40

6.5K 804 12
                                    

Dua sejoli yang saling bertukar perasaan cinta itu bersamaan memandang langit. Berwarna biru cerah dengan semburat jingga tertutup awan. Tempat itu menjadi favorit mereka belakangan ini.

"aku pergi cuma sebulan kok, abis itu balik kesini terus kita nikah." Jeff bergumam.

Kinan yang duduk disebelahnya menoleh. Senyum tipisnya menggambarkan betapa ia mempercayai semua ucapan Jeff. Ia mengangguk samar.

"buktikan ya?"

Jeff balas memandang Kinan. Sudut bibirnya tertarik karena senyum, bahkan lesung dipipinya ikut tercetak. Cowok itu menarik kepala Kinan dalam dekapannya sekilas, kemudian mengacak rambut gadisnya itu dengan gemas.

"siap, bu!" tegasnya disusul tawa.

Kinan yang melihatnya jadi ikut tertawa. Rasanya bahagia sekali bisa bersama orang yang diinginkan. Yang terpenting adalah orang itu telah berhasil membawanya keluar dari banyak masalah. Bukan hanya masalah secara psikis saja, tapi masalah batin sekali pun.

Kinan menyandarkan kepalanya pada bahu Jeff. Kembali terdiam menikmati keheningan alam yang ada. Sempurna, bahkan tanpa perlu melakukan hal apapun. Bersamanya sudah seindah ini.

Memori-memori lama berputar dalam kepala. Kinan tersenyum saat mengingat pertemuan pertama mereka yang terbilang unik. Bertempatkan di sebuah kedai kopi. Waktu itu Jeff masih menjadi seorang intel polisi dan Kinan masih sering ditugaskan di lapangan.

Tatapan matanya yang seringkali mengingatkan dirinya pada masa lalu, kini sudah tidak lagi. Jeff dan Attala adalah orang yang berbeda. Yang terpenting adalah takdir membawa pada jalan yang lebih baik atau mungkin lebih buruk.

Menikah. Jika dilihat dari usia, keduanya sama-sama sudah dewasa. Sudah mapan dalam profesi yang dijalani masing-masing. Maka tak ada alasan lagi untuk menunda.

Semakin lama keduanya berada di atap apartemen, pun semakin merasa terbawa suasana. Jeff mengajak Kinan untuk turun. Ada sesuatu yang ingin ditunjukkannya disana.

Jeff mempersilahkan Kinan untuk masuk terlebih dulu setelah pintu dibuka, tapi dengan gemasnya cewek itu menggeleng. Membuat Jeff mengulum senyum melihatnya dan kemudian melangkah duluan. Sementara ia mengekor dibelakangnya.

"tunggu ya," ujar Jeff.

Kinan mengangguk sekilas meski pada dasarnya tidak tau juga cowok itu memintanya menunggu untuk apa.

Setelah Jeff melangkah ke dapur, Kinan berkeliling. Tumpukan buku diatas meja kerja Jeff menjadi daya tariknya saat ini. Masih lengkap berbalut sampul plastik, seperti paket yang baru sampai dari ekspedisi.

Pada tumpukan paling atas terdapat amplop berwarna cokelat. Pikir Kinan itu amplop berisi uang, makanya ia tak berani menyentuh sama sekali.

"Kinan, kamu mau mangga atau melon?"

Dengan tersentak yang dipanggil memutar tubuh. Jeff sedang melihat kearahnya, tapi hanya kepalanya saja yang menyembul dari balik tembok.

Jemari Kinan yang sudah melayang untuk melihat judul buku tersebut harus kembali ia turunkan.

Jeff melangkah kearahnya. Melihat benda apa yang sudah menyita fokus cewek itu.

"kamu liat ini?" tanyanya.

"iya, tapi aku belum sentuh kok. Tenang aja," ia tersenyum kalem.

"sentuh juga gak apa-apa. Itu buat kamu,"

Pupil mata cewek itu melebar. Ia menatap Jeff dengan penuh tanda tanya. Sementara yang dimintai jawaban hanya menunjuk tumpukan buku tersebut dengan sorot matanya. Mempersilahkan Kinan untuk membuka benda yang dimaksud.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunKde žijí příběhy. Začni objevovat