PART 18 - 1

41.2K 1.9K 29
                                    

PART 18

Sharen berdiri di depan meja rias yang ada di kamar yang ia tempati. Ia menatap cermin. Matanya menangkap sesosok wanita muda yang sedang gundah. Mata hazel itu terlihat memerah dan berkaca-kaca. Tetes demi tetes kristal bening jatuh bergulir ke pipi mulus itu.

Sharen mendesah sedih. Tubuh polosnya yang ter-lihat dalam pantulan cermin makin membuatnya merana. Ia menyingkap gaun tidur sepaha yang melekat di tubuhnya. Menatap nelangsa bagian bawah tubuhnya yang polos tanpa pakaian dalam. Dengan gerakan seringan kapas, tangannya meraba ke bawah pusar yang terasa membengkak, lalu mendesis sakit dan menggigit bibir. Di sana, tepat di atas kewanitaannya, tertera huruf yang sangat jelas bertuliskan Lando Everard dan gambar setangkai bunga mawar.

Sharen ingin berteriak marah dan memukul Lando yang dengan seenak hatinya menato bagian tubuhnya dengan nama pria itu. Tapi ia tidak bisa melakukan apa pun untuk menolak. Ia sepenuhnya dalam kekuasaan Lando.

Air mata Sharen menetes semakin deras. Berpikir bertapa malang dirinya bertemu dengan pria berengsek seperti Lando. Pria itu bukan hanya menawan, tapi juga memperlakukannya sesukanya.

Dan kini, tanpa bisa melawan, tubuh mulusnya ternoda oleh tato dengan nama pria itu. Bukan rasa sakit di kulitnya yang membuat Sharen sedih, namun memi-kirkan bagaimana hidupnya nanti. Bagaimana kelak ia bisa menikah jika di bagian intimnya bertuliskan nama pria lain?

Tentu saja ia bisa menghapus tato ini, tapi pastinya dibutuhkan biaya yang besar, dan Sharen tidak punya uang. Ia juga tidak tahu akankah bentuk kulitnya akan mulus seperti semula?

Pria itu sangat berengsek.

Sharen semakin kesal dan frustrasi saat teringat ancaman Lando yang mengatakan akan menato bagian tubuhnya yang lain seperti payudara, punggung, atau bokong, jika ia berani melarikan diri sekali lagi. Bukan hanya itu, Lando juga mengancam akan menghabisi nyawa kedua orangtuanya.

Sharen tak berdaya dan tak habis pikir. Mengapa pria itu sangat suka menyiksanya? Ada banyak wanita yang lebih cantik darinya di luar sana, yang pasti dengan senang hati menyerahkan diri padanya. Mengapa Lando justru memilihnya? Salah apa dirinya pada pria itu?

Sharen menghapus air mata yang terus berlomba membasahi pipinya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Sudah tidak memungkinkan untuknya melarikan diri. Pengawalan pada dirinya semakin ketat, seolah dirinya tawanan yang sangat berharga.

Sekilas terbayang wajah Aidan di benak Sharen. Pria itu pasti mencari dan mengkhawatirkan dirinya, namun tidak ada apa pun yang bisa Sharen lakukan untuk menghubunginya.

Sharen duduk di kursi depan meja rias dengan rasa putus asa, lalu meringis saat merasakan sakit di bawah pusarnya. Bekas tato itu.

Sharen menggigit bibir kesal. Sedih dan tak berdaya.

Tawanan Hati Sang TaipanWhere stories live. Discover now