41- Gengsi

8.6K 417 7
                                    

Yasmin dan teman temannya sedang membahas balaghah bersama di kamar, ahh mendingan aku turun aja kebawah sekalian nyuruh putra kesini temenin aku, soalnya kalo udah sama sahabat sahabatnya itu Yasmin lupa kalo sebenernya suaminya sendirian.
" Assalamualaikum, Sohibro kamu kesini sekarang ya" ucapku sambil menelpon Putra
" waalaikumsalam, loh kenapa? Kok tumben sih? Katanya udah ada istri, kok masih kesepian sih? " tanya Putra malah nanya lagi
" ahh udahlah, sini aja kalo gak mau gak usah banyak alesan deh" jawabku sedikit kesal,
" eh sans bro, gua bawa dulu mobil, tunggu yang sabar yo" Putra malah menutup telponnya lagi, dasar kebiasaan nih orang kalo lagi sibuk pasti lupa ngucapin salam
" tringg tringg" ponselku berbunyik kembali, pasti Putra
" ada apa? " tanyaku sedikit kesal
" cuma mau ngomong assalamualaikum, lupa aku"
" waalaikumsalam" jawabku sambil mematikan telpon, ahh dasar Putra gak pernah berubah deh sikapnya.
Setelah beberapa jam aku nunggu Putra di halaman depan sembari duduk di kursi santai, akhirnya Sohibro datang juga, " brumm brumm" suara ban mobil hitam nya menaiki halaman rumah, aku hanya diam menatapnya keluar mobil
" muka kaya baju gak pernah di setrika" Dia menghampiriku dan menepuk nepuk pipi ku, gila dasar
" Gimana mau bahagia, Istri sibuk sama temen temennya" jawabku.
" dasar! Gini nih efek gak pernah pacaran, bawaan nya pasti cemburuan, pengen di mengerti, lu itu nikah apa pacaran sih sama Yasmin?" tanya Putra menatapku
" ya Nikah lah, masa pacaran" jawabku
" kalo udah nikah, lu itu harus bisa ngertiin Yasmin, lu harus tau sikap aslinya, kekurangan nya, kelebihannya, sebagai suami lu harus bisa menjaga istri lu, apalagi soal hati" ucap Putra, dia memang jago soal masalah cinta, orang mantannya juga Puluhan.
" soal hati gimana? " tanya ku heran
" gini deh, gua nanya sama lu, lu pernah enggak meluk istri lu sambil adegan adegan romantis kayak di film korea gitu? " tanya Putra
" gimana mau kayak gitu, bilang sayang aja dibilang lebay" jawabku
" ahh lu nya aja yang kurang nekat, nih ya resep dari gua, lu itu harus bisa bikin Yasmin kesengsem sama lu" jawab Putra , serasa Pahlawan aja kali dia.
" caranya? "
" lu itu harus pura pura cool tapi romantis" jawabnya memberikan ide yang bahkan aku gak tau maksud dan caranya gimana
" maksudnya gimana? " tanya ku semakin heran
" gini, lu harus pura pura dingin terus enggak kaku gitu kalo deket Yasmin, nah kalo udah gitu gombalin aja sama kata kata yang enggak bikin dia ilfeel, maksudnya kata kata yang anti lebay" jawab Putra, hal itu membuatku berfikir cara itu memang akan membuat semuanya baik sih
" oke oke nanti aku coba"
" nah gitu dong gantle men!! " Putra menepuk nepuk Pundaku
" bro! Makasih udah mau dateng kesini" ucapku
" yoi Sohibro kita kan sahabat, oh iya gua masih ada keperluan sibuk banget nih, gua harus segera cabut" ujar Putra yang tidak pernah lepas dari kacamata hitamnya itu
" lu gak mau masuk dulu? Minum dulu gitu" tanya ku basa basi, eh btw sorry ya kalo gua sama Putra ngomongnya sedikit kasar, karena kita kan cowok, kalo cowok udah deket sebaik apapun dia pasti punya bahasa masing masing agar suasana gak jenuh.
" gak ah, kalo air minum sih gak aneh" jawab nya,
" mau nya apa? " tanya ku
" jodoh" jawab Putra sambil berjalan menuju mobilnya dengan wajah tampak datar tanpa senyum sedikitpun
" Garing dasar" ucapku
" yaudah Hib gua berangkat ya!! Assalamualaikum " Putra kembali mengendarai mobilnya dan pergi.
" aku harus bisa buat Yasmin bahagia, sebelum aku berangkat ke kaira" ucapku berbicara sendiri.
***
Yasmin Voice

Aku dan teman temanku sedang bingung berbicara tentang ilmu balaghah yang lumayan menguras otak belajar dan diskusinya. Tapi kalo ada mereka sakit aku sedikit berkurang dan bahkan tidak terasa karena canda tawa mereka yang membuat bibirku tidak bisa menahan tawa, apalagi kalo Neneng sama Zaenab udah debat, masyaallah itu malah membuatku semakin tidak bisa menahan tawa,
" Yas, ini udah dzuhur, kita semua harus mimpin santri putri untuk Sholat berjamaah, nanti diskusinya kita lanjut lagi ya" Kamilah tampaknya sudah mulai kebingungan dan butuh refresh dengan sejuknya hati saat sholat, pikiriku.
" ya sudah temen temen, nanti kita lanjut lagi ya" ucapku.
" oh iya Yas, jangan terlalu capek ya, kita gak mau kamu sakit " ucap Fitria , ya dia memang sudah seperti kakak bagiku, bagaimana tidak? Dia sahabatku sejak kecil hingga sekarang, dan bahkan dia akan menjadi kakak ipar ku sebentar lagi.
" kamu gak usah khawatir Fit, kan sekarang Yasmin kita udah ada pangerannya, pasti dia jagain Yasmin" ucap Zia yang malah membuatku malu.
" ih kalian apaan si"
" tuhkan pipinya merah lagi, udah ah udah kasian dia, kita pulang ya Yas, assalamualaikum " mereka pun satu persatu bersalaman denganku, sesekali diantara mereka membelai kepalaku, termasuk Diana, sahabat ku.
" waalaikumsalam" jawabku di saat mereka sudah keluar dari kamar ku. Saat itu aku berusaha berdiri untuk berwudhu, sebenernya aku mau sholat berjamaah bersama sahabatku itu, sudah lama rasanya aku tidak sholat berjamaah bersama mereka, padahal kami berpisah baru beberapa hari. Aku mencoba menegakkan dan menguatkan kakiku untuk berdiri dan berjalan ,
" astagfirullah " aku berteriak diasaat tubuhku lemas sekali dan tidak kuat untuk berdiri, eh sebentar, kok aku enggak jatuh ke lantai sih? Ini siapa yang nahan ? Aku pun perlahan membalikkan kepalaku yang sedikit pusing ini.
" Faishal" ucapku kaku saat menatap kedua bola mata berhalis tebal dan berhidung mancung milik Faishal. Bulu mata lebat sekali, Kalo difikir fikir Faishal kayak orang Luar gitu ya hhe, masyaallah.
" kamu kenapa berdiri? So jagoan banget" Dia menggandengku dan menuntunku untuk duduk ke kasur, ih kok Faishal jadi cuek sih?
" aku mau wudhu" jawabku kembali dingin
" oh gitu, mau aku anter? " tanya nya
" gak usah" jawabku
" ya udah sana Wudhu kalo bisa" dia menyuruhku? Tega!! Kok Faishal jadi berubah kayak gini, yaallah ada apa dengan dia? Aku hanya bisa menatap dia yang berbeda 180°C kepadaku.
" kok malah liatin? Aku ganteng ya? " tanya nya tersenyum sarkastik dan menatapku dengan laga so gantengnya itu. Eh astagfirullah malah gosipin suami lagi.
" diih geer" jawabku menundukkan kepala .
" ya udah kasihan kamu, sekarang aku anter kamu " ucapnya
" enggak perlu " jawabku sebal, di saat aku sedang terduduk kesal, tiba tiba Faishal berdiri dan mengangkat tubuhku
" Faishaal turunin aku" aku berteriak teriak
" udah diem, aku gak mau kamu kecapean, biar aku anter ke kamar mandi" jawabnya tertawa geli sambil menggendong tubuhku ke kamar mandi. Dasar Faishaaal
" iya tapi jangan sambil kayak gini juga Shal" jawabku
" udah sampe, bentar bentar aku pake dulu sarung tangan, biar megang kamu, kamu gak bakal batal" ucapnya berlari mencari sarung tangan, ya allah ternyata dia enggak berubah, aku udah suudzon sama suami sendiri.
" ya udah sekarang kamu wudhu, aku bakal pegang kamu supaya kamu enggak jatoh" ucapnya menggandeng tubuhku. Akupun sangat kaku saat itu, aku pun berwudhu di rangkulan suami tercinta ku. Selesai wudhu, suami ku kembali menggendong ku, dan mendudukan ku di kasur. Ya ampun bajunya basah banget, dia rela basah basahan demi aku?
" Faishal, itu baju kamu basah" aku menatapnya
" khawatir? " tanya nya menatap ku dengan ujung bibir kanan nya ditarik keatas
" iya, aku khawatir kamu masuk angin terus sakit" jawabku jujur,
" kalo aku sakit kenapa? " tanya nya malah seolah olah dia cuek sekali
" kalo kamu sakit, aku sedih" jawab aku bingung dan kaku saat itu
" kamu gak perlu sedih, nyatanya aku itu cowok kuat, jadi aku gak bakalan masuk angin" jawabnya sambil mengganti pakaiannya dengan kaos baru. Akupun tersenyum dan menundukkan kepala
" nih mukenanya, kita sholat dzuhur berjamaah aja disini" ucapnya sambil memberikan aku mukena
" terimakasih " ucapku
" tidak usah berterimakasih" ucapnya tersenyum kepadaku, masyaallah ya rabb dia begitu tampan , kami pun sholat bersama. Dia imam ku, Dia pacar halal ku.
Setelah selesai sholat , aku duduk lemas di atas sejadah, tiba tiba kepalaku pusing dan hampir tergeletak ke lantai, tiba tiba dengan sigap Faishal menangkap tubuhku dan meletakkan kepalaku di atas pahanya, dan tangan nya merangkulku, dia menatap ku dengan mata berkaca kaca
" jangan nangis" ucapku menatapnya penuh perasaan.
" Yasmin, aku enggak tega lihat kamu sakit kayak gini, aku tidak bisa melihat istriku lemas seperti ini" jawabnya malah membuat ku meneteskan air mata , akupun menghapus air mata dari pipi suami ku ini
" kamu jangan nangis, air mata kesedihan kamu itu malah buat aku semakin sakit" jawabku menatapnya dengan berlinangkan air mata. Dia malah memeluk tubuhku dan menangis sejadi jadinya, akupun tidak bisa menahan air mata ini disaat aku tahu, bahwa suamiku ini khawatir sekali.
" kamu adalah wanita yang kuat, aku tau itu, tapi aku tidak sekuat kamu, aku lemah disaat aku tahu bahwa allah sedang memberikan kasih sayang nya kepada istriku, sementara aku belum bisa melakukan apapun untuk membuat istriku bahagia" jawabnya haru, dia masih memeluku dengan berlinangkan air mata, bagaimana bisa? Aku menahan air mata disaat kata kata yang terucap dari bibir suamiku ini sangat menyentuh hati , ya allah bagaimana ini.
" kamu sudah memberikan kasih sayang kamu Shal, kamu udah banyak nolongin aku" jawabku masih berlinangkan air mata. Perlahan Faishal mulai melepaskan dekapan eratnya dan melepaskan pelukannya, dia kembali menatapku, air matanya mengalir di ujung hidung mancungnya, akupun kembali menghapus air mata suamiku itu dengan lemas sekali, dan dia membalas kembali, dia menghapus air mata di pipiku dengan tangan penuh kelembutan dan keikhlasan.
" terkadang, aku lupa bersyukur kalo sebenernya allah sayang banget sama aku, allah telah menganugrahiku istri berjiwa penyayang seperti kamu" ucapnya masih meletakkan tangannya di pipiku, dan menatapku dengan mata berkaca kaca,
" uhibbuki fillah Yasmin" ucapnya menatapku dan mengecup keningku dengan penuh kelembutan.
" wa anna uhibbuka fillah Faishal" jawabku menatapnya dengan senyuman lemas sekali.
" kenapa kamu mencintai aku? Padahal aku tidak sesholeh siti Khadijah, aku tidak secantik siti Aisyah, aku tidak sesuci siti Maryam" belum saja aku menyelesaikan pertanyaan ku, telunjuk suamiku malah membuat bibirku berhenti bercicara
" karena aku tidak mencintai dirimu, tapi aku mencintai pencipta mu, sang pencipta yang dengan maha sempurnanya dia telah menciptakan wanita sesholehah dirimu" jawabnya yang membuat hati bergetar tidak teratur, masyaallah air mata haruku tidak bisa aku bendung saat ini.
" aku berharap, kelak disaat kita memiliki anak, aku ingin memiliki anak yang persis seperti ibunya, karena Dunia ini masih membutuhkan banyak stok untuk wanita solehah seperti dirimu" ucapnya menatapku dan mengelus ngelus kepalaku dengan penuh kelembutan dan penuh kasih sayang.
" Dunia juga masih membutuhkan seorang lelaki yang bisa memimpin Dunia ke arah kebaikan, seperti dirimu" jawabku kembali menatapnya, dari bawah, karena aku masih terbaring di atas pangkuannya lemas. Diapun tersenyum dan kembali mengecup keningku
" Yas, kamu tahu? Jika Syurga adalah sepatu termahal, aku akan berjuang mati matian untuk mendapatkannya untukmu, jika Syurga adalah bunga, akan kupetikan untukmu, jika Syurga adalah berlian, aku akan menabung untuk membelinya untukmu, tapi karena Syurga bukan itu semua, aku hanya mampu berdoa agar allah membangun rumah untuk kita berdua" ucapnya menatapku dengan senyuman
" kenapa kamu mau ke Syurga denganku? " tanya ku menatap nya heran.
" Di Dunia, kamu telah menguatkan imanku dengan cara pernikahan, kamu banyak membantuku dalam kebaikan, maka dari itu aku ingin melakukan semua hal yang lebih indah bersamamu di syurga nanti" jawabnya kembali
Akupun hanya bisa tersenyum menahan air mata haru saat ini.
Kira kira besok Yasmin sehat atau malah lebih parah sakitnya ya? Terus Faishal gimana dong? Nah tunggu part selanjutnya yaa
Next part bintangnya 45

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiWhere stories live. Discover now