PART 15 - 2

40.5K 1.7K 17
                                    

Sharen tersenyum salah tingkah menyadari pria itu bisa membaca kekhawatirannya. Sharen pernah sekali mempercayai orang yang baru dikenalnya, dan berakhir sangat buruk. Lando Everard yang menyebalkan!

Sharen berusaha menyingkirkan jauh-jauh kecu-rigaannya. Tentunya pemuda ini terlihat lebih baik dan wajahnya tidak semesum Lando yang selalu menatapnya dengan sinis, intens dan penuh gairah.

Teringat Lando dan gairahnya yang menggila, membuat darah Sharen berdesir. Pusat dirinya berdenyut, ingat bagaimana saat pria itu memuaskannya dan me-ngantarnya mencapai puncak kenikmatan. Membuat ia menjerit seperti wanita penggoda tak tahu diri saat terus dan terus dihempaskan ke lembah penuh kenikmatan.

Sharen mengumpat kecil di dalam hati dengan wajah memanas saat menyadari pikirannya yang melantur.

Pria itu menawannya, merenggut kehormatannya, memaksanya berhubungan intim hampir sepanjang waktu, dan bisa-bisanya saat baru beberapa menit berpisah dengannya, Sharen merasakan dirinya terbakar oleh gairah saat terbayang bagaimana hebatnya pria itu di atas tubuhnya.

Terkutuklah dirinya, wanita yang munafik!

"Bagaimana?" pria itu mengangkat alis dan menatap Sharen penuh tanya.

Pikiran-pikiran yang memenuhi benak Sharen se-ketika buyar, ia menatap pria di depannya dengan tatapan ragu. Kali ini bukan karena meragukan sikap baik pria itu, tapi karena diterpa kenyataan, bahwa yang ia butuhkan bukan hanya tumpangan untuk pulang, tapi juga tempat tinggal.

"Aku... aku tidak tahu harus ke mana," ucap Sharen berbisik.

Mata pria di depannya sedikit membesar, memindai Sharen dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu mengangguk mengerti. "Kau kabur dari rumah atau... pesta?"

Sharen hanya terdiam dan menatap pria itu dengan tak berdaya.

"Sebenarnya aku tidak suka membantu misi kabur siapapun. Tapi untuk malam ini aku akan membuat pengecualian. Sangat bahaya gadis cantik seperti dirimu berkeliaran sendirian di luar. Kau boleh ikut denganku, aku bisa memberimu tumpangan tempat tinggal malam ini, dan sebagai imbalannya, kau harus menceritakan apa yang terjadi padamu," kata pria itu ramah.

Sharen menatap pria di depannya, merasa sedikit lega di kota yang kejam ini, ia masih dipertemukan dengan orang yang baik. Setelah berpikir sekali lagi dan semakin yakin pria itu tidak akan menjual atau menggagahinya, akhirnya Sharen mengangguk menerima tawarannya.

Pria itu tersenyum hangat, lalu mengajak Sharen menuju mobilnya.

Sharen menurut tanpa banyak bersuara. Dalam diam menghela napas lega dan bersyukur.

***

Bersambung....

Evathink

Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now