Mate part 4 ; Mate Albert

144K 8.6K 159
                                    

Elena menelusuri jalan di desa yang gelap, suasana desa pada malam hari sangatlah hening, rata-rata seluruh rumah menutup pintu dengan rapat. Cuaca tampak mendukung keputusan Elena, udara terasa sangat menusuk kulit Elena walaupun sudah terlapisi baju yang tebal.

Beberapa kali Elena mengedarkan pandangan nya lalu bergidik ngeri, ia sedikit merasa takut pada suasana dewa yang sangat sunyi. Elena mempercepat jalan nya memasuki pasar yang di kunjungi nya tadi siang.
Ia mengedarkan pandangan, lalu tak lama kedua matanya menangkap keberadaan istana yang masih dapat di lihat nya di dalam kegelapan.

Ia merasa yakin bahwa istana itu memiliki penghuni. Rasa penasaran dalam diri nya pun semakin menjadi-jadi. Dan keputusan Elena sudah bulat, ia akan secepatnya kembali setelah mengetahui asal usul istana itu. Ia berjalan ke arah barat dan menemukan keberadaan hutan rimbun dan gelap

Setelah membuang rasa takutnya, Elena mengambil senter yang sudah di siapkan nya lalu mulai melangkah kan kakinya memasuki jalan setapak hutan. Meskipun terburu-buru, Elena tetap berhati-hati terhadap sekitar.
Pepohonan tinggi lah yang membuat suasana hutan itu terlihat sangat menakutkan.

Merasa lelah, Elena memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum memulai kembali perjalanan nya. Ia duduk di sebuah batang pohon yang telah tumbang. Elena pun mengambil kesempatan untuk meminum air putih yang di bawa nya maupun memakan makanan.

Setelah selesai, Elena kembali melanjutkan perjalanan nya yang tak jauh untuk sampai pada letak istana itu, kedua iris matanya berbinar saat mengetahui bahwa ia sudah berada di hadapan istana itu, walaupun terdapat bukit yang menghalangi.

Tidak ada jalan lagi, selain mendaki bukit itu. Tanpa membuang waktu, Elena mendaki bukit itu secara perlahan dan tetap berhati-hati. Elena merendahkan dan mengatur napas nya yang tak beraturan setelah sampai di puncak bukit. Rasa letih nya terbayarkan saat tujuan nya hampir tercapai.

Elena harus menuruni bukit itu untuk sampai ke dasar nya, ia harus melewati lembah di bawah sana untuk mencapai istana itu.

"Aku harus bisa," gumam Elena.

Elena mengerutkan kening nya saat ia melihat sebuah gerbang membentang ke atas sehingga menutupi suatu dunia yang tak di kenali, ia dapat melihat di sepanjang gerbang tinggi itu terlapisi banyak pelindung yang bisa di sebut sebagai perisai transparan. Bukankah akan sangat mustahil menembus pengaman itu?

Elena membuang napas nya, ia harus mengurungkan niat nya lalu membalikan tubuhnya naik ke puncak bukit kembali, bagaimana pun ia tidak akan dapat menembus perisai itu.

Tangan Elena menggapai apa yang berada di dekat nya saat ia kehilangan pijakan, tubuh yang tak seimbang pun dapat di kendalikan nya saat ia terjatuh dan berguling-guling tanpa henti, tanpa di hindari beberapa batuan sempat mengenai tubuh Elena.

Elena merasakan tulang-tulang tubuhnya seakan remuk, ia merasakan darah mengalir di daerah kening nya yang terbentur batu besar. Dan pada akhirnya kegelapan menarik Elena ke dalam nya.

***


Luke dan Aland menghentikan lesatan nereja tepat di sebuah hutan yang luas namun terlihat sangat sunyi. Mereka tak sendirian, namun di temani oleh beberapa pengawal yang dengan setia berada di belakang kedua pangeran Darwisen itu. Hutan tersebutlah yang menjadi tempat tinggal para rogue.

Luke memang sengaja membawa Aland untuk membunuh para rogue bersama nya, sekedar mengetes sebatas mana kemampuan yang sudah Aland kuasai, hutan ini sering Luke kunjungi ketika ia sedang ingin membunuh para rogue atau serigala liar yang membuat kekacauan.

Para rogue yang mencium kehadiran mereka, langsung keluar dari persembunyian nya. Luke tersenyum miring ketika di depan nya telah berkumpul para rogue. Baginya membunuh banyak rogue adalah makanan sehari-hari nya yang sayang sekali untuk di lewatkan.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang