29

6.2K 824 49
                                    

Malam itu jantungnya berdetak sangat kencang. Pemiliknya sudah meyakini itu diluar batas. Ketika Jeff tanpa ragu mencium bibirnya, dengan cara yang sangat gentle. Kala mata itu terpejam, menandakan betapa keduanya saling menginginkan.

Tubuh rampingnya yang berhimpitan dengan badan mobil semakin merapat karena adanya dorongan dari Jeff. Ciuman itu yang pertama bagi mereka, namun sudah seberani ini. Semakin dalam ketika Jeff mengusap pipi Kinan dengan ibu jarinya. Sementara empat jari lainnya mendorong tengkuk gadis itu agar semakin merapat.

Jeff baru berhenti ketika mereka mulai kehabisan udara. Ia hampir gila. Diluar kontrol. Ditambah lagi tak ada penolakan sedikit pun dari Kinan, membuatnya jadi semakin yakin untuk melakukan hal tersebut.

Jerit ringtone tanda panggilan masuk memecahkan keheningan yang terjadi saat itu. Kinan segera merogoh benda kotak miliknya itu dari dalam tas dan mendapati sang bunda meneleponnya.

Ibu jarinya menggeser panah hijau. Kemudian diletakkannya benda tersebut pada telinga.

"ya bun?"

"Kinan masih di jalan, ini lagi kena macet."

Ia melirik Jeff. Cowok itu mengulum senyum karena mendengar ucapan penuh kebohongan tersebut.

Tangan kanan Jeff terangkat. Mengusap bibir Kinan yang sedikit basah dengan ibu jarinya. Juga lipstik cewek itu yang berantakan karena perbuatannya.

Sambil mendengarkan ucapan bunda diseberang telepon, Kinan terdiam. Kalau tidak bersandar pada badan mobil, ia tidak tau akan seperti apa jadinya. Mungkin sudah meleleh di lantai basement ini.

"oh, oke deh. Love you bun!"

Kalimat tersebut menjadi penutup sambungan. Kinan menatap Jeff yang juga tengah menatapnya sejak tadi.

"aku pamit," ucapnya.

Jeff mengiyakan dengan anggukan kepala serta kedipan mata, "hati-hati dijalan." balasnya.

Setelah itu Kinan hanya mengangguk singkat. Dengan cepat berbalik dan membuka pintu mobil. Tangannya yang masih gemetar berusaha memasukkan kunci pada tempatnya. Sembari melirik sekilas keluar jendela, Jeff sudah mundur beberapa langkah lebih jauh.

Tanpa berani membuka jendela lagi, Kinan segera melajukan roda empatnya. Meninggalkan Jeff yang berdiri diam dengan senyum menawannya seperti biasa.

Sementara Kinan yang hampir melebur tak langsung menancap gas untuk segera pergi. Ia menepikan mobil di loby dekat pintu masuk.

Dengan susah payah mengambil nafas panjang dan membuangnya lewat mulut. Kinan terdiam dengan punggung disandarkan pada kursi kemudi. Jemarinya bergerak untuk menyentuh bibir.

Jujur, ciuman itu memabukkan baginya. Bahkan hangatnya bibir Jeff masih bisa ia rasakan sampai sekarang. Tangan Jeff yang tadi menyentuh wajahnya pun masih terasa membekas. Aroma mint-nya. Kelembutannya. Kehangatannya. Semua itu mengontrol pikirannya yang hampir gila.















"ck,"

Kinan berdecak kesal sembari menyingkap selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Insomnia saja belum sembuh total ditambah lagi adanya bayangan tentang Jeff hari ini. Lebih tepatnya malam ini.

Ia bersumpah akan merayakan dengan heboh apabila matanya berhasil terpejam. Sayangnya kemungkinan kecil. Apalagi tidak ada obat-obatan yang bisa dikonsumsi lagi. Ia tidak akan mengulang proses menuju kematian seperti beberapa hari lalu.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang