04 - Luka Lama

12.8K 437 4
                                    

" sudahlah cukup masa lalu melukai ku, tapi jangan pernah biarkan masa lalu merusak kembali masa depanku"

🌹

  Malam hari pun tiba, Yasmin duduk di kursi, menatap langit hitam bertaburan bintang dan cahaya bulan, hembusan angin di lereng gunung terasa begitu samar, tangan nya tidak lepas dari genggaman kitab Alfiyah, terbayang kejadian di sekolah tadi, apa lagi kata kata Rasyid yang sangat menusuk hati, dia baru melihat Rasyid semarah itu kepadanya
  " wahai Allah, tolong, jaga fitrah ini agar tidak menjadi fitnah" gretak hati Yasmin kepada sang pemilik Cinta, Yasmin begitu terkejut saat Maysaroh menepuk pundak nya
  "Yas!" yasmin langsung menoleh Maysaroh dan menggigit bibirnya, refleks dia sangat terkejut
" kamu kenapa ??" Tanya Maysaroh berdiri di pinggir nya
" ish, ngagetin aja, enggak, aku gak kenapa napa, aku lagu rindu aja sama umi" jawab nya beralasan, namun hal itu malah membuat Yasmin teringat kembali kepada sosok Umi nya,
" kamu ingat umi kamu?" Tanya Maysaroh iba dengan menatap kedua mata yasmin yang berkaca kaca,
pertanyaan itu terdengar oleh teman teman nya, dan mereka langsung menghampiri Yasmin dan Maysaroh yang sedang berbincang bincang
  " Yasmin kok nangis?" Tanya Diana perlahan mengerutkan dahinya
  " Aku rindu Umi" jawab Yasmin lirih dengan air mata di sudut matanya yang sudah siap tumpah ke pipi, namun, teman temannya semakin merasa heran, sejak kapan Yasmin menangis di depan teman temannya, dari dulu, Yasmin tidak pernah mengekspresikan kesedihannya pada siapapun, namun sekarang, kenapa Yasmin sangat rapuh, melihat Yasmin seperti ini, teman teman nya ikut merasa sedih,
  " Yas, umi kamu itu udah bahagia di Syurga" ucap Diana mendekap Yasmin penuh kehangatan
  "Andaikan, kamu itu umi Diana, yang mendekap ku penuh kasih sayang, yang mengelus rambut ku penuh kehangatan , yang menyuapi ku saat aku kelaparan, yang mengkecup pipiku dengan sentuhan manja seorang ibu, aku ingin merasakan semua itu, walau hanya Sedetik saja, aku ingin merasakan bagaimana rasanya di peluk dan di manja oleh sosok seorang ibu, aku ingin mendengar sekali saja umi Memanggil nama ku, membentak ku, menasehatiku, dan kembali memeluk ku saat aku rapuh" Yasmin mengutara kan seluruh isi hatinya tentang kerinduan seorang putri kepada sosok seorang Ibu dalam dekapan Diana dengan buncahan air mata, Diana dan teman teman tidak tahan membendung air mata saat mendangar kata hati Yasmin,
" udah dong yas, sedih nih" celetuk Zia menangis begitu keras melebihi tangisan Yasmin, dekapan Yasmin semakin kuat pada Diana, matanya terpejam, tanda Yasmin sedang memikul kesedihan sangat mendalam di hati nya,
" tapi setidak nya kamu enggak melihat umi kamu meninggal di depan kamu" celetuk Maysaroh, pernyataan itu membuat teman teman dan Yasmin terkejut setengah mati, sebagian dari mereka langsung menganga, termasuk Neneng
" maksud kamu ?" Tanya Sa'idah,  Maysaroh menarik nafas nya dalam dalam, dia mencoba menahan tangis nya, memejamkan matanya dan mencoba menguatkan jiwanya, namun semua gagal, Maysaroh adalah manusia yang paling rapuh jika harus menceritakan tentang Orang tua.
  " maaf Yas, bukan maksudku membanding bandingkan, tapi, aku rasa ini saat yang tepat buat aku ceritain apa yang selama ini aku pendem" ucap Maysaroh, Yasmin menghentikan tangisnya, menyiapkan dirinya untuk mendengarkan cerita sahabatnya
  " gak papa May, cerita aja" ucap Yasmin, mata Maysaroh sudah berkaca kaca,
