PART 20 - 1

37.2K 2K 46
                                    

PART 20

Sharen ternganga. Dalam sepersekian detik matanya tidak berkedip menatap wajah tampan dengan tulang pipi kukuh di depannya.

Lalu saat ia sudah bisa mengerti apa maksud kalimat pria itu, dada Sharen bergelombang dipenuhi amukan amarah.

"Aku tidak mau menikah denganmu!"

Lando menyeringai. "Pendapatmu tidak diperlukan di sini, Sharen."

Sharen menggigit bibir kesal. Mengapa ada pria kejam seperti ini di dunia ini? Nasibnya benar-benar sial bertemu dengan taipan berengsek seperti Lando. "Kau tak bisa bersikap sesukamu padaku."

"Tentu saja aku bisa, Sayang. Kau milikku. Jadi aku bisa berbuat sesukaku padamu."

"Aku bukan milikmu!" Sharen meraih bantal di sisinya lalu melemparnya dengan kesal ke wajah Lando.

Lando hanya menyeringai samar saat bantal empuk itu mengenai wajahnya. Ia bahkan tampak tak merasa harus bersusah payah untuk menghindar.

Tentu saja! Karena bantal itu empuk, tidak akan membuatnya sakit. Sharen berharap ada vas bunga di dekatnya, dan ia akan dengan senang hati melemparnya ke kepala pria itu agar ia pingsan dan mulutnya diam.

"Kau harus belajar sedikit tenang saat menjadi Nyonya Lando Everard nanti, Sharen. Apa kata dunia kalau istri sang taipan ternyata seorang wanita cantik yang pemarah?" goda Lando dengan seringai mengejek di wajah.

Sharen ingin meremas rambutnya karena frustrasi. Apa telinga pria ini tuli? Tidak mendengar bahwa ia mengatakan ia tidak mau menikah dengannya?

"Hentikan omong kosongmu yang memuakkan ini! Sudah kukatakan, aku tak mau menikah denganmu. Bagian mana dari kalimatku yang tak kau mengerti? Tolong lepaskan aku!" Sharen bergerak bangkit dari ranjang, namun cengkeraman di pergelangan tangannya menghentikan gerakannya.

"Baiklah.. aku akan melepasmu..."

Sharen terdiam, menatap Lando tak percaya. "Be-narkah?" tanyanya polos dengan napas yang tadi terengah oleh amarah kini perlahan menuju teratur.

Lando melepas cengkeramannya. Ia menatap Sharen sejenak, lalu menyeringai sinis. "Tentu saja."

Mata Sharen berbinar penuh harap. Akhirnya pria ini akan melepaskannya juga. Amarah Sharen seketika menyurut. Ia bahkan tidak peduli bahwa lima menit yang lalu pria ini mengatakan akan menikahinya seminggu lagi. Mungkin pria itu berubah pikiran dan tiba-tiba merasa bosan padanya.

Meski sedikit merasa terganggu memikirkan ke-nyataan kemungkinan pria itu sudah bosan padanya hingga mau melepaskannya, tapi Sharen menghibur diri, bahwa kebebasan inilah yang ia tunggu dan inginkan sejak lama.

"Tapi setelah aku mendapatkan apa yang aku inginkan."

Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now