Hidayah

3.1K 211 67
                                    

Vote and follow yes, jangan lupa sebelum baca. Apresiasi kalian sekecil apapun, itu berharga ....😍

.
.
.

Lagi-lagi dua pasang mata beda warna itu beradu, seolah tengah mencoba bertanya tentang sesuatu atau menjelaskan sesuatu.

"Mho?" kaget Hila tak percaya.

Jin Hyun bingung harus menjelaskan dari mana, ia menggaruk tengkuknya seperti lelaki yang akan menyatakan cinta pada calon pacarnya. Namun entah kenapa, Jin Hyun merasa ini lebih membuatnya gugup berkali lipat.

"Akan ku jelaskan di mobil," ujarnya meraih tangan kanan Hila, kemudian berjalan kearah mobilnya. "Ayo kita pulang!" lanjutnya, ketika Hila hanya pasrah ditengah kebingungannya.

Hila menatap Jin Hyun yang serius menyetir tanpa mau membuka suara, padahal tadi ia ingin menjelaskan.

Jin Hyun tau jika Hila penasaran, ia hanya melirik dengan tampang grogi. Ia bingung harus menjelaskan dari mana, yang pasti ia tak mau membuat Hila berpikir buruk tentangnya.

Hila mengalihkan pandangan keluar jendela, haruskah keheningan yang mendominasi? Ia sendiri bukan type orang yang pandai mencairkan suasana.

"Aku akan jadi suami yang baik untukmu, jadi aku akan berusaha untuk mencari alasan mengapa aku harus Islam. Dan lagi, aku ingin kamu membantuku. Membimbingku," ucap Jin Hyun memecah keheningan.

Hila menoleh ke arah Jin Hyun yang masih serius menyetir.

"Jadi ... tadi ... kamu belajar tentang Islam di sana?" tebak Hila memperjelas.

Jin Hyun mengangguk ragu, ia tak bisa menebak reaksi Hila selanjutnya. Namun ketika ia menoleh, ia menemukan senyum diwajah manis itu.

"Alhamdulillah, syukurlah. Harusnya kamu mengajakku kalau ingin ke masjid. Aku juga sering kesana, tapi ...."

Hila melirik Jin Hyun yang sedang menatap lurus seperti mematung atau terkejut.

"Maafkan aku yang tidak izin padamu, aku takut jika aku keluar keseringan, kamu tak mengizinkanku. Aku tau ini salah dan harusnya ...."

Perkataannya dipotong oleh Jin Hyun yang meliriknya sejenak.

"Tidak perlu izin, bukankah hubungan kita dengan Tuhan adalah priorotas utama? Dan aku tak akan melarangmu, bahkan jika kau mau setiap hari ke Masjid Central Seoul, aku akan siap mengantarmu. Aku pun ingin belajar banyak, setelah keyakinan itu hadir juga."

Ia tersenyum manis. Hila terkejut mendengar kata-kata Jin Hyun. Ia menatap sang suami dengan tampang terkejut setengah mati.

"Artinya?" Hila berpikir keras mencari penjelasan.

"لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Sesembahan selain الله, dan Nabi Muhammad utusan الله." ucap Jin Hyun berusaha mengingat kaliamat arabnya.

Hila terkejut sekaligus bahagia, ia sampai menutup mulutnya saking bahagianya.

"Aku akan mencoba mengenal-Nya, mencintai-Nya, sehingga nanti aku bisa memintanya membuka hatimu hanya untukku. Aku akan meminta pada-Nya agar kamu selalu di sisiku selamanya," ucap Jin Hyun santai, menatap jalanan yang legang.

Seolah ia mengatakan hal-hal biasa tanpa makna yang menggetarkan hati yang mendengar.

Hila terperangah, terkejut setengah mati. Jin Hyun yang biasanya tak peduli pada apapun selain dirinya dan keluarganya. Kini ia membanting setir, dengan merelakan waktu dan pikirannya untuk memulai sesuatu. Sesuatu yang luar biasa.

Suamiku Mantan Idol (END)Where stories live. Discover now