34

6.4K 813 29
                                    

Jeff terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit, tak lupa juga mengirimkan laporan untuk di kantor polisi. Nafasnya terengah-engah karena sejak tadi berseliweran dari instalansi forensik, ruang kepala devisi maupun ruangannya sendiri.

Jas putih dokternya disampirkan pada sandaran kursi. Berubah menjadi jas formal berwarna senada dengan celana yang dipakainya, biru dongker.
Sambil menyambar kunci mobil diatas meja, Jeff melirik jam tangan. Sudah hampir pukul tujuh malam dan acara hampir dimulai. Jangan sampai kejadian seperti tempo hari. Sudah terlambat, salah kostum pula.

Dengan cepat dilangkahkannya kaki panjang itu menuju parkiran. Sesekali ia melempar senyum ramah pada tim kesehatan lainnya yang kebetulan berpapasan dijalan.

"Jeff, mau ke mana?"

Suara nyaring Kuncoro yang sedang berdiri santai pada meja resepsionis mengalihkan pandangan Jeff sesaat. Ia langsung memutar haluan kearah Kuncoro.

"kebetulan banget nih," gumamnya. "dok, tadi saya udah bilang sama profesor mau keluar sebentar. Ada keperluan penting. Terus laporan juga udah saya taro diatas meja, nanti kalo bang John kesini, tolong bilangin ya."

Mendengar ocehan itu, Kuncoro hanya mengangguk kalem sesekali mengerutkan kening melihat betapa juniornya itu terdesak waktu. Seperti dikejar setan.

"beres!" balas Kuncoro.

Senyum Jeff mengembang, "thanks dok!" ucapnya sambil menepuk lengan Kuncoro sekilas, kemudian ia juga tersenyum pada staff yang tadi sedang bercengkrama dengan Kuncoro.

Kaki itu kembali melanjutkan langkahnya, kali ini setengah berlari. Begitu sampai di parkiran, Jeff langsung masuk ke dalam range rovernya. Tak perlu menunggu sampai tujuh detik roda empat itu sudah melesat cepat.

Dalam kurun waktu kurang dari tiga puluh menit ia tiba di rumah Kinan. Cewek itu sudah menunggu didepan pagar. Nampak seperti orang yang sudah bosan.

Matanya berseri begitu melihat mobil Jeff berhenti didepannya. Jeff yang sudah menurunkan kaca mobil langsung memintanya naik.

Rumah Kinan sudah kosong. Ayah dan bunda sudah lebih dulu pergi ke acara pernikahan Dena. Acaranya seperti biasa digelar di ballroom hotel, dan memang dimulai pada pukul tujuh malam.

"pegangan, aku mau ngebut." ujarnya setelah melirik jarum jam.

Kinan menautkan alis, "pegangan? Ini kan bukan dimotor,"

"aku kan cuma nawarin, barangkali kamu mau pegangan ke aku? Silahkan, gak nolak kok orangnya."

Tawa Kinan pecah, ia memukul lengan Jeff sebal. Tapi cowok itu malah nyengir penuh kemenangan.

🔫🔫🔫

"Indra!"

Dari kejauhan Kinan melambaikan tangan seperti gadis kecil yang baru saja diberikan permen satu kantung. Indra yang juga datang bersama pasangannya langsung mendekat ke tempat Kinan berdiri.

"apa kabar, dok?" sapaan pertama kali ditujukan pada Jeff. Sementara Kinan langsung merengut sedetik, kemudian tersenyum kembali pada Vero, ceweknya Indra.

Jeff membalas tangan Indra, "baik. Mas Indra gimana?"

Indra langsung tertawa, "aduh, jangan panggil mas dong. Saya ini masih adek-adek," ucapnya bercanda.

"kalo gitu jangan panggil saya dok, saya juga bukan kodok." timpal Jeff juga bercanda.

Mereka berempat tertawa. Yang paling terbahak adalah Kinan. Ia tak kuasa mendengar ungkapan nyeleneh laki-laki itu. Dengan cepat diuraikannya tawa itu, sebelum tamu-tamu lain menatap mereka dengan aneh.

✔ [0.2] AN INTELLIGENCE - KINAN Chap. 2// Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang