ke rumahnya.

Sekolah menyewa beberapa bus untuk transportasi menuju rumah guru tersebut. Siswa bebas memilih mau di bus mana mereka berada.

Gue pilih bis ketiga, karena beberapa teman gue ada di sana, tapi alangkah kagetnya gue waktu tau di bus itu ada Dewi, dia duduk tepat di samping Rudi, kakak kelas gue. Yang bikin gue kaget adalah mereka berpegangan tangan mesra.

Dewi langsung membuang muka begitu melihat gue naik bus, dalam hatinya masih ada rasa sayang dan kecewa ke gue.

Jujur aja, sebenarnya pada saat itu gue marah. Bukan marah sama Dewi, tapi marah sama Rudi yang memanfaatkan gue supaya Dewi menjauhi gue dan dia mulai mendekat. Tapi apa daya, gue paling males memperpanjang masalah. Biarlah mereka berdua bahagia.

Kuakui sungguh beratnya

Meninggalkanmu yang dulu pernah ada

Namun harus kulakukan

Karena kutau ini yang terbaik

(Bukan Dia Tapi Aku – Judika)

Sejak kejadian itu, gue enggak pernah komunikasi sama Dewi. Meskipun hanya beberapa hari jadian, tapi Dewi menyadarkan gue kalau perasaan sayang itu bukan buat mainan. Kita boleh buta sama yang namanya cinta, tapi kebutaan akan cinta itu bukan buat dijadikan bahan taruhan.

Berita tentang Dewi bagaikan hilang ditelan bumi, bahkan di beberapa acara reuni yang digelar baik acara reuni akbar ataupun reuni per lima angkatan pun gue enggak pernah dengar lagi kabar tentang Dewi.

AKAD (Full)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin