43- Pacaran?

8.9K 359 6
                                    

  " segera bersiap Yas, kita akan keliling dunia" aku berteriak kencang sekali menyuruh istriku segera bersiap entah apa yang sedang ada dalam otaku saat ini, rasanya aku adalah lelaki paling bahagia di dunia, karena untuk pertama kalinya aku bisa membawa seorang wanita yang aku cintai jalan jalan berdua.
  " iya iya" jawabnya sambil mengenakan memilih baju dan bersiap, tidak lupa aku harus memakai baju yang warna nya sama dengan istriku, kira kira dia mau pake baju apa ya?
  " kenapa liatin aku? " tanya Yasmin memandangku
  " enggak, cuma liatin bajunya aja" jawabku, Ufairahku tersenyum saat itu, cantik sekali. Aku mengamati tangan Yasmin yang sebentar lagi akan membawa baju untuk dia kenakan, aku sangat penasaran dia akan memakai baju warna apa. Dan ternyata dia membawa baju yang berwarna putih.
  " kok belum siap siap? " tanya Yasmin sambil menuju ke toilet untuk ganti baju.
  " belum" jawabku, padahal aku kan dari tadi nunggu dia bawa baju, ah mumpung dia lagi di toilet sekarang aku pilih baju yang serasi dengan nya, akupun langsung mengganti pakaianku dengan kemeja warna putih dan celana jeans hitam.
  " kok warna nya samaan? Jangan jangan kamu sengaja mau sama ya sama aku?" tanya Ufairah ku ini sambil menatapku dengan senyuman manisnya.
  " kalo iya? Kenapa? " tanyaku sambil mencubit pelan pipi istriku itu. Ufairah ku pun tersenyum dan langsung mengalihkan topik pembicaraan, iya tahu kenapa dia selalu mengalihkan topik pembicaraan, karena dia malu kalo ketahuan pipi tomatnya itu.
  " ayo keburu siang" Ufairah ku berjalan keluar kamar dan meninggalkan ku begitu saja, ah dasar Yasmin,
  " abi, kak Yasmin sama Faishal berangkat dulu ya" aku dan Ufairah berpamitan dengan mertuaku dan kakak ipar ku yang sedang duduk bersama kang taji dan santri santri senior yang lain di ruang keluarga.
  " iya, hati hati ya" jawab abi,
Kamipun bersalaman pada mereka dan tidak lupa mencium tangan mereka.
  " titip Yasmin" bisik Mertuaku, akupun tersenyum dan menganggukkan kepala. Kami berdua pun berjalan menuju pintu keluar rumah.
  " mobil kamu mana? " tanya Yasmin heran menatapku, dia lucu ya kalo kebingungan haha
  " gak ada" jawabku
  " kalo gitu? Kita kesana naik apa? " tanya Yasmin menatapku.
  " kita jalan aja kesana? Mau? " tanyaku menguji kesetiaannya. Ufairah ku pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya
  " ayo" jawabnya, Dia langsung berjalan menuju keluar gerbang, ah Yasmin ya enggak sekarang juga.
  " eh tunggu tunggu" aku menahan dia pergi keluar,
  " kenapa Shal? Kan katanya tadi kita mau jalan? Keburu siang nanti " tanya dia polos, maklum yah yang baru mengenal pacaran halal ya kaya gini.
  " aku gak tega kalo liat kamu jalan," jawabku
  " terus? " tanya nya lagi
  " kita naik vespa aja, gimana? " tanyaku, diapun tersenyum dan menganggukkan kepalanya
   " kamu yakin? Kamu gak malu? " tanyaku .
  " untuk apa aku malu? Mobil mewah itu hanya titipan, semua yang kita miliki hanya titipan, tidak perlu bangga dan tidak perlu malu untuk apa yang kita miliki, karena itu adalah milik allah, bukan milik kita" jawaban Yasmin membuat hati ini gemetar sekali, sungguh dia adalah wanita berhati bersih.
  " ya sudah tunggu, aku ambil vespa nya dulu" akupun bergegas mengambil vespa yang sudah terparkir di depan rumah tadi.
  " ayo naik" aku mengajak Yasmin yang berdiri di pinggirku dengan wajah kaku nya.
  " kok malah diem? Ayo naik!! " ajak ku, aku tahu, dia memang pemalu. Perlahan Ufairah ku duduk di belakangku , akupun mulai menyalakan vespa ku dan menjalankannya, perlahan, tangan lembut Yasmin melingkar di perut ku, dia memegang ku sangat erat, Tasikmalaya, adalah saksi dari kebahagiaan ku hari ini. Jika kalian bertanya aku bahagia atau tidak? Jawabannya tidak ! Karena kebahagiaan ku yang sesungguhnya adalah bisa mendengar Yasmin tertawa karena bahagia jalan bersamaku, dan tidak lama dari itu, dia tertawa geli memandang setiap putaran roda vespa yang berjalan, dan sekarang, aku bahagia.
  " kamu tahu? Aku malu" ungkapku
  " malu? Kenapa? " tanya lembut dari Yasmin.
  " ada yang liatin kita" jawabku
  " biarkan saja, mereka juga sudah tidak asing melihat yang seperti kita" jawab polos Ufairah ku
  " bukan mereka, aku tidak malu dengan mereka" jawabku
  " terus? Sama siapa? " tanya Yasmin semakin heran.
  " allah" jawabku, Yasmin langsung terdiam saat itu.
  " terkadang, kita melupakan kehidupan akhirat ketika kita terlalu bahagia di dunia" ucapku membuat Yasmin bisu.
  " aku juga malu" sautnya lembut.
  " kita bersholawat yuk" ajak ku
  " mari " jawab istriku, kalian tahu? Sepanjang jalan aku mendengar suara merdu dari Yasmin ku. Jika kalian ada disana saat itu, kalian pasti merasa nyaman dan bahagia tentunya. Lembut sekali suaranya, menambah ke tenangan dalam hati, dengan lantunan sholawat nya dia mengingatkan ku terhadap rosulku.
  " alhamdulillah kita sampai " ucapku
  " alhamdulillah, shal? Katanya kita mau ke pasar? Kok ini malah ke mol?" tanya Yasmin penasaran.
  " ini bukan mol" jawabku
  " terus apa? " tanya Yasmin
  " ini namanya Pasar Modern" jawabku, Yasmin pun tersenyum dan sedikit tertawa sambil memukul ku perlahan.
  " apaan sih garing" jawabnya
  " katanya garing, kok ketawa? " tanya ku sambil menatap istriku itu.
  " ah udah ah ayo jalan" ajaknya. Kami berdua pun bergegas menuju tempat penjualan baju.
  " yang ini bagus shal" Yasmin menunjukkan baju kemeja kotak kotak biru kepadaku
  " Putra suka warna merah Yas" jawabku sambil mencari baju yang pas untuk sohibro ku itu.
   " yang ini gimana? " tanya Yasmin menunjukkan kembali baju kemeja warna merah maroon ke hadapanku.
  " tidak tidak, dia paling suka kalo bajunya ada corak Yas, dia gak suka kalo yang polos" jawabku sambil masih mencari baju untuk Putra.
  " Yang ini gimana? " dia malah menunjukkan baju wanita? Apaan ini?
  " Yas, itukan baju buat cewek" jawabku
  " memang, aku mau beliin baju buat teman teman aku" jawabnya,
  " apa? M-maksud kamu? Buat sahabat kamu yang super banyak itu?" tanya ku terkejut sekali mendengarnya, masalah nya aku membawa uang pas pasan dan atm ku ketinggalan.
  " iya Shal, kan sebentar lagi kita mau ngehadirin acara nikahan Fitria, jadi kita harus pake bajunya samaan" jawabnya sambil memilih berbagai baju warna abu tua untuk teman temannya,
  " tapi Yas,aku.." belum saja aku berbicara Yasmin sudah memotong ucapanku.
  " udah Shal, ayo kita ke kasir, keburu antriannya panjang" akupun hanya bisa menggigit bibir bawahku
  Kami mengantri, hati ini benar benar tidak karuan, masalah nya malu sekali jika Yasmin meminta uang nya dan aku tidak punya, ah dasar.
  " semuanya 3 .600.000 kak" ucap Kasir, rasanya mata ini akan keluar mendengar total jumlah yang di ucapkan kasir itu, mana aku cuma bawa 500.000 lagi, bagaimana ini? Ya allah rasanya jantung ini akan meledak.
  " terimakasih kak" Yasmin langsung membawa belanjaan di dalam kresek itu, akupun terkejut sekali saat itu.
  " Yas? Udah? " tanyaku heran
  " udah shal, ini barang nya udah aku bawa" jawab Yasmin menunjukkan kresek besar berisi baju baju itu, termasuk baju Putra juga.
  " uangnya dari mana Yas?" tanyaku
  " aku sama sahabat ku itu punya tabungan di bank, kami sengaja mengumpulkan semuanya untuk keperluan yang mendadak" jawab Yasmin, ahh ya allah rasanya lega sekali mendengarnya saja.
  " oh ya sudah sini aku bawain" aku mengambil kantong kresek yang lumayan besar dari tangan Ufairah.
  " terimakasih" ucapnya sambil tersenyum ke arahku,
  " kita mampir ke taman dulu yuk" ajaku
  " vespa nya gimana? " tanya Yasmin
  " tenang, kan ada tukang parkir" jawabku sambil berlari menuntun Yasmin pergi ke Taman. Kami berdua berjalan sambil sesekali tertawa di jalan taman bunga yang sangat indah ini. Kami berdua pun duduk di bangku taman .
  " kamu lapar? " Yasmin menatapku, masyaallah ternyata dia perhatian juga.
  " kemaren enggak" jawabku,
  " ih serius" Seperti biasa, Yasmin tersenyum geli sambil memukul ku pelan.
  " serius, kalo kamu? " tanyaku
  " sedikit" jawabnya, dia ngasih kode rupanya, akupun tersenyum dan langsung pergi mencari makanan.
  " kamu mau kemana? " Yasmin memegang pergelangan tanganku, ya allah hati ini ritme nya tidak beraturan sekali, apalagi di saat tangan lembutnya memegangku, dan mata sayunya menatapku, wajah nya begitu berseri, akupun hanya bisa menatap istriku itu.
  " dasar, kerudung aja syar'i, tapi pacaran sampe pegangan tangan, zaman zaman" tiba tiba seorang ibu ibu mengatakan kalimat yang sangat pedas kepada kami, eh emangnya kita kaya yang pacaran ya? Hahah mentang mentang kita baru aja keluar SMA, aduh ibu ibu padahal kan kita udah halal, jadi gak papa dong. Aku dan Yasmin pun tertawa lepas saat itu, karena mendengar ucapan dari Ibu ibu sewot yang tadi.
  " hahaha, sepertinya dia menganggap kita masih pacaran" ucapku tertawa geli
  " emang kaya yang lagi pacaran kali Shal" jawab Yasmin tertawa geli .
  " ya sudah, sekarang kita beli makanan yuk" ajaku, Yasmin pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, kami pun berjalan berdua dengan tangan istriku tidak lepas dari genggaman ku.
  " kamu mau beli bakso itu? " tanyaku
  " sepertinya mau" jawab Yasmin, kami pun langsung menghampiri tukang bakso yang sedang mangkal di taman bunga ini.
  " mas, baksonya 2 mangkuk" ucapku memesan, tukang baksopun menganggukkan kepalanya.
  " eh iya Yas, kamu tunggu di sini ya, aku kembali dalam waktu secepatnya" ucapku sambil berlari meninggalkan istriku, kalian pasti bertanya tanya aku mau apa ya? Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku berniat membeli buket bunga untuk pacar ku, tepatnya pacar halal ku.
  " mba, yang ini berapa? " tanyaku sambil langsung membawa buket bunga berisi mawar pink ini.
  " 120.000 mas , wah pasti buat pacarnya ya? " tanya mba tukang bunga itu, akupun tersenyum dan menganggukkan kepala dan memberikan uang.
  " kepala pake peci, tapi pacaran masih jalan, aneh" tiba tiba ibu ibu yang tadi sempat mengatai aku dan Yasmin ada disana sedang memilih bunga juga.
  " ya gak masalah dong bu kami pacaran, orang kita pacaran nya juga udah halal" jawabku sambil membawa buket bunga itu dan meninggalkan tempat penjualan bunga , akupun berjalan sambil tertawa geli, aku penasaran melihat ibu ibu itu, ah aku tengok sekali aja, dan waaaw aku terkejut melihat ekspresi ibu ibu dan mba tukang kebun , hahaha mulut mereka terbuka sambil memandangku, akupun tertawa geli memandang mereka, eh gak baik tau gitu ke orang tua, akupun berjalan tidak sabar ingin memberikan bunga ini ke Yasmin, aku melihat Yasmin sedang duduk membelakangi ku, akupun berjalan perlahan mendekati Yasmin.
  " Assalamualaikum Ya Ufairah" aku menepuk pundak Yasmin dan langsung jongkok dengan kaki kiri menahan ke tanah tan kaki kanan di ke ataskan, aku memegang tangannya dan langsung memberikan buket bunga itu. Terlihat wajah Yasmin yang sangat berbinar binar, dan kali ini dia tidak bisa menyembunyikan pipi tomat kesukaan ku itu
  " ya ampun Faishaaal" dia menatapku dengan senyuman cantiknya.
  " ini buat kamu" ucapku, dengan lembut Yasmin mengambil buket bunga itu dan spontan langsung memeluku , ya allah ini mimpi atau nyata? Yasmin memeluku?
  " eh kalo pacaran syar'i itu jangan sampe peluk pelukan, dosa" ucap tukang bakso malah mengganggu keromantisan kami.
  " kita enggak pacaran kok pak" jawab Yasmin melepaskan pelukannya, akupun langsung duduk di pinggir Yasmin.
  " kalo enggak pacaran apa?" tanya penjual bakso itu
  " kami sudah nikah" jawabku
  " apa? Gak percaya saya " tukang bakso malah membuatku geram, akupun langsung menunjukkan surat nikahku
  " Ini foto siapa ya pak? " tanya ku menunjukkan surat nikah itu. Mas bakso itu pun memandang dan menyamakan nya dengan wajah ku dan Yasmin.
  " sama pak? " tanya ku, mas bakso itupun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, tetapi raut wajah nya masih menandakan wajah bingung dan bertanya tanya
  " oh maaf mas mba, kirain kalian pacaran, kok kayanya kalian berdua masih muda sekali? " tanya Mas bakso itu.
  " iya pak, kami mau menikah karena kami mau meminimalisir zina dimana mana, kan biasanya anak anak muda berpacaran tetapi sering sekali berlebihan, dari pada kami pancaran, mendingan kami menikah" jawab Yasmin istriku menjelaskan nya dengan lemah lembut, Mas bakso itu pun tersenyum.
  " semoga allah memberikan kalian banyak anak yang seperti ayah dan ibunya" ucap mas Bakso, saya pun tersenyum malu saat itu.
  " kenapa harus banyak pak? " tanya Yasmin.
  " karena, Dunia ini masih membutuhkan manusia yang benar benar berjalan di jalan yang benar" ucap Mas bakso itu
  " aamiin pak" jawab kami berdua
  " ya sudah, saya tinggal ya mas mba" mas bakso pun meninggal kan kami berdua.
  " kamu ke Kairo lusa? " Yasmin bertanya dengan raut wajah sedih menatapku.
  " iya Yas," jawabku
  " Fitria kan sebentar lagi mau nikah, kalo kamu ke Kairo, kamu gak bisa hadir dong di hari pernikahannya? " tanya Yasmin yang membuatku sedih, kalo bisa nawar aku tidak ingin meninggalkan Yasmin di negri Garuda sendiri, rasanya aku ingin membawanya ke negeri Piramida, tetapi, apa daya? Aku tidak punya kontrakan disana, jika punya , aku pasti membawa nya.
  " Ufaira, jangan sedih ya, kan kita bisa video call? Zaman sudah modern loh" ucapku mencoba membuat Yasmin tidak sedih lagi.
  " masalahnya bukan itu jauzi, Kita bakalan berjauhan 4 tahun, kamu yakin tidak akan rindu? " tanya Yasmin menatapku dengan wajah sedih, belum saja aku pergi, Yasmin sudah sedih,
  " aku pasti rindu, tetapi aku merindukan mu tidak seperti aku merindukan rosulku" jawabku,
  " itu pasti " jawab Yasmin tersenyum padaku, aku sangat lega jika melihat garis tawa di wajah cantiknya itu,
  " eh iya Yas, ini kayanya sudah sore, kita pulang yuk" sebenarnya aku tidak ingin secepatnya mengakhiri hari hari yang indah ini, tetapi aku juga harus segera pulang, karena aku ingat, Ufairah ku baru saja sembuh, jadi dia tidak boleh kecapean.
  " iya ayo" jawabnya

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiWhere stories live. Discover now