01 - 3 : HARI PERTAMA

332 26 1
                                    

“Annyeong!” Gadis manis berkacamata yang sepintas mirip dengan bibi Seul, kakak perempuan tak se-ayahnya Gye Ran, tiba-tiba muncul di depan Seul. “Kau keren! Hari pertama sekolah sudah terlambat,” katanya.

“Eh? Aku tidak terlambat.” Seul menyangkal.

“Tapi hanya beberapa detik lagi guru akan datang.” Dia melihat jam tangan pink-nya yang lucu. Biasanya Seul tidak cocok dengan orang seperti ini, tapi justru orang seperti inilah yang menjadi temannya. Dan ucapan gadis manis ini benar, seorang guru masuk ke dalam kelas.

Gadis manis dan semua anak lainnya yang sedang tidak duduk segera duduk di kursi terdekat mereka.

“Selamat pagi, anak-anak. Selamat datang di SMA!” Pak Guru memberi sambutan dan bla-bla-bla.

“Hey, kita berteman ya? Namaku In Sa, Han In Sa.” Dari bangkunya yang berada tepat di belakang Seul, dia berbisik dan menyodorkan jabatan tangannya di samping kanan Seul.

Seul menggeliat ke arah belakang, dan tersenyum. Dia membalas jabatan tangan itu dan berkata, “Aku Seul. Cha Gu Seul.”

Begitulah mereka bertemu, berkenalan, dan berteman semasa SMA ini.

Dan di kelas yang lain, sebuah perkenalan diri yang menghebohkan sedang terjadi.

Seorang murid laki-laki bertubuh mantap berdiri di muka kelas. “Halo, perkenalkan, nama saya Park Na Wi. Saya pindah ke Seoul beberapa hari yang lalu. Mohon bantuannya, teman-teman.” Dia membungkuk dengan sopan di depan teman-teman barunya, kemudian tepukan tangan riuh menyambutnya. Seperti Seul, ini adalah hari pertamanya di sekolah baru, tapi dia adalah murid kelas tiga bukan kelas satu seperti Seul.

Para gadis membicarakan ketampanannya. Dia nampak dingin dari luar, dan itulah yang membuatnya jadi bahan pembicaraan. Kulitnya putih, bibirnya merah, rambutnya lurus, dan dia tinggi. Gadis mana yang tidak akan terpikat olehnya? Di dalam dan di luar kelas, dia menjadi topik pembicaraan yang hangat. Setiap melintas, dirinya tak luput dari bisik-bisik dan geram histeris para gadis.

Lalu dia melihat ketidakadilan: tiga orang anak mengerumui seorang anak di balik tangga. Mereka nampak memaksakan sesuatu pada anak yang kurus itu. Anak yang kurus itu adalah Gye Ran, pamannya Seul, dan tiga anak yang mengerumuninya itu adalah anak-anak nakal yang sukanya membuat keributan. Na Wi tak tahan melihat itu, lalu, “Hey, hentikan!” serunya.

Gye Ran sangat terkejut dengan kemunculan murid baru ini. Dia pikir yang berseru itu pastilah Seul, keponakannya, tapi ternyata bukan.

Na Wi menghampiri mereka.

“Wow, anak baru mau cari perhatian ya di hari pertama?” kata yang berambut landak.

“Kayaknya dia gak bisa apa-apa deh,” yang kurus berpendapat.

“Kita habisi sajalah!” usul yang kelihatannya anak orang kaya.

“Sabar, kita ajak ngobrol saja dulu.” Lalu si rambut landak maju mendekat. Dia berlagak, padahal hanya melihat tanda nama anak baru itu. “Park Na Wi. Kau dari kampung ya? Hahaha!!” Dia memimpin teman-teman sesama nakalnya untuk menertawakan Na Wi.

Tangannya yang melambai sombong ditangkap keras oleh Na Wi. Genggaman Na Wi benar-benar keras sampai anak itu merintih dan memohon minta dilepaskan. Na Wi melepaskan genggaman itu dengan menambahkan sedikit dorongan pada tangan si landak yang kemudian terbanting membentur dinding karenanya.

Seul, yang mendengar pamannya dalam bahaya dan hendak datang menyelamatkan, menyaksikan aksi heroik Park Na Wi itu. Anak yang mengganggu Gye Ran itu kesakitan dan bergulungan dengan kedua temannya. Pergelangan tangannya berbekas merah bentuk jari-jari, pucat dan membiru di sekitarnya. Pasti sakit sekali, pikir Seul. Lalu penglihatan tajam Seul menemukan hal luar biasa lainnya: dinding yang retak. Untuk pertama kalinya, Seul kagum pada kekuatan selain kekuatan yang dimiliki dirinya dan ibunya.

MY BOYFRIEND IS A GUMIHO Where stories live. Discover now