PART 21

34.5K 1.8K 41
                                    

PART 21

"Aku pikir aku belum mabuk, tapi apa aku salah dengar?" Javier menatap Lando dengan tatapan tak percaya, lalu beralih pada Davian dan Alven. Mereka sedang ber-kumpul di sebuah ruang VVIP bar kelas atas, atas undangan Lando.

Lando menyeringai masam. Tentu saja semua telinga tidak akan percaya jika mendengar berita ia akan menikah. Lando Everard, sang taipan yang senang berpetualang kenikmatan, yang sangat mengagungkan status lajangnya, kini akan menikah.

Terdengar seperti lelucon yang tidak lucu. Tapi itulah kenyataannya. Lando sendiri ingin tertawa sumbang mendengar kalimat undangan pernikahannya yang ia sampaikan pada ketiga sahabatnya.

Pernikahannya tidak akan dilangsungkan besar-be-saran mengingat ia hanya akan menikahi Sharen selama sembilan bulan.

Meski ayahnya protes dengan keputusannya yang hanya akan menikah sah secara agama dan hukum, Lando tetap berkeras dengan keinginannya. Ia berdalih kalau untuk saat ini ia sedang sangat sibuk mengurusi bisnisnya, hingga tidak memungkinkan melangsungkan pesta pernikahan yang mewah. Lando mengatakan ia akan mempertimbangkan tentang mengadakan resepsi bebe-rapa bulan lagi, yang tentu saja semua kalimat yang ia katakan itu bohong belaka. Lando tidak akan me-ngadakan resepsi apa pun.

"Kau benar akan menikah?"

Lihatlah! Lelucon ini bahkan membuat Alven yang biasanya pendiam, turut berkomentar dengan nada tak percaya.

"Kau dimabuk cinta? Dengan siapa? Kami tak menyangka kau akan menikah. Secepat ini," Davian berkomentar.

Lando menyesap anggurnya. Terdiam karena merasa terpojok. Biasanya ia selalu bisa menguasai keadaan. Tapi kali ini ia kalah telak pada setiap kalimat yang terlontar dari bibir sahabat-sahabatnya.

"Jadi karena itu kau menolak Daene kemarin? Karena kau ingin setia pada kekasihmu?" tukas Javier sinis. "Oh, ayolah, Bung! Ini tidak lucu! Sejak kapan pria bergelar playboy seperti kita memegang teguh kesetiaan?"

Lando menghela napas pelan, meletak gelas anggur ke atas meja lalu menyulut rokok dan mengisapnya dalam-dalam.

Sampai kapan teman-temannya baru akan berhenti menyudutkannya?

"Kau dipaksa bertanggung jawab pada wanita itu karena dia hamil?" kejar Javier tak puas.

"Tidak seperti itu," balas Lando enggan.

"Lalu?"

Lando mengisap rokoknya dalam-dalam. Merasa bersikap tidak jujur pada sahabat-sahabatnya jika ia tidak berterus terang alasan ia memutuskan untuk menikah. Tapi bagaimana ia bisa mengatakan alasannya, yang pasti akan terdengar egois di telinga siapapun? Ia menikah hanya demi rumah warisan ibunya!

"Dengar," Lando menghela napas panjang. "Aku jatuh cinta padanya." Lando ingin menggigit lidahnya karena mengucapkan alasan aneh itu. Ia jatuh cinta? Bahkan dalam mimpi pun tidak pernah. Bagaimana alasan gila itu bisa muncul di otaknya lalu memerintah bibirnya untuk mengucapkannya?

"Wow!" gumam Davian terkejut.

Javier juga awalnya terkejut hingga bibirnya ter-nganga. Lalu tiga puluh detik kemudian ia tergelak. Gelak tawa yang mengambang antara sinis dan tak percaya.

"Kau, Lando Everard, sang playboy sejati, jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah? Oh! Jangan sampai aku terkena kutukan itu!" ucap Javier sinis.

Lando hanya menyeringai masam mendengar sin-diran Javier.

"Bukankah sebaiknya kita merayakan hal ini?" Davian bersuara menyelamat situasi yang terasa memanas.

Alven hanya diam dan mengangguk samar.

"Oh, baiklah. Mari kita rayakan. Aku ingin mabuk dan berharap sahabat terbaikku dalam berburu wanita tidak mengatakan hal menyebalkan ini padaku," kata Javier sambil meraih botol sampanye dan menenggaknya tanpa menuangkan ke dalam gelas lebih dulu.

Lando yang sejak tadi terpojok, mau tidak mau menyeringai geli. Ia yang akan menikah dan melepas masa lajangnya—yang pastinya hanya sementara—mengapa sepertinya Javier yang tak rela?

***
Bersambung...

Evathink

Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now