45- UJIAN

8.4K 387 14
                                    

 pagi hari ini aku semangat sekali, sekalipun aku harus jalan kaki karena sepeda ku rusak, tapi demi bisa lihat bidadari ku yang udah bisa sekolah kembali, aku tidak akan menyerah walau hanya naik sepatu, tetapi, aku khawatir kalo dia kambuh lagi sakitnya, soalnya kan Yasmin baru aja sembuh, ah semoga saja tidak. Aku tidak lupa membawa kitab Alfiyah ku untuk aku hafal , yaa minimal sehari aku bisa hafal 10 bait, itu sudah syukur sekali.
  " Rajin banget lu " Putra menepuk pundaku sambil membawa sepeda nya
  " eh sohibro ," jawabku, ah sepertinya Putra akan memberiku tumpangan nih ? Pirasatku berkata iya!!
  " aduh pegel gua " tiba tiba Putra turun dari sepeda nya dan memarkirkan nya dipinggir jalan.
  " loh? Kenapa gak di naikin? " tanyaku
  " gua mah solid brother, lu kan jalan kaki, nah gua juga jalan kaki aja dah" jawab Putra yang membuat aku harus sabar menahan suara ku yang rasanya ingin berteriak kesal padanya
  " aduh, Solid ya solid Put, tapi berfikir secara genius dong! Daripada Kita jalan kaki berdua kek orang pacaran, mendingan kita naik sepeda aja barengan! " ucapku
  " oh iya ya! Anak genius lu " jawab Putra sambil mengambil kembali sepedanya, ah dasar bukan Karena aku genius bicara kaya gitu, pasti setiap orang juga memikirkan hal yang sama, dasar Putra!
  " lo yang bonceng gua ya, pegel soalnya " suruh Putra, ahh mau gimana lagi? Akupun harus jadi tukang ojek Putra.
   Sesampainya di sekolah, aku langsung memarkirkan sepeda dan langsung mencari ruangan, tetapi bukan ruangan ku, tepatnya aku mencari ruangan Yasmin. Aku berlari di koridor atas dan mencari setiap kertas yang berisi nama nama peserta Ujian yang ada di jendela ,
  " lu malah cari nama Yasmin, kenapa lu enggak cari ruangan sendiri? " tanya Putra
  " bagi gua, calon makmum ku lebih penting " jawabku singkat yang membuat mulut Putra tidak lagi mengoceh.
  Dengan teliti aku mencari nama Nur Yasmin Abdullah, tetapi tidak ada, aku pun langsung berlari ke lantai 3 diikuti Putra dibelakang ku, akupun mencari mencari dan terus mencari,
  " cari Yasmin? " tiba tiba Leora berdiri di sampingku.
  " iya " jawabku tanpa memandangnya.
  " dia di ruangan 7" ucap Leora,
  " terimakasih infonya " jawabku langsung berlari menuju ruangan 7, dan yaa!! Aku menemukan nama istimewa itu di ruangan 7 , akupun langsung mencari Dimana dia duduk, dan aku melihat Yasmin sedang duduk dengan lemas di bangku nya, dia sangat fokus membaca, aku hanya bisa menatap nya dari balik jendela,
  " sssttt sst " aku memberikan isyarat pada Faishal yang sedang duduk menghafal seruangan dengan Yasmin. Dia peka, dan langsung mengampiriku keluar
  " ada apa Syid? " tanya Faishal
  " tolong bilang sama Yasmin, jangan lupa berdoa gitu ya"
  " gitu doang? " tanya Faishal
  " iya!" jawab ku
  " biasanya, orang lain selalu memberikan makanan atau apa kek buat pacarnya " ucap Faishal
  " dia bukan pacar ku, dia calon istriku, karena itulah aku tidak akan memberi makanan yang akan dia dapatkan setelah menikah dengan ku, tetapi aku ingin dia selalu berdoa yang akan dia dapatkan sebelum dan setelah menikah dengan ku " jawabku, Faishal pun terdiam menatapku
  " ah sudahlah, tolong sampaikan ya " ucapku sambil mendorong Faishal memasuki ruangan, dan aku mengintipnya di balik jendela, Faishal menyampaikan nya dengan baik, sehingga membuat Yasmin tersenyum dengan pipi merah muda nya, ahh dia Aisyah ku, Faishal pun mengisyaratkan acungan jempol tanda misi telah berhasil, akupun tenang sekarang, maaf baru bisa ngeliatin belum bisa negedeketin, nanti aku halalin baru bisa ngedeketin. Akupun langsung berjalan mencari ruangan ku, aku mengambil ujian nasional jurusan Fisika, sedangkan Yasmin Kimia, kami berbeda, yang terpenting kami tetap sama agama, iyakan?
  ***
Sepulang sekolah, aku duduk bersama Putra di depan kelas Yasmin, karena Yasmin belum keluar mulu, aku melihat beberapa orang sudah keluar dari ruangan
  " kok Yasmin Lama sekali? Tadi dia lagi apa? " tanya ku pada Faishal yang seruangan baru keluar dari ruangan  bidadari ku itu.
  " tadi dia ada sedikit masalah sama komputernya, jadi lumayan ketinggalan juga " jawab Faishal, aku melihat Zaenab dan Neneng keluar dari ruangan 6 , mereka langsung menghampiriku
  " Yasmin belum keluar? " tanya Neneng
  " belum " jawabku, kami dan teman teman Yasmin pun menunggu nya, kami khawatir Yasmin kambuh lagi sakitnya, karena dia terlalu memaksakan, baru saja dia sembuh dari koma, dan beberapa saat kemudian aku melihat Yasmin keluar dari ruangan dengan wajah yang sangat lemas dan pucat, dengan sigap Fitria dan teman temannya yang lain langsung merangkul Yasmin,
  " kamu pusing? Tangan nya sakit lagi? " tanya Diana , Yasmin hanya menggelengkan kepalanya. Ya allah bagaimana ini? Aku melihat Yasmin sangat lemas sekali, tiba tiba tubuhnya rapuh dan hampir terjatuh ke tanah
  " Yasmin.. " tiba tiba tanganku refleks akan menangkap Yasmin, ahh bodonya aku
  " heyy!! Jaga tangan mu! " bentak Maysaroh yang membuatku sangat terkejut sekali
  " m-maaf aku tadi tidak sengaja "
  " ingat! Sekalipun kamu sudah menjalankan taaruf dengan Yasmin bukan berarti kamu bisa menyentuhnya! " bentak Maysaroh tegas, ya aku tahu dia adalah sahabat Yasmin yang paling agresif kalo soal agama. Teman teman Yasmin pun berjalan menuntun Yasmin, aku dan kedua teman ku hanya bisa memandang nya dari lantai 3 .
  " payah " Putra memukul pundaku dan membuka peci hitamku
  " apanya yang payah? " tanyaku
  " lelaki gantle itu selalu berjuang apapun resiko nya " balas nya mengenakkan kembali peci hitamku ke kepala ku.
  " aku berani nentang apapun untuk Yasmin, tapi kalo soal dosa, aku gak bisa" Ucapanku hanya membuatku dan para sohib ku terdiam.
  " ya sudahlah Syid, sekarang tugas kamu secepatnya kamu hafal Alfiyah, supaya secepatnya halalin Yasmin" ucap Faishal yang membuatku semakin semangat untuk menghafal.
Aku pun langsung berjalan pulang, 2 sohibro ku ini terus saja mengoceh perihal Ujian, ahh itu hanya membuat ku pusing saja, aku pun langsung berjalan cepat meninggalakan mereka berdua
  " Rasyid!! Lo kenapa? " tanya Putra mengejarku
  " berisik " jawabku, entah kenapa aku hari ini hanya ingin marah marah saja.
  " jangan emosi Syid, sebaiknya kamu tenangin diri dulu " ucap Faishal memegang pundak ku
  " ahh " jawabku sambil berjalan melepaskan tangan Faishal
  " kok lo jadi marah marah sama kita?" pertanyaan Putra yang membuatku terdiam,
  " kalian gak bakal pernah ngerti gimana rasanya jadi gua " jawabku kesal, entah kenapa aku sangat bad mood hari ini, sepertinya aku benci semua orang, aku ingin melampiaskan amarah ku kepada semuanya, agar mereka tahu bagaimana jadi aku
  " lo cerita aja Syid, gak usah marah marah kayak gini!! " bentak Putra, kedua tangannya memegang pundaku , hal itu membuatku terdiam tidak bisa apa apa, sungguh amarah ini menguras energi ku.
  " kemari.. " Faishal menuntunku ke sebuah warung nasi padang
  " kenapa kesini? " tanyaku malah semakin kesal, tidak sengaja suara ku ternyata sangat kencang dan membuat para pengunjung disana dan pedagang nasi itu menatapku tajam.
  " heh! Kalo gak suka sama tempat ini! Sana pergi " bentak pedagang itu, ah iya aku tahu aku salah, wajar saja pedagangnya marah, pasti beliau tersinggung atas bentakan ku tadi
  " maafin teman kami pak, kami pesan 3 nasi nya Pak, campur saja " ucap Faishal
  " campur gimana maksudnya? " tanya pedagang itu
  " itu terserah bapak saja, yang penting 1 porsinya 25000 " jawab Faishal tidak ingin ribet
  " baik " jawab pedagangnya, aku pun duduk disana,
  " aku tahu Syid, kamu pasti frustasi kan? " tanya Faishal, aku pun hanya bisa terdiam, karena aku juga tidak tahu kenapa aku marah seperti ini?
  " kamu harus tenang Syid, aku juga ngerti apa perasaan kamu saat ini " ucap Faishal, dan pelayan memberikan kami 3 piring nasi, akupun langsung melahapnya.
  " kamu pasti lelahkan dengan semua ini? " Tanya Faishal kembali, aku hanya terdiam sambil memakan sepiring nasi padang itu.
  " kamu benci dengan keadaan saat ini, karena kamu tidak bisa mewujudkan apa yang kamu inginkan " ucapan Faishal membuatku berhenti melahap nasi.
  " maksudnya? " tanyaku
  " sekarang, tanyakan saja kepada hati mu, kenapa kamu bisa marah dan kecewa saat ini, " ucap Faishal , akupun terdiam dan berfikir sejenak
  " Tidak tahu " jawab ku
  " Yasmin kan? " pernyataan Putra itu membuatku terkejut
  " gara gara kamu tidak bisa mendapatkan apa yang sudah kamu perjuangkan selama ini, kamu merasa lelah dan kecewa iyakan?" tanya Putra.
  " pernah gak kamu berfikir, Yasmin cuek dan bahkan Yasmin tidak pernah berjuang dekat dan inginkan kamu, dia justru lebih ingin liat kamu berjuang sendiri, setelah kamu berjuang selama 1 tahun ini, pernah gak dia sekali saja berjuang demi kamu? " Faishal memberikan pernyataan yang malah membuatku terdiam memikirkannya.
  " apa lo gak Cape berjuang sendirian? " tanya Putra, aku pun terdiam tanpa sekutip katapun, memikirkan semua nya
  " lo lebih merjuangin wanita yang bahkan tidak ingin lo ada dalam hidupnya, tetapi lo nyia nyiain wanita yang mencintai lo setulusnya " ucap Putra
  " siapa? " tanyaku
  " Leora " jawab Putra
  " lo kenapa jadi bahas Leora? " tanyaku
  " karena Leora lebih cinta sama lo dari pada Yasmin " jawab Putra
  " tapi gua gak mau Leora, Yasmin udah tertanam permanen di hati " jawabku tegas 
   " emangnya lo Enggak capek apa berjuang sendiri? " tanya putra membentak ku, sehingga semua pengunjung di warung nasi padang itu memandang kami kembali .
  " heh kalo marah marah jangan disini " bentak penjual nasi padang memarahi kami kedua kalinya.
  " maafin teman saya untuk yang kedua kalinya Pak " untuk kedua kali nya Faishal meminta maaf pada Bapak penjual nasi padang.
  " gini Syid, gua cuma gak mau liat sahabat gue yang dulunya ceria, ngasyikin, sekarang jadi pemurung, pendiem, penyendiri, gua gak mau tiap hari lo berjuang sementara wanita yang lo perjuangin enggak pernah liat setitik aja perjuangan lo, coba! Saat dia koma! Lo yang selalu ada disamping dia, tapi apa balasan nya? Setelah dia sembuh, para sahabatnya itu selalu bentak lo seenaknya! Yang padahal bicara lembut juga bisakan? " ucapan Putra sempat membuatku membisu memikirkan kenyataan semua itu.
