28

6.3K 845 51
                                    

Hari ini bertepatan dengan acara tukar cincin antara Dena dan kekasihnya, Boby. Tentu saja tak ada yang ingin melewatkan momen tersebut. Apalagi Dena adalah sahabat terdekat Kinan.

Sudah lebih dari tiga puluh menit Kinan berdiri di depan pagar rumahnya. Kalau bisa memanjang mungkin lehernya sudah seperti jerapah karena sejak tadi bolak-balik melihat jalanan sekitar. Tak ada tanda-tanda kehadiran Jeff.

Sebelumnya memang Kinan sudah meminta cowok itu untuk menemaninya hari ini. Tapi sejak tadi belum juga sampai.

"apa dia lupa ya?" monolognya.

Kinan melihat jam tangan sekali lagi, berharap sosok yang dinantikannya segera datang. Karena acara pertunangan Dena dikabarkan akan dimulai sepuluh menit lagi.

Sebuah bayangan menutupi sisi depan tubuh Kinan. Menghalangi cahaya matahari untuk menyambut langsung permukaan wajahnya. Ia mengangkat kepalanya yang tertunduk.

Mulut yang sudah terbuka ia tahan saat melihat penampilan Jeff yang bukan main berantakan. Cowok itu mengenakan jaket levis dengan aksen motif jahit dan juga celana yang serupa. Rambutnya tidak ditata rapi seperti biasa.

Sumpah, ganteng. Tapi kayak cowok abis mabok.

"kamu mau kemana?" tanya Jeff bingung melihat setelan formal Kinan.

Kinan hampir menepuk keningnya sendiri, "dokter dari mana sih? Naik apa?" ia malah balik bertanya.

"bareng temen," jawabnya polos. "kamu mau kemana? Katanya minta ditemenin?"

"iya, aku minta temenin ke acara lamaran temenku."

Jeff membulatkan mata, "astaga!" desisnya. "kamu kok gak bilang kalo minta temeninnya ke acara lamaran sih?"

Kinan tertegun sesaat. Benar juga, ia baru mengingat kalau kemarin hanya mengatakan untuk Jeff menemaninya. Tidak ada keterangan lebih lanjut untuk menemaninya kemana.

Bodohnya pula Jeff tidak bertanya lagi. Ia berpikir orangtua Kinan sedang pergi maka dari itu dirinya diminta untuk datang.

"ya udah yuk,"

Kinan menarik pergelangan tangan cowok itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"tunggu, tunggu." Jeff menahan gerakan Kinan, "ini ada orangtua kamu gak? Main geret aja," tanyanya.

"ada, udah gak apa-apa. Ayo,"

Mau tidak mau Jeff menuruti. Dan tanpa disangka Kinan membawanya ke sebuah kamar dengan nuansa pastel. Tidak perlu ditanya ini kamar siapa.

"tunggu ya,"

Dengan gerakan secepat kilat Jeff menahan tangan Kinan yang baru akan melangkah keluar. Matanya sudah melebar kebingungan.

"mau kemana? Nanti kalo aku ketauan ada di kamar kamu gimana, Kinan?" tanyanya panik.

"enggak. Udah tunggu sebentar,"

Karena Kinan melepas genggaman tangan Jeff, membuat cowok itu terpaksa menuruti lagi. Ia ditinggal di dalam kamar serba pastel ini sendirian.

Untuk sekarang Jeff benar-benar merutuki kebodohannya sendiri. Ia menyesal tak bertanya kemarin. Mengenai pakaiannya hari ini yang persis seperti preman terminal, itu semua karena semalam ia habis ditugaskan menjadi intel kembali. Sama siapa lagi kalau bukan Tirta.

Jeff terpaksa menyamar sedemikian rupa untuk menghindari kecurigaan dari target.

Setelah lima belas menit Kinan kembali, tak lupa menutup rapat pintu kamarnya. Ia membawa setelan batik milik sang ayah lalu memberikannya pada Jeff.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunWhere stories live. Discover now