PART 9

46.9K 1.6K 11
                                    

PART 9

Zuu sudah berlalu sejak lima menit yang lalu, dan Sharen masih terpaku, menatap tak percaya pada pantulan di-rinya di cermin.

Gaun berwarna merah gelap, mahal, seksi nan indah, membalut sempurna tubuh langsingnya. Mencetak setiap lekuk tubuhnya dengan elegan.

Gaun bermodel bahu terbuka dengan panjang semata kaki yang memiliki belahan di samping kiri hingga setengah paha itu, benar-benar membuatnya bak tuan putri yang anggun. Bahu dan betis mulusnya terpampang sempurna dan menggoda, namun sama sekali tidak terkesan nakal. Ia terlihat begitu seksi dan elegan.

Tanpa sadar Sharen berdecak mengagumi kecantikan dirinya sendiri, mengagumi hasil kerja keras jemari lentik Zuu. Binar puas terpancar jelas di mata hazelnya saat ia melihat polesan-polesan makeup di wajah dan lipstik berwarna merah gelap yang memoles bibirnya. Ia terlihat begitu cantik dan anggun. Sharen yakin, jika orangtuanya atau teman-temannya melihat dirinya saat ini, mereka pasti tidak mengenalinya.

Tiba-tiba rasa pilu menusuk hati Sharen. Entah kapan ia akan bertemu kembali dengan orangtua dan teman-temannya. Dan entah bagaimana kabar orang-tuanya saat ini. Pastinya orangtuanya sangat khawatir karena tidak ada kabar sama sekali darinya, apalagi mengingat ia anak tunggal, hanya dirinyalah satu-satunya yang dimiliki kedua orangtuanya.

Sharen tidak bisa menghubungi orangtuanya atau siapapun. Aksesnya ke manapun tertutup rapat-rapat. Ia tidak bisa keluar rumah karena ada belasan pengawal Lando yang siap menghadang. Satu-satunya ponsel yang ia miliki juga entah raib ke mana. Tas Judith yang dipinjamkan padanya malam itu, yang berisi kartu identas, ponsel, dan sedikit uang, menghilang tanpa jejak. Sharen menduga Lando menyingkirkannya saat ia tertidur setelah melewati malam yang terasa berat karena ke-hilangan kegadisannya.

Tanpa sadar Sharen mendesah sedih. Di dalam hati ia berjanji akan merayu Lando atau Jack, agar me-ngizinkannya berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Mari, Nona, Tuan Lando sudah menunggu."

Suara Jack membuyarkan lamunan Sharen. Ia menoleh dan mengangguk kaku. Entah akan dibawa ke mana ia malam ini dengan dandanan secantik ini. Benarkah hanya makan malam? Atau...

Sharen menggeleng pelan kepalanya. Berusaha menyingkirkan pikiran buruk dari benaknya. Lando tak mungkin menjualnya. Dan jika Lando memang me-ngajaknya makan malam di luar, itu justru kesempatan emas baginya untuk melarikan diri. Mungkin nanti ia bisa berpura-pura ke toilet lalu kabur diam-diam. Meski tak punya uang dan tak tahu harus ke mana, yang penting ia sendiri harus selamat lebih dulu.

Sinar harapan berpijar di mata Sharen. Ia mengulum senyum mengingat ide cemerlangnya. Seketika semangat membuncah di dada. Sebentar saja lagi, ia akan terbebas dari pria mesum itu. Sebentar saja lagi ia akan me-ngucapkan selamat tinggal pada Lando Everard.

***
Bersambung...
Please vote dan komen ya, kawan2.
Makasi

Evathink




Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now