Mate part 14 ; Sifat beda Luke

139K 8.8K 326
                                    

Sedari tadi yang hanya dilakukan oleh Luke adalah menghela nafas jengah, sejak tadi ia terus menghadiri berbagai rapat di luar istana tanpa henti, hal itu sehingga terpaksa membuatnya harus meninggalkan matenya sendirian, sedikit tak rela ia meninggalkan matenya dalam
keadaan seperti itu. Karena tuntutan tanggung jawab Luke sebagai pangeran mahkota penerus tahta istana Darwisen inilah yang membuat Luke mengikuti rapat ini.

Lagi-lagi Luke berdecak kesal.
Ia sudah pusing dengan segala perdebatan yang dilakukan para raja-raja yang berkumpul menjadi satu di ruangan megah ini, termaksud Ayahnya juga, Lord Edmans pun ikut berdebat dengan raja lain. Terlihat kondisi Lord Edmans yang sedikit membaik dari sebelumnya sehingga pria itu memutuskan untuk menghadiri rapat ini.

Luke belum berbaikan dengan Ayahnya, sehingga ia hanya diam saja selama rapat berlangsung.

Luke pun angkat bicara
"Bisakah kita akhiri segala perdebatan ini? Dan kita ambil kesimpulan dari rapat hari ini."

Seorang raja menatap Luke dengan heran "Ada yang mengganggu mu pangeran?" tanya raja itu.

"Tentu saja, aku pusing dengan segala perdebatan yang kalian lakukan." Luke menjawab dengan nada ketus dan dingin.

Lord Edmans pun berkata
"Itu wajar Luke dalam sebuah rapat pasti ada yang di debatkan dan...."

Luke langsung memotong ucapan Ayahnya "Mempertahankah ego masing-masing." Ucap Luke tajam.

Seorang pangeran yang bernama Davero pun terkekeh
"Tebakan mu sungguh benar pangeran Luke." puji Davero yang juga turut menjadi pangeran mahkota dari kerajaan seberang.

"Rapat ini tidak bisa selesai sekarang titik." tegas Lord Edmans, mau tak mau Luke harus mengikuti segala ucapan Lord besar seperti ayahnya.

🏰🏰🏰

Elena sangat bosan berada di dalam kamar yang semegah dan semewah ini secara terus menerus, ia ingin keluar untuk menghirup udara segar. Tetapi, kaki nya masih terasa sakit dan belum sembuh total.

Elena menoleh saat seseorang membuka pintu kamar yang ia tempati terbuka sehingga membuatnya menjadi waspada,

Disana Seorang perempuan yang masih sangat muda. Mungkin, seumuran dengan nya sedang tersenyum lembut ke arahnya.

Elena membalas senyuman perempuan itu. Biarpun dia perempuan Elena tetap harus waspada kepada siapa pun. Perempuan itu berjalan dengan anggun ke mendekat arah Elena,

dari bajunya terlihat glamor dan mewah tetapi desain nya terkesan sangat kuno.

Sebenarnya Elena berada di mana, ia menemukan beberapa fakta bahwa semua yang berada di sekitarnya ternyata berdesain kuno.

"Kau pasti bosan seharian berada di kamar?" Tanya Perempuan itu seraya tersenyum hangat pada Elena.
Elena menatap kagum perempuan itu, wajahnya cantik seperti seorang ratu, ditambah dengan pakaian yang di pakainya sangat indah, suaranya pun sangat merdu. Dan ia memakai sebuah mahkota di kepalanya.

Elena tersenyum canggung, tetapi ia tetap mengangguk. Perempuan itu duduk di tepi kasur tempat Elena sedang duduk bersandar di kepala kasur.

"Namamu?" tanya Perempuan itu setelah duduk di samping Elena.

"Nama ku Elena Widley."
Elena memperkenalkan diri dengan gugup.

"Tak usah canggung dengan ku." Perempuan itu berkata seakan tau apa yang Elena rasakan saat ini.
"Dan perkenalkan aku Klarisa Darwizen, aku adalah ibu dari pangeran Luke, kau bisa panggil aku ibu."

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang