Mate part 13 ; kesadaran Elena

138K 9.5K 285
                                    

Luke melesat sepanjang koridor yang menghubungkan ke sebuah ruangan, tadi Albert mendatanginya dan berkata bahwa dirinya di panggil oleh Lord Edmans, Ayahnya. Sejujurnya Luke sangat tidak ingin menemui Lord Edmans yang sudah menyakiti mateya, Luke takut dirinya akan kehilangan control dan kembali menyerang ayahnya itu.

Dan dengan sangat terpaksa dirinya harus meninggalkan matenya sendirian, tetapi. Sebelum Luke meninggalkan ruangan nya ia terlebih dahulu memerintahkan beberapa prajurit untuk menjaga pintu masuk kamar Luke, dan beberapa pelayan wanita Luke perintahkan untuk memperhatikan kondisi matenya, pelayan wanita yang Luke perintahkan untuk segera melaporkan jikalau matenya sudah sadar.

Beberapa pelayan memberi hormat pada pangeran mahkota istana Darwisen ini dengan cara menundukan kepala mereka dengan sopan, Luke menjawab semua sapaan dari pelayan dan pengawal yang berpapasan dengan nya hanya dengan anggukan singkat, dirinya sedang terburu-buru menemui Lord Edmans dan akan cepat pula dirinya kembali ke kamarnya yang sekarang akan menjadi kamar milik matenya juga.

Luke sampai di ruangan yang Luke yakini adalah ruangan pengobatan, Luke menarik nafasnya. Luke tidak boleh terbawa emosi kembali saat ada ibunya di dalam ruangan itu. Luke membuka pintu berwarna putih polos dengan kasar, beberapa penghuni ruangan berwarna serba putih itu tampak terkejut karena pintu terbuka secara kasar. Sementara Luke hanya memasang wajah datar khas dirinya tanpa merasa terganggu dengan berbagai tatapan dari keluarganya.

"Luke, tidak bisa kah kau menerapkan kesopananmu pada kami!" Tanya Queen Klarisa dengan tatapan marahnya .

"Maaf ibu, aku hanya tidak ingin membuang waktu berhargaku." Jawab Luke singkat.

Queen Klarisa menghembuskan nafasnya kasar, ia harus memaklumi sifat yang sudah mendarah daging di tubuh Luke.

Luke menatap Lord Edmans yang tengah terbaring di atas tempat istirahat di ruangan pengobatan ini, rupanya luka yang telah di berikan Luke pada Lord Edmans belum sembuh secara total.

"Cepat katakan inti dari pembicaraanmu, aku tidak punya banyak waktu." Ujar Luke dengan suara dingin nya tanpa menatap si lawan bicaranya.

Lord Edmand mencoba duduk agar berbicara masalah penting dengan Luke lebih nyaman. Namun, Lord Edmans tampak kesusahan, lantas Queen Klarisa membantu suaminya untuk duduk.

"Aku ingin bertanya padamu Luke, apa benar gadis manusia itu adalah matemu?" Tanya Lod Edmans yang langsung masuk ke inti pembahasan.

Luke mengangguk singkat, dan tidak ada niat untuk sekedar mangatakan 'iya' karena baginya pertanyaan Lord Edmans sangat membuang banyak waktunya, tetapi Luke tetap harus sopan terhadap ayahnya itu.

"Kau tidak salah? Aku tau Luke bahwa kau tidak menyukai manusia sedari kecil Luke." Ucap Lord Edmans yang masih mengingat Luke mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai manusia.

"Tetap saja dia adalah mate yang telah aku tunggu selama bertahun-tahun, satu lagi aku akan menarik semua ucapanku sekarang. Dan aku akan menjadikan mateku menjadi sepertiku." Balas Luke tenang, ia tidak masalah bahwa matenya adalah seorang manusia.

Lord Edmans mengangguk mengerti "Baiklah jika itu maumu, tetapi aku akan tetap mengingatkanmu bahwa kau tidak harus menjadikan matemu seperti bangsa kita secepat itu Luke, kau harus tetap menjaga identitas bangsa kita setelah waltunya tiba." Ujar Lord Edmans secara detail.

"Aku tau Lord." Balas Luke ketus.

Queen bangkit berdiri dan mengusap kepala Luke walau sedikit kesusahan karena tubuh Luke sangat tinggi, melebihi tingginya. "Ibu mengerti apa yang kau lakukan, kau hanya melindungi matemu bukan?" Luke mengangguk.

"Ingat lah ucapan ayahmu, Luke. Buatlah matemu merasa aman dan nyaman berada di sampingmu, jangan terlalu terburu-buru Luke." Pesan Queen Klarisa. Luke mengangguk singkat.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now