  " gua cuma gak mau, sahabat gua selalu ditindas " ucapan Putra membuat Air mataku tidak bisa aku bendung,
  " tapi gua udah minta izin sama Abinya Yasmin, sebulan setelah perpisahan aku bakalan nikahi Yasmin " jawabku.
  " abinya Yasmin ngizinin kamu, tapi belum tentu Syid, yang paling utama itu Yasmin akan dijodohkan dengan Ikbal " ucap Faishal
  " tidak, abinya Yasmin udah tahu semuanya, Ikbal kan mau tunangan sama Maysaroh " jawabku
  " bisa saja ucapan itu hanya didepan Yasmin, agar Yasmin tidak sedih " kata kata Putra membuatku terdiam membisu.
  " tidak, aku yakin abinya Yasmin tidak sejahat itu "
  " bukan jahat, Pak Ustadz baik, tetapi Pak Ustadz ingin putrinya menikah dengan anak ustadz kembali " ucap Putra yang membuatku kembali membisu.
  " tidak, pokoknya aku akan tetap mengejar Yasmin, apapun resiko nya"
  " dapetin Yasmin itu susah Syid, yang ada lo bakalan banyak ngebatin, udahlah cari yang pasti aja "
  " Menambang intan berlian itu tidak semudah memetik buah, butuh kerja keras, fokus dan sabar, kalo mau petik buah tinggal petik, kalo mau nambang intan berlian, harus mengerahkan segala tenaga, begitupun wanita" ucapku yang membuat Putra dan Faishal terdiam.
  " wanita yang mahal itu layaknya intan berlian, butuh beribu ribu perjuangan untuk memilikinya, sedangkan wanita gampangan dengan kata kata gombal saja sudah bisa dipetik, jadi? Kalian mau pilih kriteria calon ibu dari anak anak kalian yang mana? Yang terjamin segelnya? Atau malah yang tidak terjamin segel nya? " tanyaku yang membuat Putra dan Faishal tetap terdiam.
  " tapi, gimana kalo misalnya wanita yang lo perjuangin abis abisan itu malah nikah sama orang lain? " tanya Putra kembali, pertanyaan itu sempat membuatku terdiam, kaget, bahkan hatiku mulai tergoyah dengan godaan godaan Putra dan Faishal.
  " aku tetap berdoa demi kebahagiaan Yasmin , karena kebahagiaan ku salah satunya melihat dia bahagia, dan aku yakin allah telah menjaga ku untuk seseorang yang luar biasa untuku " ucapku , kedua sohibro ku itu terdiam memandangku  dan bertepuk tangan untuku, apa ini?
  " sejuta godaan mampu buat kamu bangkit sendiri, terbuktikan? Cara ini ampuh membuat Rasyid pemarah jadi Rasyid bijaksana " ucap Faishal menepuk nepuk pundaku
  " ooh jadi kalian sengaja manas manasin aku supaya aku bisa bahagiain diri sendiri gitu ?" tanyaku
  " hahaha, iya, karena gua tahu Syid, lo itu susah kalo udah Bad mood, gak ada yang bisa nenangin lo kecuali, ibu lo, Yasmin dan diri lo sendiri " Putra menatapku sambil tertawa geli.
  " bahkan kamu sering lupa kalo kita suka berjuang bikin kamu ketawa balik " Faishal terbelalak
  " Haha maafin aku yaa, iya tahu kalian emang the best dah kalo soal bikin aku tertawa " ucapku merangkul mereka berdua
  " ah udah jangan lebay " Putra menjitak kepala ku
  " dasar gak bisa dikasih sayang sih jadi orang " ucapku kembali menjitak kepala Putra, yaa begitulah kalo sama the Best Patner, gak bisa serius, cuma mau nya ketawa bareng aja setelah beberapa konflik persahabatan terjadi.

Kira Kira bagaimana kelanjutan perjuangan Rasyid sama Yasmin yaa? Nantikan Part selanjutnya yang lebih menantang lagii,
  Next Part 60 bintang
 

Dia Mengkhitbahku dengan Alfiyah [ COMPLETED ] RevisiOnde histórias criam vida. Descubra agora