Lokalable

3.5K 218 33
                                    

"Eungh!" lenguh Hila di tengah malam.

Ia merasakan hawa yang tak biasa, hingga membangunkannya dari tidur. Ia merasakan ada angin lembut yang menerpa hidungnya, terasa hangat dan ia merasakan aroma parfum yang khas. Ia mencoba meloading fikirannya, mengingat-ingat apa yang terjadi.

Lama kelamaan kantuknya pun pudar, digantikan rasa penasaran. Masih memejamkan mata, hingga ia meraba pinggangnya yang terasa berat. Dan tiba-tiba ia membuka matanya, ketika tangannya menyentuh sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya.

Dan...

"Astaghfirulloh!" kagetnya agak keras.

Namun tidak ada pergerakan sama sekali dari pemilik tangan. Ia masih tertidur pulas. *mungkin inilah yang dinamakan ngebo😬

Perlahan Hila mencoba melepas lengan Jin Hyun di pinggangnya. Namun dekapannya terlalu kencang, hingga ia tak kuasa melepasnya.

Dalam keadaan tak baik itu, akhirnya Hila mencoba tenang. Tapi ketika ia melihat wajah tidur Jin Hyun perasaannya bergemuruh, seperti ada yang mendesaknya.

Dalam hati ia terus beristighfar, Jin Hyun sangat dekat dengannya bahkan ia memeluknya dengan erat. Ia menatap jam dinding yang menunjukan pukul satu dini hari. Apa yang harus dia lakukan?

"Diamlah. Ini masih malam," gumama Jin Hyun dalam tidurnya.

Hila syok mendengarnya, hingga ia akhirnya terdiam. Pergerakannya ternyata dirasakan oleh Jin hyun.

Pada akhirnya ia pasrah dan melanjutkan tidurnya, walaupun sulit namun ia tetap mencoba memaksa matanya untuk tidur.

Pagi harinya...

Hila dan Jin Hyun sarapan terlebih dahulu, sebelum berangkat ke stasiun. Menu pagi itu adalah nasi goreng.

"Lebih enak buatanmu," ucap Jin Hyun membuat Hila menatapnya tak mengerti.

"Maksudmunasi gorengnya tidak enak?" tanya Hila memperjelas.

"Bukan, ini enak, tapi lebih seenak buatanmu," jawab Jin Hyun masih dengan tampang dinginnya.

Hila tersenyum malu, Jin Hyun seperti sedang memujinya tapi dengan ekspresi tidak menyenangkan. Membuat Hila bingung harus bersikap bagaimana.

"Beda tangan beda rasa, walaupun menunya sama, kalau yang membuat berbeda pasti rasa pun akan berbeda rasanya," jawab Hila seadanya.

Jin Hyun mengangguk faham, ia melanjutkan makannya dengan santai. Sementara Hila yang sudah menghabiskan makanannya, beranjak dari duduknya dan menuju jendela kamar.

Disingkapnya gorden yang baru saja di tutup. Kemudian membuka HPnya dan memotret pemandangan kota Jakarta dengan senyum bahagia.

Jin Hyun yang sedari tadi memperhatikan Hila ikut tersenyum, melihatnya yang sangat suka memotret pemandangan dari pada dirinya sendiri. Padahal kebanyakan wanita di dunia, lebih suka memotret diri sendiri dari pada pemandangan.

Selesai dengan makannya, Jin Hyun menghampiri Hila.

"Sini ku fotoin."

Hila terkejut dan menoleh kearah Jin Hyun yang sudah bergerak membuka jendela kamar.

"Em...maksud kamu?" tanya Hila berfikir.

Namun tanpa basa-basi Jin Hyun mengambil HP Hila dan memegang pundak Hila.

"Kamu di sini," ia menggeser posisi Hila yang mematung karena terkejut.

"Oke, di sana bagus, senyum..." ucap Jin Hyun seolah menjadi fotografer.

Suamiku Mantan Idol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang