17- Senja Menyapa

7.4K 290 0
                                    

        Senja menyapa,
  disaat Hati tidak lagi seindah mentari, Dan Harus lenyap karena Takdir ,Bulan yg menjadi penggati keindahan ~
                               
                                 🌹

Setelah pulang dari Danau tersebut , baru saja mereka sampai di depan gerbang asrama , Ikbal sudah menghampiri mereka dengan pakaian jubah putih nya dan kacamata putih yang membuat dirinya semakin berwibawa .
  “ Assalamualaikum” Ikbal menghampiri mereka dengan senyuman nya
  “ waalaikumsalam” jawab mereka menundukan pandangan.
sudah terlihat kekesalan pada raut wajah Yasmin .
  “ Yasmin , tadi aku di kasih amanah sama abi kamu” Ujar Ikbal lemah lembut
terlihat wajah kesal pada diri Yasmin . Yasmin tidak menatap nya sedikitpun . melhihat perilaku Yasmin Ikbal pun terdiam
  “ amanah apa?? Amanah perjodohan??” Tanya Yasmin kesal
  “ bukan , abi kamu tadi ngasih amanat sama aku supaya kamu nganterin makanan ke kebun, abi sama para santri lagi panen sayur” Ujar Ikbal
  “ kok kamu gak ikut?? Mentang mentang anak kiyai yah??” Tanya Yasmin kesal
  “ bukan , aku mau kesana kok , ini Cuma mau ngasih tau amanat sama kamu” jawab Ikbal sabar dengan senyuman nya .
teman teman Yasmin memerhatikan tingkah laku mereka berdua, dan mereka mencoba untuk membendung tawa
  “ Yasmin salah mulu” bisik Zaenab menahan tawa
  “ pd banget lagi” bisik kali kedua Zia menahan tawa.
  “ apa bisik bisik??” Tanya Yasmin
serentak , mereka langsung menghapus garis tawa dari wajah mereka .
  “ enggak kok , sudah lah ayo ke kebun keburu magrib nanti” ajak Zaenab membelokan topik perbincangan. merekapun bergegas mempersiapkan Makanan untuk diantarkan ke kebun . mereka memasak di rumah Yasmin .
  “ suruh kak fadil buat mancing ikan , kita goreng ikan aja buat kesana” ujar Yasmin .
Diana dan Saidah pun bergegas pergi mencari kak Fadil , salah satu santri yang bertugas untuk menjaga kolam ikan pak ustadz . Sementara itu , teman teman yang lain bertugas untuk mempersiapkan bumbu dan menanak nasi .
  Singkat cerita , semua makanan pun sudah siap , mereka semua bergegas pergi ke kebun untuk mengantarkan makanan pada abi dan para santri yang sedang memanen . mereka semua berjalan melewati sawah , sesekali mereka bercanda disana diiringi dengan gelak tawa kebersamaan ,tidak lupa mereka juga melantunkan sholawat kepada rosulullah, apalagi suara Saidah dan Kamilah yg merdu sekali . sesampainya disana , mereka pun menghampiri pak ustadz
  “ assalamualaikum pak” mereka silih berganti mencium tangan pak Ustadz
  “ waalaikumsalam , eh udah datang yah, anak anak ayo sini kita makan!!” teriak pak ustadz mengajak para santri untuk makan . Para santri pun bergegas membersihkan tangan dan menghampiri makanan . mereka semua mengambil nasi dan ikan . sementara Ikbal belum mengambil nasinya
  “ kok enggak makan bal?” Tanya Pak Ustadz
  “ belum pak , nanti saja Ikbal makan setelah yang masak nya makan” jawab Ikbal
Pak Ustadz pun tersenyum ,
“ maksud kamu Yasmin??” Tanya Pak Ustadz
  “ iya pak , sama temen temen nya juga” ujar Ikbal,terlihat wajah kekesalan pada Yasmin.
  “ eh tapi bener ,kita makan yuk , laper nih” ujar Zaenab
  “ ish Zaenab” Yasmin mencubit pinggang Zaenab dengan tatapan tajam nya
  “ aww , kenapa Yas??” Tanya Zaenab mengusap ngusap bekas cubitan Yasmin
  “ kenapa ?? ayo cepet makan” ajak Pak Ustadz
Yasmin pun tersenyum dan langsung mengambil makanan nya , mereka semua pun makan bersama , termasuk Ikbal  .
  “ Allahu akbar Allahu akbar” suara adzan berkumandang dari mesjid menara Tinggi pondok pesantren , karena hasil panen belum semuanya utuh , mereka semua terpaksa sholat berjamaah di kebun . Senja mulai menyapa , dimana saat itu adalah moment hari terindah , mereka semua menikmati senja saat itu
  “ matahari mulai hilang” ujar Yasmin menatap senja duduk bersama di ladang dekat kebun.
  “ bulan pun mengganti” Fitria memandang Yasmin saat itu
  “ maksudnya?” Tanya Yasmin
  “ Yas , Rasyid mulai ninggalin kamu , dan Ikbal pun siap gantiin Rasyid” ujar Fitria
Seketika Yasmin memandang Fitria dengan tatapan tajamnya , dan mengerutkan kedua alisnya.
  “ dan sayang nya mereka bukan matahari ataupun bulan yang bisa gantiin cahaya dunia” ujar Yasmin lirih dengan mata masih menatap kedua bola mata Fitia. Fitria pun memalingkan wajahnya dan memandang Senja
  “ mereka bisa saja jadi bulan dan matahari saat kamu menjadi dunia” ujar Fitria
  “ dan sekarang , menurut mereka kamu adalah dunianya” celetuk Diana
Yasmin pun terdiam dan memikirkan ucapan teman teman nya .
  “ dan sekarang , aku gak bisa nentuin siapa yang aku pilih , karena matahari dan bulan melengkapi dunia setiap hari” ujar Yasmin kembali
  “ dunia melakukan aktivitas saat matahari tersenyum , dan dunia beristirahat saat bulan mendampinginya” ujar kembali Fitria
  " berhenti bermajas! Alay tau" sindir Zia tertawa geli.
  " astagfirullah, sudahalah lupakan cinta!!" bentak Yasmin
  “ ternyata , kita udah suudzon sama Rasyid Yas , dia itu baik , dia hanya belum tahu banyak tentang hukum hukum Islam , wajar saja dia kan Mualaf” ucap Maysaroh
  “ benar Yas , dia itu hebat , dia sudah memenangkan peperangan , dia hebat , dia sudah masuk Islam” ujar Fitria
  “ mualaf itu mulia yas , allah benar benar telah membukakan pintu hati Rasyid , sungguh sangat beruntungnya dia bisa menjadi seorang muslim ” Kamilah memberi penerangan pada Yasmin
  “ iya , aku udah suudzon sama Rasyid , harus nya aku minta maaf sama dia , tapi sudahlah , aku tidak ingin deket sama dia lagi , oh iya sudah malam nih kita pulang yuk” ajak Yasmin mengalihkan perbincangan
  “ eh Yas , barinage abi kamu juga masih ngeberesin kebun atuh , pemborong sayurannya juga kan belum datang” ujar Neneng dengan khas sunda nya.
  “ ah sudahlah , itu terserah yang mau pulang ayo pulang , yang mau tetep disini yaudah tidur aja sama jangkrik” Yasmin meninggalkan teman teman nya . merekapun berlari pulang mengikuti Yasmin .
  “ sudahlah , kalo Yasmin lagi tercyduk perasaan ,ya suka ngehindar” bisik Zaenab tertawa geli pada teman teman nya .
  “ haha , iya bener tuh” jawab Zia
  Sesampainya di kobong , merekapun mempersiapkan kasur lantai untuk tidur . Udara dingin di lereng pegunungan membuat mereka merasa dingin .
  “ dingin banget malam ini” ujar Zia membereskan kasur lantainya
  “ iyah , gak seperti biasanya yah” ujar Laila
  “ namanya juga di lereng gunung , ya pastinya dinginlah” Zaenab menyelonong
merekapun tidur bersama udara dingin lereng pegunungan .

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiWhere stories live. Discover now