01 - 1 : SARAPAN DAGING

929 54 6
                                    

"Eomma, aku mau daging!" Itulah kalimat yang pasti Seul katakan setiap saatnya makan, baik itu pagi, siang, malam, atau tengah malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eomma, aku mau daging!"
Itulah kalimat yang pasti Seul katakan setiap saatnya makan, baik itu pagi, siang, malam, atau tengah malam. Benar, Seul SANGAT suka daging. Daging yang paling disukainya adalah daging sapi Korea. Saking sukanya, dia bisa makan daging tiga kali sehari dalam porsi besar pada setiap makannya tanpa merasa mual. Itu adalah salah satu 'bakat' yang dia dapatkan dari ibunya, Mi Ho.

"Oke, ini dia!" seru Mi Ho, ibunya Seul. Lalu sepiring penuh potongan daging sapi yang sudah matang dipanggang mendarat di atas meja dan Seul sudah siap memangsanya. Hmm, aromanya saja sudah bisa membuat Seul merasakan betapa nikmatnya daging sapi itu. Meski daging adalah menu makanannya setiap hari, jantung Seul tetap selalu berdebar-debar karenanya.

"Ayo makan!" Mi Ho bertepuk tangan riang di depan makanan, itu adalah kebiasannya. Seperti putrinya, Mi Ho juga suka makan daging. Dia dan Seul akan sangat menderita kalau kepala keluarga ini tidak kaya. Ya, kepala keluarga mereka adalah seorang yang kaya berkat profesinya sebagai aktor laga dan kepemilikan saham di berbagai gedung yang merupakan warisan dari kepala keluarga sebelumnya, yaitu kakek buyutnya Seul. Mereka amat bersyukur untuk satu hal itu.

"Seul-ah, panggil ayahmu," kata Mi Ho.

"Appa, ayo makan!!" Seul berteriak sambil mendongak ke arah tangga yang berada di sudut ruangan.

Dae Woong-ayah Seul, muncul di ujung tangga. Dia memakai kemeja hijau-karena kalau memakai kemeja cokelat, merah muda, atau kuning mungkin dia akan dimangsa oleh istrinya (Cokelat itu warna sapi, merah muda itu babi, kuning itu ayam, sedangkan hijau adalah warna sayuran yang tidak disukai Mi Ho.)-dan berdasi. Rambutnya yang agak keriting menempel dengan kuat dan padat di kepalanya, membuatnya nampak berkarisma sekaligus menggemaskan. Dia selalu bangga terhadap dirinya sendiri.

"Woong-ah, cepat sini!" Mi Ho melambai ceria.

Dae Woong menghampiri meja makan dan hampir limbung saat melihat menu makan kali ini. "Eh? Daging lagi?" keluhnya, dengan frustrasi. Dia selalu begitu setiap melihat ada tumpukan daging di meja makan.

Dae Woong meniup poni miringnya dan menolak pinggang. Dia berceramah, "Ya, aku mengerti. Aku SANGAT mengerti tentang kalian yang suka daging, tapi haruskah kita makan daging setiap saat? Mi Ho-ya, bukannya kau sudah suka sayur? Kenapa sekarang daging lagi?" Semakin bertambah jumlah kalimat, semakin muram dan berkeriputlah mukanya. Tapi itu tidak akan mempengaruhi keteguhan hati Mi Ho dalam mempertahankan menu makanan kesukaannya ini. Bagaimanapun, Mi Ho selalu menang dari Dae Woong.

Mi Ho adalah seorang wanita cantik, tapi menyeramkan. Dia juga awet muda. Banyak orang mengira Mi Ho itu adalah kakaknya Seul, bukan ibunya. Dia terlalu muda untuk seorang wanita yang memiliki seorang anak perempuan berusia 16 tahun. Bagi Seul, itu adalah bagian paling menyebalkan dari hidupnya.

Mi Ho membalas ceramah Dae Woong, "Woong-ah, meski begitu aku tetap suka daging. Dan sebenarnya aku tidak pernah suka sayur. Itu karena kau membohongiku tentang kegemukan dan penuaan. Cih!" Mi Ho menyipit dan manyun memprotes hal yang pernah Dae Woong katakan padanya belasan tahun yang lalu.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Where stories live. Discover now