15 - 2 : TERANIAYA

90 8 0
                                    

“Seul-ah, kau belum makan sedikit pun. Ada apa denganmu?” Pertanyaan Na Wi sempat menggoyahkan kemarahan Seul, tapi ... “Ibumu pintar memasak. Aku sangat suka—”

“Jangan datang lagi ke rumah!!” Seul ngambek, dan meninggalkan Na Wi di belakang.

“Eh? Kenapa?” Na Wi segera menyamakan posisi lagi.

Seul tak mau dekat-dekat dengan Na Wi, dia terus mempercepat langkah. “Pokoknya jangan datang lagi ke rumah atau bertemu dengan ibuku di mana pun. Bertanya tentang masakannya juga tidak boleh. Pokoknya tidak boleh!!”

“Kenapa? Aku sangat menyukainya ...”

Sementara Na Wi menyebut berbagai alasan dibalik rasa sukanya terhadap Ibu Seul, hati dan pikiran Seul telah dipenuhi oleh api. Dia iri pada kecantikan ibunya yang tak luput oleh zaman, itu artinya seumur hidupnya yang abadi nanti akan selalu dibanding-bandingkan dengan ibunya yang cantik itu. SEUL TIDAK TERIMA.

“ ... seperti ibuku.” Itulah dua kata terakhir dari penjelasan Na Wi.

Seul tertegun. Dia mendengar dengan jelas dua kata terakhir itu. Lalu Seul mendengarkan lagi, dengan sangat tenang, saat Na Wi berkata, “Dia menyambutku datang, tersenyum hangat, dan memberiku daging. Dia benar-benar seperti ibuku. Karena itulah aku memanggilnya begitu. Eomeoni. Karena aku menghormatinya sebagai seorang ibu.”

Seul tak berkomentar.

Na Wi memimpin perjalanan. “Seul-ah, kau beruntung tidak terlahir sebagai rubah. Kalau iya, kau harus meninggalkan orang tuamu setelah berusia enam bulan. Hm, hidup manusia itu benar-benar menyenangkan.” Na Wi menengadah ke arah langit yang cerah. Lalu katanya, “Aku sangat berterima kasih kau memberikan hidupmu untukku. Meski kematianku berjalan lambat, kau bisa menahannya, kan? Seumur hidup, aku akan ‘mengabdi’ untukmu.”

Sebuah sepeda tiba-tiba terparkir di depan mereka. Itu adalah Gye Ran. Dan kemunculannya ini mengacaukan suasana ‘tenang’ Na Wi dan Seul. Dia berceletuk, “Pagi-pagi begini kalian sedang apa? ‘Seumur hidup’ ... ‘mengabdi’? Mengabdi apa?” Gye Ran curiga.

Seul dan Na Wi butuh ide, melirik-lirikan mata mereka ke berbagai arah.

“Rahasia,” kata Seul, kemudian, “Sunbae, kita akan terlambat!” kata Seul pada Na Wi yang mengangguk sebelum kalimat itu selesai diucapkan. Mereka berdua melarikan diri dari keingintahuan Gye Ran.

“Hey, Seul-ah!!” Gye Ran hampir saja terjatuh bersama sepedanya ketika Seul dan Na Wi memulai larinya yang secepat kilat. Melihat dua makhluk aneh itu berlari cepat seenaknya begitu, Gye Ran merasa SANGAT TERANIAYA.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Where stories live. Discover now