PART 10

45.3K 1.8K 21
                                    

PART 10

Lando sedang memainkan gelas berisi wiski di bar mini ruang tamu saat terdengar derap langkah kaki mendekat.

Lando menoleh dan seketika matanya menajam menatap dua sosok di depannya.

Tidak ada yang istimewa dari salah satu sosok itu. Jack tampak seperti biasa, masih membosankan. Namun seseorang yang bersama Jack sangat menyihir Lando dan membuat darahnya tiba-tiba berdesir.

Ia hampir saja tidak mengenalinya andai wajah cantik itu tidak mengisi benaknya setiap saat.

Sharen berdiri beberapa meter di depannya, tampak anggun dan memesona dalam balutan gaun panjang berwarna merah gelap dengan model bahu terbuka dan sepatu hak tinggi dipadu dengan tas tangan mahal berwarna senada. Rasanya Lando ingin menyimpan Sharen untuk dirinya saja malam ini, mengajaknya berdansa dengan musik romantis, lalu meneguk manisnya gairah sampai pagi. Menarik robek gaun indah itu dari tubuh Sharen pastinya akan menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan.

Lando meringis samar saat teringat niat awalnya yang ingin memperkenalkan Sharen sebagai calon istrinya pada ayahnya. Ia harus membicarakannya lebih dulu pada Sharen agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kau boleh pergi, Jack." ucap Lando datar. Matanya masih lekat menatap Sharen hampir tanpa berkedip.

"Baik, Tuan."

Lando tak merasa perlu repot-repot untuk menatap Jack berlalu. Mata abu-abunya hanya terfokus pada gadis cantik di depannya.

Lando menyeringai sinis saat melihat Sharen me-nautkan kedua tangannya dengan gelisah di depan tubuh.

"Kau tampak sangat cantik malam ini, Sayang. Aku tidak sabar ingin menarik lepas gaun itu dari tubuhmu," ucap Lando sambil berdiri dan berjalan mendekati Sharen.

Mata dengan iris hazel yang indah itu membeliak, membuat Lando menyeringai nakal.

"Sepertinya kau sudah tak sabar menunggu be-laianku, Manis," bisik Lando saat sudah berada di dekat Sharen. Tangannya meremas pelan bahu Sharen yang terbuka, merasakan kulit sehalus satin terbaik di dunia itu di telapak tangannya yang kekar.

Sharen memejamkan mata. Terlihat ingin protes namun menahan diri. Lando tergelak kecil melihat reaksi Sharen akan sentuhannya.

Lando menunduk untuk mengecup pelan bibir Sharen yang berwarna merah gelap. Sharen melangkah mundur, namun Lando segera meraih tangannya, lalu menariknya untuk merapat ke tubuhnya.

"Aku sudah tidak sabar mendengar teriakan erotismu, Sayang, namun aku masih harus menunda mengajakmu bercinta. Kita akan makan malam bersama keluargaku, calon istriku tercinta," bisik Lando meng-goda.

Tubuh Sharen dalam pelukannya menegang. Lalu Sharen mendorong tubuhnya membuat pelukan Lando terlepas, yang sebenarnya Lando memang sengaja melepas pelukannya. Ia ingin mengukur reaksi Sharen.

Mereka berdiri berhadapan di tengah ruang tamu dengan mata beradu.

"Apa maksudmu?" tanya Sharen dengan mata membesar dan suara bergetar.

Sebelah sudut bibir Lando melengkung naik, memperlihatkan ekspresi sinis. "Apakah kalimatku tadi kurang jelas, Manis?" tanya Lando menggoda.

Sharen menatap Lando tak mengerti. Mata hazel yang berbinar menggoda alih-alih bingung, membuat Lando semakin tidak kuat menahan diri untuk menarik tubuh indah itu ke tempat tidur.

Sharen begitu memikat, bahkan saat kebingungan seperti itu. Jika menuruti hasrat yang membara di dalam dirinya, saat ini juga ia akan melucuti gaun Sharen dengan kasar, dan mereka akan bercinta dengan panas di sofa ruang tamu.

"Kita akan menikah dalam waktu dekat, dan malam ini kau akan kuperkenalkan pada orangtua dan ke-luargaku sebagai calon istriku," ucap Lando santai. "Aku peringatkan kau untuk bersikap manis. Panggil namaku dengan lembut, Lando Everard, atau dengan panggilan mesra seperti 'Sayang'."

Sharen menatap Lando dengan bibir ternganga. "Apa??"

"Kau sudah mendengar semuanya dengan jelas dan masih bertanya?" Lando mengangkat alis.

Sharen terdiam dengan alis yang hampir bertaut. Ekspresi di wajahnya berubah-ubah, tampak sedang ber-pikir keras.

"Mari, sebaiknya kita berangkat sekarang agar tidak telat," Lando meraih pinggang Sharen dan mengajaknya melangkah keluar dari ruang tamu.

Tubuh Sharen masih membeku, namun kemudian menurut tanpa ada sepatah kata protes pun keluar dari bibirnya, membuat Lando menyeringai sinis. Wanita semua sama saja, selalu memuja pria tampan nan kaya seperti dirinya. Bahkan Sharen yang terlihat keras kepala dan sering memberontak pun, diam tak bersuara saat ia katakan mereka akan menikah.

Lando mendesis puas dalam hati. Ternyata misinya terlalu mudah diselesaikan. Ia menjadi pemenang tanpa perlu susah payah bertarung. Sungguh heran ibu tirinya tidak tahu siapa Lando Everard sebenarnya.

***


bersambung ....

jangan lupa love dan komen ya teman2

makasih

Instagram/Youtube/Threads: evathink

BTW, Novel cerita ini dan karya2 saya yang lainnya tersedia versi buku cetak, PDF dan ebook.

Buku cetak (READY STOCK) dan PDF, bisa diorder pada saya, WA 08125517788

Untuk ebook tamat tersedia di GOOGLE PLAY BUKU & KARYA KARSA (unduh apk di playstore)

CERITA TETAP DILANJUTKAN DI WATTPAD SAMPAI TAMAT!

Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now