  "dulu, saat kelas 6 SD tepat nya, Aku senang punya ibu yang sangat menyayangi ku, beliau single perent, Ibu tidak mau menikah lagi, karena janjinya pada Ayah saat Ayah akan menghembuskan nafas terakhirnya saat usia ku 5 tahun, tetapi aku tetap bersyukur mempunyai ibu yang begitu hebat, yang memiliki kesetiaan yang amat tinggi pada Ayah, tiba di suatu ketika, hari Rabu, Aku pergi menuju pasar malam bersama ibu, ibu membelikan ku berbagai macam makanan, aku begitu senang, aku bangga memiliki Ibu yang selalu mengerti apa mau ku, aku tak kuasa menahan pipis, aku pun pergi ke toilet bersama Ibu, tiba tiba ibu di tangkap oleh seorang pria tak di kenal, ibu hampir saja di nodai, namun, ibu mencoba melawan nya , laki laki itu tiba tiba mengeluarkan senjata tajam nya dan menusukannya tepat di jantung ibu ku, saat itu aku tidak bisa apa apa, Aku hanya gadis lemah yang hanya bisa melihat ibunya yang sedang sekarat, aku hanya bisa menangis, meronta mendekap Ibu, dan berharap aku bisa menolong Ibuku, sayang, semuanya terlambat, Ibu meninggal di pelukanku, sejak saat itu, dunia ku begitu gelap, aku trauma, berbulan bulan aku tidak ingin bertemu dengan makhluk bernama laki laki, aku anak yatim piatu, sejak saat itu, nenek iba melihat keadaanku, nenek pun memberangkatkanku jauh dari kampung halamanku, ke sini, di tempat penuh cahaya ini, dari kejadian itu, aku selalu bersikap kasar pada laki laki, karena aku masih terbayang akan sosok penjahat kejam yang pembunuh ibuku" cerita Maysaroh menguak tabir kehidupan masa lalu nya, membuatnya semakin terluka, bagaikan luka kering yang di korek kembali, teman teman nya begitu terkejut mendengar cerita Maysaroh, selama ini mereka kira Maysaroh adalah anak yang tidak pernah memiliki masalah, karena hidup nya selalu cuek dan bahagia, tapi ternyata selama ini mereka salah,
" May, kita baru tahu kalo kamu? " Fitria masih meneteskan Air matanya
" tadinya, aku ingin rahasiakan semua ini dari kalian, tapi aku enggak sekuat itu Fit " Jawab Maysaroh kembali meneteskan Air matanya, Sa'idah pun langsung memeluk Maysaroh,
  " aku malu May, aku sangat lemah, seakan akan, aku adalah manusia yang memiliki masalah terbesar, ternyata, aku salah" ungkap Yasmin, Maysaroh pun hanya bisa menangis mengingat masa lalu pahit itu,
" bodoh aku," lirihnya sambil menyandarkan pundak ke tembok, Bukan lagi Yasmin sekarang yang menangis, tapi berbalik pada Maysaroh, sang Wanita Tegas yang anti nangis, tapi sekarang dia begitu rapuh, hal itu membuat teman teman nya iba, apalagi Zainab,
" kamu enggak bodoh May, kamu hebat !! dengan kamu menuntut ilmu, kamu bisa bahagiain Ibumu di sana" lerai Yasmin memeluk nya dan mengusap air mata Maysaroh
" Maysaroh, biarkan Ibu mu tersenyum di balik pintu, Syurga tuhan mengantarkan nya semu,  tatapan mata nya yang kau Rindu, akan di dapat kembali saat kau menuntut ilmu, buat ibumu bangga dengan akhlakmu, agar Syurga bisa kau nikmati bersama kasihmu itu" Saidah dengan kata kata puitis nya menenangkan sahabat nya itu
" keren juga puisinya" celetuk Zia dengan polos sambil masih menangis mendekap Maysaroh
" jika seseorang meninggal dunia, maka putuslah amalannya kecuali 3 perkara ( yaitu) :  sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak yang sholeh, HR. Muslim, jika kamu sayang sama mamah kamu, jangan menyesal atas kepergian nya, kita tak berhak marah, karena semuanya milik Allah, sang pemilik bebas mengambil apa yang dia miliki kapanpun juga, tetap berdoalah agar allah senantiasa menyayangi nya di alam sana" Kamilah menerangkan dengan dalilnya, Maysaroh dan Yasmin pun mulai berhenti menangis, dia memeluk sahabat nya sangat erat sekali, terlihat perasaan tidak ingin kehilangan sahabat nya itu
" jangan tinggalin aku" ujar Maysaroh pada sahabat sahabatnya itu, pelukan mereka semakin erat saja setelah mendangar ucapan Maysaroh
" Aku berharap semua cerita kita bisa jadi kenangan untuk masa depan, dan semoga, kita bisa bersama sama lagi, di syurga" Fitria tersenyum lebar dengan penuh harap
" aamiin, jika aku masuk Syurga lebih dulu dari kalian, aku akan menyambut kedatangan kalian pertama kali, dan jika aku masuk neraka carilah aku di dalam sana" Yasmin berkata begitu lirih , terpancar rasa haru di matanya,
" semoga kita bisa memasuki pintu syurga bersama kawan, sekarang udah malem, kita tidur yuk" ajak Diana dengan senyuman hangat nya,
Mereka pun menganggukan kepalanya dan membereskan kasur lantai untuk alas mereka tidur, cukup sederhana memang, hanya selembar kasur yang menjadi alas mereka memejamkan mata sejenak, itulah santri, Pedih tetapi kesuksesan terus menanti.

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiWhere stories live. Discover now