PART 12

41.2K 1.4K 22
                                    

PART 12

Lando berdecak puas saat acara makan malam tiba pada penghujungnya. Ayahnya terlihat senang melihatnya membawa calon istri, apalagi yang secantik dan sesopan Sharen. Ayahnya bahkan menyambut bahagia saat ia mengutarakan rencananya menikahi Sharen dua minggu lagi.

Sedangkan ibu tirinya hanya memamerkan se-nyum—yang menurut Lando adalah senyum palsu. Ibu tirinya yang licik pasti tidak senang mengetahui ke-mungkinan Lando-lah yang akan mendapatkan hak kepemilikan rumah itu.

Gabriel yang katanya tiga bulan lagi akan menikah, lebih banyak diam dengan wajah datar. Namun meski tidak ditunjukkan dengan jelas, Lando yakin, adik tirinya itu marah ia mencuri garis startnya.

Selama makan malam, Gabriel terlihat berkali-kali melirik Sharen dan hal itu makin membuat Lando puas. Gabriel selalu kalah darinya, bahkan pada pemilihan wanita untuk dijadikan istri. Sharen jauh lebih cantik dan anggun dibandingkan Jania, calon istri Gabriel yang juga masih muda, yang sesungguhnya terlihat sama sekali be-lum siap untuk menikah. Lando menebak, ini semua adalah rencana ibu tirinya yang pastinya menginginkan rumah megah bak istana itu. Jeslin pasti menyuruh Gabriel agar cepat-cepat menikah. Setelah keduanya memiliki anak, maka rumah itu akan menjadi milik Gabriel.

Lando mengulum senyum sinis. Menyayangkan kenaifan ibu tirinya yang masih saja belum memahami siapa lawannya. Tentu saja Lando tidak akan mem-biarkan harta paling berharga dalam hidupnya itu jatuh begitu saja ke tangan orang lain. Dan meski ia sendiri alergi dengan pernikahan, tapi semuanya dengan mudah bisa diatur.

Seperti semakin memuluskan rencananya, Sharen bersikap sangat manis saat makan malam, membuat Lando makin merasa puas.

Akhirnya tiba saat pelukan perpisahan basa-basi, lalu kemudian ayahnya dan sang istri berlalu, diikuti Gabriel dan Jania.

"Maaf, saya ingin ke toilet."

Kalimat itu membuyarkan lamunan Lando yang sedang menyeringai menatap punggung ayahnya yang menjauh. Ia berbalik dan menatap Sharen yang berdiri di sampingnya.

Mata Lando menatap Sharen sejenak dengan tatapan penuh hasrat. Bahkan meski memakai sepatu hak tinggi, tinggi Sharen masih sekitar 15cm di bawahnya yang memiliki tinggi lebih dari 180cm. Sharen pastinya sangat sempurna untuk menjadi pasangannya.

Lando melirik Jack dan memberi kode untuk mengawal Sharen. Dan seringai sinis melengkung di wajahnya tatkala melihat sorot keberatan di mata hazel itu. Tentu saja Lando tidak sebodoh itu. Ia hanya ingin berjaga-jaga andai Sharen memilih melarikan diri.

Jack mengangguk dan mengajak Sharen berlalu. Meski tampak keberatan, Sharen tetap melangkah di depan Jack.

Lando menatap lenggak-lenggok pinggul yang indah dan kencang itu. Ia makin tidak sabar untuk segera membawanya pulang dan menyusurkan tangannya di lekuk aduhai itu.

***

Bersambung...

vote dan komen ya, kawan2

makasi

Evathink

Tawanan Hati Sang TaipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang