42- Ya Ufairah

8.1K 363 5
                                    

Aku terbangun disaat tangan Faishal dengan lembutnya membangunkan ku.
" Yas, bangun!! Kita sholat tahajud yuk" dengan lembutnya dia membangunkanku, ya allah aku benar benar malu, masa iya suami ku lebih dulu bangun dariku?
" iya Shal," jawabku
" kamu masih panas? " Faishal meletakan tangannya di atas dahiku
" alhamdulillah, panas nya sudah turun" jawabnya dengan senyuman menggoda iman nya, ah yaallah kumis tipis dan bibir tipisnya semakin membuat suami ku ini tampan saja.
" aku bantu ya" dia mencoba membangunkanku,
" tidak Shal, aku bisa sendiri" akupun bangun dan langsung ke kamar mandi.
***
Setelah sholat berjamaah bareng, kami berdua membaca Al Quran bersama sambil menunggu adzan subuh berkumandang, tidak lama kemudian , terdengar suara merdu dari atas menara mesjid yang mengagungkan nama allah dan mengajak manusia dalam kebenaran. Iya, itu adalah suara Adzan, panggilan istimewa untuk umat islam.
Kami berduapun sholat berjamaah bersama, dia imamku, dengan merdunya dia melantunkan ayat ayat suci, firman firman tuhanku.
Setelah selesai sholat berjamaah, aku langsung mencium tangannya dan beliau mendoakan ku dengan tangan kanan nya diletakan di atas kepala ku.
" aku mandi dulu ya" aku langsung pergi menuju kamar mandi, dia pun tersenyum dan menganggukkan kepala,
Setelah aku mandi, giliran suami ku untuk mandi
" Kamu udah mendingan? " dia bertanya kepadaku dengan begitu lembut.
" alhamdulillah shal, aku udah mendingan" jawabku malu. Diapun langsung memasuki kamar mandi.
Aku langsung pergi ke luar kamar dan pergi ke dapur untuk membuat teh manis kesuakaan Faishal.
" Yas!! Udah sembuh? " kak Yasir menghampiri ku
" alhamdulillah kak, Yasmin sudah sembuh " jawabku
" baguslah kalo begitu, sekalian bikinin teh buat kakak sama abi ya" suruh Kak Yasir
" baik kak" jawabku
Akupun membuat 3 teh sekaligus, ketika aku sedang asyik membuat teh, tiba tiba kang taji datang, kalian masih ingat dengan nama itu? Iya dia adalah santri kepercayaan abi ku yang waktu itu menghukum aku dan teman teman.
" Yasmin, teh untuk Yasir sama Pak Ustadz sudah jadi? " tanya nya
" sudah kang, abi sama kak Yasir dimana ya? " tanyaku
" mereka di aula pesantren Yas, biar saya yang antar kesana" kang taji meminta ku agar dia yang membawakan teh nya
" tidak kang biar saya saja" jawabku
" tidak yas biar saya saja" kang taji mencoba merebut nampan berisi 3 cangkir teh manis dari tanganku, tapi aku tidak mau kalah, akupun harus menariknya kembali, sehingga kami saling berebut nampan, tidak sengaja aku melihat Faishal berdiri di anak tangga dan menatapku dengan tajam, Faishal pun berlari kembali ke kamar, ah ya ampun dia salah faham, akupun langsung membawa secangkir teh manis itu dan berlari mengejar suamiku
" Faishal tunggu" aku berlari sekencang mungkin dengan secangkir teh hangat di tanganku, tetapi Faishal tidak sama sekali mendengarkanku, dia malah berjalan dengan tempo yang lebih kencang, dia masuk kamar dan langsung duduk di atas kasur dengan wajah marah dan kecewa.
" assalamualaikum, boleh saya masuk? " aku bertanya berharap suamiku menjawab dan menolehku
" waalaikumsalam" apa? Dia cuma jawab salam nya doang? Terus pertanyaan aku tadi tidak di jawab, ya allah kali ini Faishal benar benar marah. Aku pun memberanikan diri berjalan menghampiri suami ku yang sedang marah ini, aku meletakan teh hangat dia atas meja kamar dan langsung duduk di samping suamiku.
" Shal, kamu salah faham, tadi Kang taji cuma mau rebut nampan dari saya" aku terus mencoba menjelaskan semuanya, tetapi tidak ada respon sama sekali dari Faishal, dia masih terdiam dengan wajah marah dan kesal nya.
" iya Shal, aku minta maaf, aku salah, tapi aku bener bener enggak ngapa ngapain sama kang taji" aku kembali berjuang meluruskan kesalah fahaman ini.
" jawab dong Shal, jangan diemin aku kaya gini" ucapku kehabisan kata kata. Dia menatapku tajam, mata yang sedikit kecoklatan itu menatapku dengan tajam sekali, melebihi tajam nya samurai.
" mau berbuat baik boleh, tapi jangan sambil rebutan nampan kaya gitu dong" Jawabnya dengan nada suara kesal sekali, masyaallah sekarang dia benar benar cemburu, maklum kali ya ukhti akhi, aku sama Faishal sama sama belum pernah pacaran, ya jadinya kita nikah kaya masih masa masa pacaran gitu, cemburuan, masih labil juga.
" ya udah aku minta maaf, terserah kamu mau lakuin apa sama aku, tapi aku mohon maafin aku" Aku sudah kehabisan cara saat ini.
" beneran mau nurut? " tanya Faishal menatapku tajam
" iya " jawabku
" yakin? " dia bertanya seolah olah akan memberiku hukuman yang sangat berat, tapi gimana pun juga aku akan terima,
" insyaallah aku yakin" jawabku
" baiklah, hukumannya, Pagi ini kamu harus nemenin aku duduk sambil lihat pemandangan di teras lantai 2" jawabnya, apa? Ini hukumana atau kenikmatan? Masa iya dia hukum aku, tapi dia juga manjain aku?
" kamu tidak salah? " tanya ku masih belum yakin.
" tidak, aku benar sekali" jawabnya meyakinkan diri,
" gimana? Mau gak? " tanya nya kedua kali
" iya mau" jawabku
Dari situ kami pun duduk berdua saja di teras luar lantai 2 kami, kami melihat pemandangan indahnya desa santri dari atas, terlihat beberapa santri sedang lalu lalang dihiasi senyum semangatnya, hamparan sawah bagaikan permadani , dan udara pegunungan yang membuat suasana semakin tenang.
" masyaallah ya, allah menciptakan segalanya dengan sempurna" ucapku masih memandang langit biru dengan sorotan sinar mentari yang menyapa kami dengan senyuman.
" masyaallah juga, allah telah menciptakan wanita sebaik dan secantik kamu" ucap Faishal memandangku dengan mata berbulumata lebatnya. Akupun tersenyum malu saat itu.
" oh iya, kamu harus nemenin aku minum teh" ucapnnya dengan senyuman bibir tipisnya.
" ya sudah, aku buat dulu teh nya ya" ucapku
" tidak tidak! Nanti banyak cangkir yang kotor" jawab nya
" terus? Aku minum teh nya pake apa? " tanyaku
" kenapa harus repot repot kebawah sih? Kan disini juga ada teh" jawabnya menunjukkan ke teh manis buatanku
" ini kan teh khusus buat kamu" jawabku
" yang bikin ini siapa? " tanya nya
" aku" jawabku,
" nah kan, berarti teh ini milik kita berdua" jawabnya, aku pun terdiam kaku saat itu
" kamu minum nya duluan" Faishal memberikan secangkir teh itu ke hadapanku
" tidak tidak, kamu duluan" jawabku
" ya sudah, biar adil, kita minum nya bareng aja? Gimana? " pertanyaan itu membuat aku terkejut dan jadi terdiam kaku saat itu. Faishal memandangku dengan tatapan begitu indah dan berkharisma , ya allah dia benar benar bukan Faishal yang aku kenal masa SMA, jika dulu tubuhnya mungil sekarang tubuhnya sedikit berotot, penampilan nya juga berubah, jika dulu dia selalu terlihat seperti culun dan kutu buku, dia sekarang lebih modern dan terawat.
