8

6.8K 914 31
                                    

"berjodoh? Jodoh apanya,"

Indra memperhatikan Kinan yang berjalan bolak-balik didepannya sambil sesekali mencuri keripik singkong milik Dena.

Dua orang itu sedang duduk lesehan di kamar Kinan dan mendengarkan berbagai macam kisah dengan sukarela. Maklum, jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

"ya sabar dong, lo sendiri kan yang bilang dia itu dokter, polisi juga. Wajar kalo sibuknya kebangetan," timpal Dena.

Kinan menghempaskan diri diatas ranjangnya dengan wajah cemberut.

"lo demen ya sama tuh polisi?" tebak Indra, tepat sasaran.

Cewek itu langsung mengerjapkan matanya salah tingkah, "cuma ketemu berapa hari doang, gak mungkin lah gue demen." jawabnya.

"oh gitu," Indra menganggukkan kepalanya, "jelas kok keliatan, mulut sama hati gak sinkron."

Kinan langsung bungkam.

Persahabatan mereka memang sudah terbentuk sejak pertama kuliah, maka dari itu Indra merupakan salah satu cowok yang paling mengerti bagaimana Kinan. Meskipun ada Juna, tapi ada suatu hal yang bisa disampaikan pada semuanya, ada pula yang hanya bisa disampaikan pada salah satu dari mereka.

Disela jeda yang terisi dengan keheningan itu, ponsel Indra menjeritkan ringtone. Dengan segera cowok itu menekan tombol hijau dan meletakkannya ditelinga kiri.

"kenapa dek?"

"ya udah tunggu aja, kakak kesana."

Usai sambungan itu berakhir, Indra mengambil gelas jus jeruk milik Dena dan langsung meminumnya.

"ada-ada aja emang, udah gue bilang jangan bawa mobil, masih aja keluyuran." Indra menggerutu sendiri.

"kenapa sih lo?" heran Dena.

"tuh adek gue, mobilnya diderek gara-gara parkir sembarangan. Bego emang,"

"adek lo cewek kan?" ganti Kinan bertanya.

"iya, biasa lah baru puber." jawabnya sembari mengenakan jaket parasut. Tak lupa ia menyambar kunci motor yang tergeletak diatas meja, "gini ya selir-selir gue yang cantik, mohon maaf banget baginda gak bisa quality time lama-lama hari ini."

Kinan terkekeh pelan, sementara Dena hanya bergidik ngeri.

"istri pertama, cium tangan papah." Indra mencolek lengan Dena lalu menyodorkan tangan kanannya tepat didepan wajah cewek itu, langsung dibalas Dena dengan cubitan kecil diperutnya.

"gila nih orang," desis Dena.

Indra mengaduh sambil mengusap perutnya, ia bangkit dan menghampiri Kinan. "durhaka sama suami, kalo yang ini pasti mau. Yuk?"

Lagi, Indra mengasongkan tangan kearah Kinan. Tapi malah dibalas dengan jitakan dikepala.

"udah sana lo pergi, bunyi mulu daritadi." canda Kinan.

"eh, jurnalis man? Wajar dong kalo mulut gak bisa berhenti."

"ah bawel banget," gantian Dena yang gemas sambil melemparinya dengan kacang kulit.

Indra tertawa puas melihat dua sahabatnya bertingkah seolah terganggu. Mereka jarang bertemu, jadi sangat merindukan momen seperti masa kuliah dulu.

Tanpa banyak basa-basi lagi Indra pamit, takut adiknya keburu diculik dishub, katanya.

Kini hanya tersisa dua orang. Dena langsung melompat keatas kasur dan merebahkan diri dengan santainya disana.

"makin ganteng aja si Indra, heran gue." gumamnya.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunWhere stories live. Discover now