Mate part 8 ; penyerangan

112K 7.1K 112
                                    

Setiap orang pasti mempunyai masalah nya sendiri yang tak perlu di ketahui oleh orang banyak.

Luke darwizen

Elena menghela nafas, hanya itu saja yang mampu ia lakukan saat ini.
Sudah beberapa hari ini Elena berada di dalam ruangan yang sempit, gelap, dan pengap ini. Perutnya sedari kemarin belum terisi sedikitpun nasi, begitupun kerongkongan nya yang terasa sangat kering serta terasa perih karena tidak ada setetes air pun yang melewati kerongkongan nya.

Ia butuh minum, walaupun. Setetes saja Elena sudah bersyukur, keadaan Elena masih sama, kedua tangan dan kaki nya masih di rantai dengan kuat dan dirinya berada di dalam ruangan introgasi dengan sekujur tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.

Kondisi Elena sangat jauh dari kata baik. Di Kepalanya terdapat darah yang sudah mengering, baju yang ia pakai pun sudah rusak di bagian sisi-sisinya. Ditambah lagi kaki Elena yang terasa sakit dan sulit di gerakan akibat terkilir saat ia berlari dari kejaran serigala di hutan tadi. Seluruh badan nya terasa remuk akibat tubuhnya bertabrakan dengan dinding yang keras.

Rambut Elena yang berwarna hitam kecoklatan itu rontok beberapa helai karena tarikan pria yang mengintrogasi nya, Elena merasa hidupnya sudah tak lama lagi, ia sungguh tak kuat dengan penderitaan ini. Siapapun tolong Elena?

Elena menyesal telah pergi dari rumah, ia menyesal telah mengetahui istana yang menjadi titik pusat dari rasa penasaran nya, Elena menyesali semua itu. Ia ingin pulang sekarang dan berkumpul bersama nenek dan sahabatnya.

"Tuan tolong berikan aku sedikit air." Pinta Elena dengan suara seraknya, Sekedar mengeluarkan suara saja membuat kerongkongan Elena terasa lebih sakit dari sebelumnya.

Tak terdengar sahutan dari penjaga itu, Elena mendesah pasrah, ia yakin hidupnya tak akan lama lagi. Elena berharap ada seorang pangeran tampan yang datang menyelamatkan dirinya, seperti pada cerita dongeng-dongeng yang pernah Elena baca.

🏰🏰🏰


Kini Luke sudah berada di depan pintu masuk utama istana Gultam yang telah meminta bantuan padanya, para penjaga pintu utama membukakan pintu utama untuk pangeran yang menjadi tamu mereka. Luke berjalan memasuki istana, para pelayan langsung menundukan kepala mereka ketika Luke berjalan melewati mereka.

Luke memasuki ruang aula istana Gultam, dirinya di sambut dengan hangat oleh raja dan ratu kerajaan Gultam, para pelayan wanita berdiri di sepanjang pintu masuk ruang aula, di depan Luke ada karpet merah yang menutupi ubin istana. Mereka semua tampak senang menyambut kedatangan Luke yang merupakan pangeran mahkota dari kerajaan terkuat di dunia immortal.

Raja Istana Gultam berdiri dari singgasana nya  "Selamat datang di istana kami, pangeran Luke." Sapa Raja Jordin ramah. Luke tetap saja memasang wajah datar, ia hanya tersenyum tipis bahkan senyuman nya tidak terlihat.

"Salam dari kami, pangeran Luke." Sapa Ratu isabella dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Luke tersenyum tipis
"Salam hormat dari saya juga, Raja Jordin dan Ratu isabella." Ujar Luke meletakan satu tangan nya menyilang di dada dan membungkukan tubuhnya, Luke memberi hormat layaknya seorang pangeran.

"Terima kasih jika kau sudah bersedia membantu kerajaan kami melawan teror penyerangan ini." Ujar Raja Jordin. Luke hanya mengangguk singkat.

"Pangeran kami sudah menyiapkan kamar jika pangeran ingin beristirahat'' Ujar Ratu isabella. 

Luke menggeleng, ia mengunjungi istana gultam bukan untuk bersenang-senang melainkan untuk membantu istana gultam menghadapi kaum pemberontak yang bisa kapan saja menyerang secara tiba-tiba. "kita tidak punya banyak waktu untuk bersantai, kaum immortal  pemberontak bisa menyerang tanpa kita ketahui. Maka dari itu kita harus mempersiapkan strategi peperangan secara matang sebelum mereka menyerang terlebih dahulu." Ujar Luke seperti sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now