Dilahirkan untuk Menderita

5.8K 330 17
                                    

Vote dulu Guys😈

Yuk capcus!

|
|
|
|
()>•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••⚠️Vote!
|
|
|
|

•••

Hari ini Hila menjalani kehidupannya seperti biasa. Kuliah dan menjadi pembantu di rumahnya sendiri. Aneh? Yah, semua berubah setelah ia di kirim ke Infonesia, lalu kembali dengan keadaan keluarga yang berantakan. Jadilah Hila sebagai Aanak penurut yang selalu disia-siakan.

Kini Hila sedang duduk di kelas bersama teman-temannya yang tak pernah menganggapnya ada. Duduk sendiri sambil mendengarkan Dosen, sesekali menulis hal-hal penting yang di terangkan oleh Dosen.

Perbedaan itu kontras di pandang mata, satu-satunya mahasiswi berpakaian *syar'i di kelas dan satu-satunya mahasiswi yang selalu diabaikan tanpa sebab.

*Syar'i adalah pakaian yang sesuai syariat Islam.

Sudah terbiasa bagi Hila diabaikan, bahkan di rumahnya sendiri, ia selalu diabaikan. Perlakuan buruk keluarganya sudah menjadi rahasia umum di antara teman-teman kuliahnya, hal itu membuatnya dikenal sebagai PRT (Pembantu Rumah Tangga). Hila tak masalah sebenarnya, lagipula ia tak butuh penilaian manusia, yang ia butuhkan hanya penilaian Allah SWT.  Dunianya bukan untuk dilihat manusia lain yang tak pernah menghargai kehadirannya.

Di rumah keluarga Lee, Hila baru saja pulang kuliah. Ditatapnya rumah minimalis yang penuh dengan penderitaan baginya. Rumah yang harusnya menjadi tempatnya bersenda gurau, melepaskan beban, tempatnya pulang dikala dunia menyakitinya dan tempatnya melepas derita yang menggerogoti asa sampai terputus.

Tapi tidak, bahkan rumahnya adalah tempat paling mengerikan di sepanjang sejarah hidupnya. Ayah, ibu, saudara-saudarinya memperlakukannya bagai orang asing yang numpang dalam kehidupan mereka.

"Huft!" helaan nafas kasar keluar dari mulut Hila.

Dengan gontai ia memasuki rumah dibarengi salam yang tak pernah terjawab karena beda keyakinan.

"Assalamu'allaikum. Aku pulang!" ucapnya sembari melepas sepatu dan kaos kakinya.

Tiba-tiba Lee Sin Hwa, ibu kandungnya, memanggil, "Na Young-ah!" panggilnya keras.

'Pasti cucian banyak' batin Hila menduga, seperti yang biasa ia lakukan setelah tiba di rumah. Mencuci pakaian sekeluarga, mencuci piring, mengepel lantai, menyapu rumah dan halaman, membersihkan WC, memasak dan lain-lain.

"Nde Eomma," ia menghampiri ibunya yang sedang duduk di ruang tamu, tapi anehnya Haris/Jun Dae sudah pulang.

"Kemarilah Na Young, ada yang ingin kami bicarakan." Ucap sang ayah, melambaikan tangan.

"Nde Appa," ia menghampiri ayahnya dan duduk di single sofa berhadapan dengan ayah ibunya yang tak lagi sehangat dulu.

"Ada hal apa sampai Appa dan Eomma mau bicara denganku?" tanyanya waspada.

"Santai saja anak bungsuku. Begini..." ia tersenyum bahagia, "tadi ada orang kepercayaan salah satu orang terkaya di Korea Selatan, mereka datang ke sini."

Pernyataan Haris masih menggantung bagi Hila.

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Hila bingung.

Tak biasanya ayah ibunya mau membicarakan hal kecil seperti ini dengannya, biasanya ia tak perlu tau apapun tentang keluarganya, seperti halnya orang asing.

"Tentu saja ada hubungannya, ini soal pernikahanmu yang akan terlaksana dua minggu lagi!" Ucap Haris santai seperti membicarakan lelucon.

Deg!

Suamiku Mantan Idol (END)Where stories live. Discover now