30 - Suara Dari Rasyid

6.1K 284 8
                                    

Rasyid masih tidur saat Faishal dan Putra menjenguknya saat pulang sekolah.
" Bu, Rasyid masih tidur? " tanya Faishal
" tadi udah sholat dzuhur di ranjang, dia mungkin harus nahan sakit, jadi Dokter ngasih dosis obat tidur lebih banyak, supaya Rasyid bisa tidur dengan nyenyak " Jawab Ibunya Rasyid meneteskan air matanya meratapi anak lelaki satu satunya itu.
" Yaallah, Syid gue harap lo cepet sembuh lagi, gue kangen semuanya tentang lo " ujar Putra menangis menatap sahabat tampan nya , Rasyid hanya terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai alat di tubuhnya
" aku berdoa, supaya kita bisa kemana mana bertiga lagi Syid, kamu inget? Kita itu trio ganteng, kita udah lewati pahit manis hidup bersama," balas Faishal menangis menatap sahabat nya itu, tiba tiba Rasyid terbangun dan menatap mereka berdua
" Cengeng "  Rasyid menatap mereka lemas dan tersenyum geli
" apaan ah enggak kok " Jawab Putra menghapus Air matanya
" masa? " tanya Rasyid, masih saja, dia ingin bersenda gurau dengan sahabatnya itu
" beneran, tuh mana Air mata gue? Gak ada kan? " tanya Putra masih menghapusnya dengan tangan nya
" tuh ingus di bawah idung ,itukan ingus bekas nangis" ujar Rasyid
" gue pilek " jawab Putra
" pilek nya hebat lo, ampe ingus lo nyampe ke idung Faishal " jawab Rasyid tertawa geli Dan lemas , Faishal pun langsung menghapus ingus nya itu *ishh jorok,
" ah Rasyid, udah Diem jorok tau ngomongin kaya gitu " jawab Putra sedikit sebal Rasyid pun tersenyum saat itu
" haha udah jujur aja " balas Rasyid menatap mereka berdua dengan tatapan yang seakan akan dia kenang selamanya
" jujur, gue mau lo Kayak dulu lagi syid " ujar Putra meneteskan Air matanya dengan Air mata mengalir deras ke pipi nya , Rasyid pun hanya tersenyum menatap mereka berdua
" aku kangen kita kemana mana bareng " balas Faishal menatap sahabatnya itu, Suasana hening seketika, mereka hanya saling tatap dan berjuang membendung Air mata
" anak anak, ibu keluar aja ya, takut ganggu kalian " ujar Ibu Rasyid pergi meninggalkan Ruangan , mereka hanya menganggukkan kepalanya, karena mereka masih menahan Air mata itu, Rasyid menghela nafas nya, dia pun menangis sejadi jadinya pada sahabat nya itu
  " gue gak mau kehilangan lo berdua" ujar Rasyid menatap sahabatnya itu dengan dibanjiri Air mata , mereka tidak tahan mendengar ucapan itu, dan mereka langsung berpelukan, suasana sedih sekali saat itu
" Syid, kenapa lo enggak mau ngasih tau ke Yasmin kalo sebenernya lo itu luka parah, dan luka di dada lo itu sebenernya nyampe ke hati, dan itu bahaya banget " ujar Putra menangis kencang sekali. Rasyid pun hanya tersenyum
  " untuk apa aku ngasih tau Yasmin? " tanya Rasyid lemas Dan muka yang sudah pucat sekali
  " biar Yasmin jenguk kamu, biar dia mau kesini " timpal Faishal
Tiba tiba saat mereka sedang berbicara, Leora pun langsung memasuki ruangan dan terpatung di lawang pintu dengan sekantung buah di tangan nya, lantas hal itu membuat Rasyid dan kedua sahabatnya terkejut, suasana hening seketika
" jadi, lo nyembunyiin semua ini dari gue? " tanya Leora meneteskan Air mata menatap Rasyid yang sudah pucat sekali,
" Leora please jangan ngasih tau siapa siapa ya, cukup kamu yg terakhir tau, kalo Rasyid sakit parah " ujar Putra memohon pada wanita berlensa biru itu, Leora pun menangis sejadi jadinya saat itu
" gue Minta maaf syid, kalo selama ini gue selalu maksain kehendak sama lo " Lirih Leora menangis dengan menatap mata Rasyid begitu mendalam, Rasyid hanya meneteskan Air mata, terlihat keadaan nya yang semakin melemas.
" gue mau liat lo bahagia Syid, oke gue sadar, kalo sebenernya lo itu hanya Cinta sama Yasmin, bukan gue, dari sekarang, gue gak bakal ganggu lo sama Yasmin, sekarang gue bakal dukung hubungan kalian berdua " Ucap Leora dengan tulus, sesekali Leora memejamkan matanya untuk menyembunyikan kesedihan nya saat merelakan Rasyid untuk musuh bubuyutannya.
Rasyid hanya tersenyum dan meneteskan Air mata
" terimakasih Ra, maafin gue kalo gue sering bikin lo sakit hati " ujar Rasyid
Leora hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, sesekali mata Leora memeras Air matanya
" gue harap, kalian bisa jadi sahabat ,bukan musuh " ucap Rasyid semakin melemah
" iya gue janji Syid, kalo perlu sekarang gue jemput Yasmin buat liat kondisi lo sekarang " ujar Leora.
" tidak usah Ra, sekarang dia lagi ngaji, gue gak mau repotin dia " ujar Rasyid makin lemas sekali, Air matanya mengalir tanpa suara.
Teman teman Rasyid hanya bisa menangis menatap lelaki tampan dan gagah yang sekarang terbaring lemas itu.
" Shal, Put sini " bisik Rasyid melemah , Mereka pun langsung menghampiri Rasyid dan mendekatkan telinganya ke dekat Rasyid
" panggilkan ibu, gue mohon " bisik Rasyid lemas,lemas,lemas sekali .
Dengan segera Putra langsung berlari keluar memanggil Ibunya Rasyid, tidak Lama Putra mendorong kursi roda Wanita anggun itu
" ibu " bisik Rasyid lemas
Ibunya Rasyid langsung mendekati anaknya itu, seketika Air matanya langsung membanjiri wajah sedikit keriput itu
" iya sayang " jawab Ibunya Rasyid
" aku sayang ibu " jawab Rasyid membisik, dengan Air mata tetap mengalir di pipinya, Ibunya Rasyid langsung memeluk anak nya itu dan mencium pipi anak nya beberapa kali
" ibu lebih sayang sama Rasyid " jawab ibunya Rasyid masih memeluk anak kesayangannya itu .
Putra dan Faishal pun ikut menangis, mereka memegang tangan sahabatnya itu, Rasyid pun membalas pegangan itu dengan pegangan sangat erat sekali, sementara Leora hanya bisa menangis di sisi Rasyid.
Saat itu tiba tiba Suara pekikan tangis Rasyid berhenti, tangan sahabatnya tidak lagi dia genggam, sontak hal itu membuat sahabat dan ibunya khawatir
" Rasyid kenapa? " tanya Faishal .
Dengan segera Leora dan Putra langsung berteriak memanggil dokter
" mohon maaf , kalian Harus nunggu diluar " ucap salah satu suster disana , mereka pun langsung keluar dan menatap Rasyid dari balik kaca, Menatap lelaki yang sedang berjuang melawan rasa sakit nya itu
Leora memeluk ibunya Rasyid yang menangis kencang sekali , sementara Putra dan Faishal mereka saling berpelukan.
Tiba tiba Dokter keluar dari ruangan
" Dok? Bagaimana? " tanya Ibunya Rasyid sangat khawatir dengan Air mata tidak kunjung henti

Mau tau? Gimana jawaban dokter, apakah Rasyid masih bisa tertolong? Atau sebaliknya? Bagaimana dengan Yasmin? Tunggu part selnjutnya

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiWhere stories live. Discover now