" kamu mau? " dia kembali bertanya. Akupun hanya bisa mengangguk dan tersenyum malu saat itu, aku tidak tahu harus bagaimana lagi, yang jelas saat ini aku benar benar kaku dan gemetar, apalagi melihat paras suami ku yang ganteng ini ya rabb. Kamipun meminum teh bersamaan dengan cangkir yang sama, aku menatap kedua bola mata Faishal yang sangat indah, bulu matanya mungkin lebih lentik dari pada bulu mata ku, apalagi alis tebalnya yang membuat dia semakin berkarisma.
" teh nya enak? " Faishal bertanya dengan penuh kelembutan, aku pun hanya menganggukkan kepala dan tersenyum.
" haha Yasmin Yasmin ada ada aja, ya iyalah pasti kamu bilang enak, orang yang bikin teh nya juga kamu sendiri" Faishal menertawakanku, ah astagfirullah aku lupa, aku benar benar salah tingkah saat ini. Akupun tersenyum malu dan berusaha menutupi pipi tomat ku.
" jangan ditutup pipi merah mudanya Yas, sayidah Aisyah juga memiliki pipi merah muda, Rosulullah sangat menyukainya, hingga beliau memberi julukan kepada istrinya itu dengan Humaira, jika rosulullah saja suka? Apalagi aku? Aku sangat suka jika pipi kamu memerah, kamu terlihat cantik" ucapnya dengan senyuman yang sangat tampan, aku benar benar kaku saat ini.
" Yas, kamu adalah wanita yang sering aku minta kepada allah, di sepertiga malam aku selalu berdoa agar allah segera memberiku seorang pendamping yang bisa bersama ku hingga syurga, dan ternyata wanita itu adalah kamu, kamu yang selama ini aku kenal dari sejak Smp" ucap Faishal. Akupun hanya bisa tersenyum dan memandang suami ku itu. Tiba tiba Faishal memegang kedua tangan ku dan menatapku dengan senyuman nya
" aku mencintaimu karena allah, Istriku" dia memandang ku dan memegang tanganku dengan penuh kelembutan
" aku juga mencintai mu karena allah suami ku" jawabku kembali. Faishal pun tersenyum dan mencium keningku.
" semoga setelah aku pulang dari Kairo, kita putus masa masa pacaran nya ya, biar nanti kita langsung masa masa suami istri" ucap Faishal. Akupun tersenyum dan menganggukkan kepala.
" sebentar lagi kamu bakalan pergi ke Kairo, berarti kita bakalan LDR? " tanyaku sedih, baru saja kami menikmati masa masa pacaran halal eh kita udah mau pisah jarak saja.
" kamu tenang aja Yas, aku ke Kairo bukan untuk cari selingkuhan, tapi aku mau cari ilmu" jawab Faishal, akupun tersenyum saat itu.
" oh iya nanti siang kamu mau kan temenin aku beli kado buat Putra? Soalnya besok dia ulang tahun" Faishal mengajaku.
" boleh Shal" jawabku
" eh panggil nya jangan Faishal lagi dong, biar lebih romantis aku bakalan kasih kamu julukan Ufairah, yang artinya berani, aku tahu perjalanan hidup kamu dari waktu SMA, kamu adalah wanita tangguh dan pemberani dalam melawan kebatilan, maka dari itu kamu adalah Ufairah, istriku yang pemberani" kata kata Faishal malah membuat pipiku semakin memerah saja, ritme jantungku ini benar benar tidak beraturan.
" kalo kamu? Mau panggil aku apa? " pertanyaan itu malah membuat aku semakin gemetar saja.
" a-aku panggil jauzi saja" jawabku, karena aku benar benar grogi saat itu.
" yah itu sih panggilan yang sudah tidak aneh, kasih aku julukan lain Yas" ucap Faishal. Aku benar benar tidak tahu harus kasih julukan dia apa? Hati ini ritme nya tidak beraturan sekali.
" ya sudah, kalo kamu bingung kamu panggil saja aku jauzi, nanti kalo udah kepikiran, baru kasih tau aku" ucap Faishal, akupun tersenyum dan menganggukkan kepala.
" sekarang sudah siang, kita kebawah yuk, pasti abi sama Kak Yasir sudah nunggu" ajak Faishal, akupun langsung pergi ke bawah dan Faishal menggenggam tanganku, aku benar benar gemetar saat ini.
Sudah terlihat Abi dan Kak Yasir duduk di meja makan
" Yasmin, kamu sudah sehat? " tanya abi
" alhamdulillah abi, Yasmin sudah sehat, abi tadi yang masak Bi ina? " tanyaku
" ya iyalah Yas, siapa lagi" kata Kak Yasir.
" mulai besok, Yasmin saja yang mengerjakan semuanya abi, Biar bi ina hanya menjaga kantin pesantren saja abi" aku sangat bersemangat, iyalah masa iya aku kan sudah jadi istri, aku juga harus bisa masak dan mengerjakan pekerjaan rumah.
" tidak nak, kamu baru saja sembuh, kamu istirahat saja" jawab abi
" tidak abi, Yasmin sudah sehat kok" jawabku
" ya sudah kalo gitu nanti abi bilang sama bi ina ya" jawab abi, alhamdulillah abi mengizinkan ku untuk mengerjakan semuanya.
Aku pun makan bersama keluarga kecil ku, selesai makan, Abi mengumpulkan kami di ruang keluarga.
" begini , abi mau secepatnya menikahkan Yasir dengan Fitria, agar rumah ini segera ramai dengan tangisan cucu cucu abi" ucap Abi yang membuat aku kaget sekaligus bahagia sekali. Sementara Kak Yasir hanya tersenyum saat itu
" iya abi, lebih baik pernikahan mereka secepatnya di laksanakan, karena tidak lama lagi Ikbal dan Maysaroh juga akan segera menikah" timpal ku.
" iya Yas, abi sudah menentukan waktu yang tepat untuk kakak mu dan Fitria"
" masyaallah, kapan abi? " tanyaku
" sekitar 2 minggu lagi, abi juga sudah menginformasikan semuanya ke pihak keluarga Fitria, dan mereka setuju, " jawab abi,
" abi serius? 2 minggu lagi? " tanya Kakak ku sangat bersemangat, ah dasar kak Yasir, maklum lah ya dia akan menikahi pandangan pertamanya.
" iya Yasir, tadi malam, Fitria juga sudah di jemput keluarga nya, jadi Fitria sudah pulang ke kampung halamannya" jawab abi,
" apa? Pulang? Kenapa Fitria tidak pamitan dulu sama Yasmin abi? " tanyaku, aku benar benar kecewa, kenapa Fitria tidak bilang dulu sama aku?
" malem, Fitria mau pamitan sama kamu nak, tetapi abi larang, soalnya ketemu kamu, sama juga dengan ketemu Yasir, sedangkan menurut adat jawa pengantin yang sebentar lagi menikah dilarang bertemu, jadi abi melarangnya, Fitria juga menitipkan salam untuk kamu, akupun hanya bisa terdiam kesal,
" Ya Ufairah, kamu jangan egois, kamu harus mengerti keadaan, lagian sebentar lagi Fitria akan selamanya ada di rumah ini sama kamu" Faishal membisikan nasihat kepadaku , akupun harus bisa menerima nya.
" iya aku enggak marah" jawabku
" ya sudah, kalian lanjut saja bincang bincang abi mau pergi ke kampung sebelah, ada undangan ceramah soalnya" ucap abi
" abi mohon maaf sebelumnya, saya dan Yasmin sekarang mau izin pergi ke pasar untuk beli kado buat Putra" Faishal meminta izin kepada abiku. Abi pun tersenyum memandang kami berdua
" kenapa harus bilang Shal? Silahkan saja" jawab Abi
" terimakasih abi" ucap kami. Alhamdulillah akhirnya aku bisa jalan jalan berdua untuk pertama kalinya dengan Faishal

Mau tahu gimana perjalanan romantis Yasmin dan Faishal? Nantikan part selanjutnya
Next part 45 bintang

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang